Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Pasangan suami istri (pasutri), Djaman (79) dan Sumiati (65) warga Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, nyaris menjadi korban penipuan dua orang yang menyamar sebagai petugas Puskesmas Kendalkerep.
Djaman mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Selasa (7/2/2023) sekitar pukul 11.00 WIB.
Saat itu, para pelaku yang berjumlah dua orang mendatangi rumahnya.
"Pelakunya ada dua orang, laki dan perempuan datang ke sini dan mengaku sebagai petugas puskesmas. Dan yang menerima, adalah istri saya," ujarnya kepada TribunJatim.com, Kamis (9/2/2023).
Awalnya, kedua pelaku bertanya tentang persoalan keluhan kesehatan. Namun lama kelamaan, perbincangan makin melebar dan pelaku akan membantu terkait penyelesaian persoalan kesehatan.
"Saat itu, istri saya ditanya apa pernah berobat jalan di puskesmas, terus merembet lalu mereka menawarkan bantuan kesehatan untuk membantu istri saya," tambahnya.
Setelah itu, pelaku bilang kepada korban akan mendapatkan televisi apabila tawaran bantuan kesehatan tersebut diterima.
Apabila menerima bantuan tersebut, korban diharuskan membayar sebesar Rp 800 ribu.
"Pelaku bilang bahwa hadiah televisinya sudah ada di dalam mobil. Katanya akan diberikan, kalau sudah membayar," terangnya.
Sempat hampir menerima tawaran pelaku, ternyata uang yang dimiliki oleh istri Djaman kurang. Sehingga sang istri, mencoba untuk memanggil Djaman.
Baca juga: Tipu Muslihat Wowon, Ajaib Bisa Ubah Jumlah Uang di Amplop, TKW Terperdaya Ikut Investasi Bodong
"Istri saya sempat mau memberikan uangnya ke pelaku, tetapi karena uangnya kurang, akhirnya memanggil saya. Lalu tiba-tiba, kedua pelaku pergi begitu saja," jelasnya.
Atas kejadian tersebut, Djaman bersyukur sang istri tak menerima permintaan dari kedua pelaku yang dinilai akan menipu keluarganya dengan kedok bantuan kesehatan.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kendalkerep, Ngurah Kunti Putri menegaskan, kedua orang tersebut bukan berasal dari puskesmasnya.
Bahkan, ia sangat menyayangkan peristiwa yang mencatut nama tenaga kesehatan dan puskesmas tempatnya bekerja tersebut.
"Kami sangat menyayangkan kalau sampai mencatut nama puskesmas. Itu membawa pengaruh kurang baik untuk nama puskesmas," tegasnya.
Ngurah mengaku di tanggal 26 Juli 2022 lalu, pihaknya juga sempat mendapat laporan warga dengan kasus yang hampir sama.
Padahal, selama ini pihak puskesmas juga sudah sering melakukan sosialisasi dan pengumuman melalui media sosial hingga grup-grup WhatsApp para kader hingga RW.
"Sudah kami lakukan upaya antisipasi untuk memperingatkan warga, bahwa itu tidak benar dan itu merupakan upaya penipuan," ungkapnya.
Dirinya juga menambahkan, selama ini program puskesmas yang ada tak pernah menjanjikan iming-iming apapun.
"Salah satu program utama kami, adalah Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Jadi, kami turun langsung ke masyarakat dan melakukan pengecekan kesehatan, seperti melakukan pemeriksaan jamban, melakukan pengecekan jentik nyamuk, memeriksa ibu hamil risiko tinggi, ataupun untuk home care," tandasnya.