Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine Koloway
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya bersama warga RW 02 Greges Timur menggelar kerja bakti, Sabtu (11/6/2022).
Berlangsung di Kampung Warna-Warni dan area Mangrove RW 02 Greges Timur, Kelurahan Tambak Sarioso, Kecamatan Asemrowo, Kota Surabaya, acara ini juga diisi dengan pelatihan di kawasan wisata.
Acara ini rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni 2022 lalu.
Sekaligus, memberdayakan masyarakat sekitar untuk mengoptimalkan eco wisata disana.
Terutama, dalam menjaga kebersihan, kelestarian lingkungan dan ekosistem kawasan wisata.
"Tempat ini adalah kawasan wisata yang memiliki potensi cukup besar," kata Kepala DLH Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro.
"Sehingga, selain menjaga lingkungan, kami juga menguatkan warga sekitar untuk memproduksi karya yang dapat menambah penghasilan," kata Hebi.
Tak hanya ini saja, DLH rencananya akan menggelar kerja bakti setiap bulan.
Mulai dari pengecekan dan pemantauan, serta menghitung sampah yang dihasilkan oleh kawasan wisata tersebut.
Pihaknya juga mengajak masyarakat Surabaya bergotong-royong melakukan kerja bakti.
Seperti pada acara ini, terdapat 400 peserta yang berpartisipasi.
"Mereka tidak hanya dari DLH dan PD lainnya, tetapi juga dari komunitas, mahasiswa, pelajar, dan tentunya warga setempat," jelas dia.
Baca juga: Berkunjung ke Kampung Pelangi Greges Timur, Wisata Murah tapi Nggak Murahan
Hasilnya, kegiatan kerja bakti Hari Lingkungan Hidup Sedunia di kawasan wisata Kampung Warna-Warni dan area Mangrove RW 02 Greges Timur Kelurahan Tambak Sarioso, Kecamatan Asemrowo, Kota Surabaya, berhasil mengangkut 581,48 Kg sampah.
Rinciannya, 348,625 Kg sampah plastik, 2,5 Kg sampah kertas, dan 230,355 Kg sampah basah/organik.
"Kami juga menerjunkan dua dump truck, sebagai alat untuk mengangkut sampah tersebut," ujarnya.
Dengan didominasi oleh banyaknya sampah plastik, DLH akan terus mengajak dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kegiatan sehari-hari.
Tak hanya itu, SDM di kawasan wisata tersebut juga ditingkatkan.
Pihaknya menggandeng komunitas peduli lingkungan, yakni Komunitas Nol Sampah.
Baca juga: Kunjungi Kampung Pelangi Greges Timur, Anggota DPRD Surabaya Ini Takjub: Eksotik dan Instagramable
Mereka melakukan pelatihan dan pendampingan mengenai pengolahan buah dan daun Mangrove. Untuk buah Mangrove ini bisa diolah menjadi sirup, keripik, hingga pewarna.
Sedangkan daun Mangrove bisa diolah menjadi rempeyek dan teh.
"Harapannya bisa menambah pendapatan masyarakat setempat. Kami menginginkan kawasan wisata ini akan hidup, salah satunya adalah melalui gerakan ekonomi kerakyatan," pungkasnya.
Ikuti berita seputar Surabaya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com