TRIBUNJATIM.COM - Malika Anastasya korban penculikan di Gunung Sahari, Jakarta Pusat, ternyata harus ngemis demi makan.
Selain itu Malika yang masih berusia enam tahun ini juga diminta pelaku penculikan untuk menganggap dirinya sebagai bapak.
Memang malang nasib Malika Anastasya yang menjadi korban penculikan seorang pria atau manusia gerobak bernama Iwan Sumarno alias Jacky.
Diculik selama 26 hari, Malika harus mengemis setiap kali merasa lapar dan merengek meminta makanan.
Baca juga: Perlakuan Sebenarnya yang Dialami Malika Diculik 26 Hari, Pelaku Akui Disuruh Orang Baru Kenal
Namun oleh Jacky, Malika bukannya diberi makanan.
Jacky malah meminta Malika untuk mengemis terlebih dulu untuk mendapatkan uang lalu membeli makan.
Tak hanya itu, Malika dapat kekerasan fisik oleh Jacky setelah ada luka di sekitar pinggulnya.
Luka tersebut didapat Malika setelah menerima pukulan dari Jacky.
Pengakuan ini didapat setelah pelaku yang merupakan pemulung ini berhasil dibekuk polisi di sebuah pertokoan tekstil.
Tepatnya di Jalan KH Wahid Hasyim, Jurang Mangu Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Senin (2/1/2023).
Melansir Tribun Jakarta, aksi penangkapan Jacky juga sempat terekam CCTV.
Seorang warga yang juga sebagai saksi mata saat polisi melakukan penangkapan, Hendra Wijaya, mengungkap yang disaksikannya.
Ia mengatakan, pelaku sempat melakukan perlawanan saat dibekuk polisi.
Baca juga: Pelaku Si Manusia Gerobak Tak Mau Disebut Menculik Malika Selama 26 Hari, Masa Lalunya Terungkap
"Pas penangkapan, pelaku lagi bawa gerobaknya dan tiba-tiba diberhentikan sama tiga orang (polisi)."
"Tapi saat ditangkap, dia (pelaku) malah ngelawan," jelas Hendra kepada wartawan di lokasi, Selasa (3/1/2023).
"Nah, terus polisi yang lain langsung datang untuk jatuhin si pelaku, karena dia berontak," sambungnya.
Setelah digendong dari gerobak Jacky, Malika langsung dibawa polisi ke RS Polri.
Kepada polisi, Malika sempat bercerita selama masa diculik oleh Jacky.
Jacky rupanya sempat meminta Malika untuk menganggapnya sebagai sang ayah.
"Malika mengatakan kepada penyidik bahwa dirinya sejak tanggal 7 Desember oleh pelaku, pelaku sering menyampaikan bahwa pelaku adalah bapaknya," tutur Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, Karo Penmas Div Humas Polri, Rabu (4/1/2023).
"Juga mengatakan kalau ditanya (itu) siapa, bilang saja bapak," imbuhnya.
Malika kemudian bercerita kerap diminta mengemis agar mendapatkan makanan oleh pelaku.
"Kemudian ketika korban lapar meminta makan kepada pelaku, selalu pelaku mengatakan 'Kamu minta-minta (mengemis) sama orang'," jelasnya.
"Harus tindakan mengemis tersebut oleh pelaku diminta untuk beli makanan," tutur Ahmad.
"Dan itu dilakukan berulang-ulang," terang Ahmad lagi.
Saat malam, lanjut Ahmad, Malika mengaku beristirahat di dalam gerobak.
"Gerobak itu dipakai Malika untuk tempat tidur selama masa penculikan 26 hari itu," jelas Ahmad.
Baca juga: 26 Hari Hilang, Bocah yang Diculik Manusia Gerobak Telah Ditemukan, Dibawa Pelaku ke Banyak Tempat
Sementara berdasarkan keterangannya, pelaku mengaku tidak berniat menculik Malika.
Ia mengatakan sengaja membawa Malika lantaran ia teringat dengan anaknya.
"Saya ingat anak. Jadi, dia itu saya anggap anak saya sendiri, Pak."
"Begitu ceritanya," ujar pelaku yang diduga memiliki nama asli Iwan, saat diinterogasi di lokasi penangkapan.
Seperti dilansir dari tayangan di Kompas TV, Selasa (3/1/2022).
Namun tak banyak informasi yang didapatkan dari pelaku.
Saat ditanya lebih lanjut, pelaku hanya melontarkan kalimat yang mengambang.
"Tujuan saya bukan menculik. Saya hanya disuruh Mas Heri untuk mengambil aluminium."
"Saya baru kenal di jalan," kata pelaku.
Terduga pelaku diketahui memiliki nama asli Iwan Sumarno alias Jacky alias Herman alias Yudi.
Ia disebut berstatus residivis kasus pencabulan anak di bawah umur pada tahun 2014.
Adapun pelaku beserta Malika ditemukan di kawasan Cipadu, Ciledug, Tangerang.
Melansir Kompas.com, Malika tampak dalam kondisi berpakaian lusuh dan raut wajah yang tertekan.
Diketahui Malika ditemukan setelah sempat menghilang selama hampir satu bulan.
"Kami temukan ya kondisi sebagaimana kondisi seorang anak yang mungkin tidak terbiasa dengan pola hidup seperti itu."
"Iya tertekan," ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin, saat diwawancarai, Selasa (3/1/2023).
Komarudin menduga, hal itu karena korban harus mengikuti gaya hidup pelaku.
Pelaku diketahui kerap berpindah-pindah tempat, tidur di emperan jalan, hingga pola makan tidak teratur.
Hal itu karena pelaku bernama Iwan Sumarno alias Jacky alias Herman alias Yudi tidak memiliki tempat tinggal dan hanya mengandalkan gerobak untuk memulung sampah.
"Jadi dalam kondisi yang bajunya cukup lusuh, kemudian ya mohon maaf ya, mengenaskan."
"Mungkin pola makan, pola tidurnya yang tidak teratur," kata Komarudin.