Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Nuraini Faiq
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Proyek pembangunan infrastruktur berupa jembatan dan jalan Bulu Lontar, di wilayah Kecamatan Sambikerep, Surabaya mandek.
Selama berminggu-minggu pengerjaan infrastruktur di wilayah Surabaya Barat itu terhenti.
Jembatan dan jalan itu terancam tidak segera dimanfaatkan dan akan mengganggu warga karena tidak tuntas sesuai waktu.
"Saya mendapat informasi kalau pembangunan jembatan terhenti hingga Berminggu-minggu. Dan saya cek langsung memang mandek. Tidak bisa seperti ini," ungkap Wakil Wali Kota Surabaya Armuji kesal, Senin (31/10/2022).
Senin tadi, Wawali Cak Ji langsung meninjau dan mengecek kondisi di lokasi pembangunan infrastruktur tersebut.
Selain jembatan juga dibangun jalan paving. Akibatnya jembatan tidak bisa dilewati dan jalan masih urukan tanah tanpa paving.
Selain mendapati jembatan dan paving yang mandek, Cak Ji juga curiga dengan pemasangan rambu dan papan penanda proyek.
Sebelum papan penanda ini tidak ada.
Wawali itu pun mengecek dan mengsmati detail proyek infrastruktur tersebut.
Baca juga: Tak Hanya Pindahkan Titik Genangan, Reni Astuti: Saluran Air di Surabaya Bukan Proyek Coba-coba
Kedatanganya ke lokasi untuk mengecek langsung setelah mendapatkan laporan lengkap beserta video akan mandeknya pengerjaan proyek tersebut. "Ini peringatan untuk semua kontraktor agar bekerja serius, profesional, dan memenuhi target. Jangan menunggu diawasi baru cepat-cepat dikerjakan," tandas Cak Ji.
Pria yang dua periode mendapat ketua DPRD Surabaya itu sempat berdialog dengan kontraktor pelaksana. Dia juga kaget ada temuan pekerjaan dalam satu lokasi yang harusnya di lelang tapi dibagi dalam tiga paket dan dilakukan Penunjukan langsung.
"Tidak bisa sembrono. Model bagi-bagi titik proyek ini tidam boleh karena masih dalam satu rute jalan. Apalagi nilainya Rp 400 juta lebih. Tolong diperbaiki, saya ingin warga Surabaya mendapatkan manfaat atas pembangunan kotanya," kata Cak Ji.
Pemkot Surabaya sudah memberi porsi anggaran besar untuk infrastruktur di Dinas Sumber Daya Ari dan Bina Marga (DSDABM). Namun hingga saat ini belum terserap dengan maksimal. Sampai akhir Oktober, anggaran yang terserap masih 50 persen dari total belanja Rp 1,4 triliun.
Di sisi lain, progres pekerjaan fisik yang ditangani DSDABM sudah mencapai 70 persen. Meliputi konstruksi jalan dan jembatan, pavingisasi, serta bidang drainase untuk penanggulangan banjir. Untuk infrastruktur jalan, progresnya mencapai 90 persen lebih. Sedangkan drainase baru 50–60 persen.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com