Berita Surabaya

Pria di Surabaya Panjat Reklame Sambil Gendong Boneka, Berakhir dengan Air Mata Haru di Mapolsek

Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Video aksi polisi menyelamatkan seorang pria yang diduga hendak mengakhiri hidup dari atas papan reklame jalan raya di Surabaya, viral di media sosial, Sabtu (16/4/2022).

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Video aksi polisi menyelamatkan seorang pria yang diduga hendak mengakhiri hidup dari atas papan reklame jalan raya di Surabaya, viral di media sosial, Sabtu (16/4/2022). 

Dalam video berdurasi tidak lebih dari 30 detik itu, merekam momen dua orang petugas tampak berupaya memanjat kerangka konstruksi papan reklame yang terpasang di bahu bentang jembatan sebuah ruas tol. 

Bukannya tanpa tujuan. Kedua orang petugas itu, sedang berusaha mendekati seorang pria yang tampak duduk, di atas permukaan bagian atas papan reklame, dengan posisi membelakangi keberadaan dua petugas tersebut. 

Pria yang duduk itu, tampak mengenakan topi, kemudian kaus oblong lengan pendek warna putih, dan celana pendek jenis jeans dengan panjang setengah betis. 

Semula tidak ada yang aneh dari cara berpenampilan pria itu.

Namun saat diperhatikan lebih detail pada barang bawaan yang didekap menggunakan kedua tangannya, ternyata pria tersebut sedang menggendong boneka kecil, menggunakan kain jarit batik panjang yang berwarna perpaduan antara kuning dan merah. 

Anehnya, ia memperlakukan boneka tak bergerak itu layaknya menggendong seorang bayi, seraya mengayun-ayunkannya. 

Di penghujung video pendek tersebut, kedua orang petugas kepolisian berhasil mendekati pria itu, lalu menariknya turun dari atas papan reklame. 

Kapolsek Sukomanunggal Polrestabes Surabaya, Kompol Esti Setija Oetami membenarkan, dua orang polisi yang terekam dalam video tersebut, merupakan anggotanya. 

Mereka sedang melakukan penyelamatan terhadap seorang pria yang hendak berniat mengakhiri hidup, dengan duduk di area berbahaya, yakni di atas permukaan papan reklame.

Papan reklame tersebut berada di salah satu bentang bahu jalan tol, yang berada di kawasan Jalan HR Muhammad, Sukomanunggal, Surabaya. 

Proses evakuasi terhadap pria tersebut berlangsung dramatis. Kompol Esti Setija Oetami mengatakan, pihaknya langsung bergerak cepat membagi tugas, setibanya di lokasi. 

Dia dengan beberapa orang anggota jajarannya berada di bawah bentang jembatan tol tersebut, bertugas membujuk pria tersebut agar tidak nekat melompat, melalui speaker megaphone. 

Sedangkan, anggota jajarannya yang lain berusaha mengendap-endap menaiki kerangka papan reklame untuk menarik tubuh pria tersebut. 

"Evakuasi jam 12-an. Kami mendapati laporan dari Command Center, Polrestabes Surabaya mendapati informasi dari warga penggunaan jalan, difoto terus dikirim," kata Kompol Esti Setija Oetami saat dihubungi TribunJatim.com, Sabtu (16/4/2022). 

Pria yang berniat mengakhiri hidup itu, berinisial S (31) warga Pasuruan, yang diketahui tinggal indekos di Jalan Tubanan Lama, Tubanan, Tandes, Surabaya. 

Setelah ditenangkan, S dimintai keterangan dengan dibawa ke Mapolsek Sukomanunggal. 

Kompol Esti Setija Oetami mengungkapkan, ternyata S mengaku mengalami syok akut, tatkala ditinggal sang istri pergi dari rumah dengan membawa kedua anak-anaknya yang masih berusia balita, pada Sabtu (16/4/2022) pagi. 

S merasa sangat bersalah karena menganggap, keputusan sang istri pergi dari rumah tanpa berpamitan dengannya yang saat itu bekerja, disebabkan karena percekcokan yang sempat terjadi dengannya pada Jumat (15/4/2022) malam. 

"Makanya itu dia mulai depresi, (bawa boneka) digendong ke sana kemari, itu (keterangan) dari saksi kos-kosannya. Setelah jalan ke sana kemari, ya enggak ada yang tahu. Eh ternyata dia jalan, udah naik ke atas baliho (Jalan HR Muhammad)," jelasnya. 

Untungnya, gejala halusinasi atau kondisi linglung yang dialami S, tidak berlangsung lama. 

Esti mengungkapkan, setelah pihak keluarga, terutama sang istri dan kedua anaknya dijemput petugas untuk ikut mendampingi S di Mapolsek Sukomanunggal, kondisi mental S berangsur stabil. 

Apalagi saat kembali bertemu anak perempuannya yang pertama, S langsung memeluk sang buah hati yang menggemaskan itu. 

Air mata haru, bahagia dan sendu dari semua anggota keluarga kecil itu, tumpah di mapolsek. 

"Dia setelah ketemu anaknya, dia biasa gendong anaknya, terus rangkulan dengan istrinya, ya tadi syok sesaat. Istrinya nangis lalu dirangkul, adik Istrinya nangis, dia juga nangis lalu gendong anaknya," pungkasnya. 

Sementara itu, S mengaku senang dapat kembali bertemu anaknya dan sang istri. 

Sejak awal bertemu keluarga kecilnya, S seperti tak ingin melepas gendongan anaknya yang berusia balita itu. 

Kepada awak media, S mengaku, tidak sadar dengan perbuatannya yang terbilang nekat dan membahayakan bagi dirinya dan juga banyak orang lain sebagai pengguna jalan. 

"Saya lagi gak sadar. Saat datang kerja, istri saya udah gak ada sama anak semua. Kata orang sana, pulang. Pikiran saya, apa gara gara tadi malam (cekcok), wes (sudah) pikiran langsung kosong plong cuma ingat anak doang," ujar pria yang bekerja sebagai petugas pengumpul sampah di komplek permukimannya itu. 

Berita Terkini