Ledakan Keras di Blitar

Tak Ingin Ledakan Dahsyat di Blitar Terulang, Labfor Polda Jatim Ingatkan Bahaya Meracik Petasan

Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Ndaru Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Bidang Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim Kombes Pol Sodiq Pratomo bicara soal bahaya bahan petasan

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Kepala Bidang Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim Kombes Pol Sodiq Pratomo mengimbau masyarakat agar tidak lagi membuat ataupun meracik bahan petasan secara manual untuk kepentingan apapun karena sangat berbahaya dan dapat menimbulkan korban. 

Entah itu untuk kepentingan mencari hewan buruan, mencari ikan di perairan laut atau sungai, dengan bahan peledak yang lazim disebut bondet.

Apalagi hanya untuk kepentingan sekadar hiburan dalam memperingati momen perayaan tertentu, seperti petasan pada saat ngabuburit selama momen bulan puasa, atau peringatan keagamaan lainnya.

Hal tersebut untuk mengantisipasi adanya insiden ledakan yang sangat mungkin terjadi di tengah proses peracikannya. 

Oleh karena bahan petasan atau bondet walaupun termasuk kategori berdaya ledak rendah (low explosive), namun sangat sensitif terhadap getaran, gesekan (friksi), tekanan, sumber panas dan lain lain sehingga sangat mudah meledak dan menimbulkan korban jiwa.

Baca juga: Ledakan Keras di Blitar, Petugas Temukan Puntung Rokok dan Panci Tempat Bahan Petasan

Baca juga: SOSOK 1 Keluarga Tewas Imbas Ledakan Petasan di Blitar, Kondisi Mengenaskan, Warga Trauma: Bergetar

Seperti insiden ledakan hebat yang diduga berasal dari bahan pembuatan petasan di Dusun Sadeng, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jatim, Minggu (19/2/2023) sekitar pukul 22.30 WIB, hingga menyebabkan empat orang tewas, dan 25 rumah warga rusak. 

"Penyalahgunaan bahan petasan ini memang perlu diantisipasi menjelang bulan puasa, agar insiden serupa di Blitar tidak terulang," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Senin (20/2/2023). 

Oleh karena itu, Kombes Pol Sodiq menambahkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak Kesatuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) di masing-masing polres, dan polresta kawasan Jatim, untuk mengedukasi dan mengimbau masyarakat. 

Selain itu, masing-masing Polres dan Polresta dapat melakukan upaya hukum secara tegas seperti memberikan sanksi pidana bagi pihak-pihak yang kedapatan secara sengaja menyimpan bahan peledak petasan skala besar, dan meraciknya untuk kepentingan komersil. 

"Tentu masing-masing Polres dan Polresta bisa memanfaatkan fungsi reskrimnya untuk menindak tegas secara hukum pihak-pihak yang secara sengaja menyimpan dan memproduksi bahan peledak petasan tersebut," katanya. 

Terkait penanganan insiden ledakan yang diduga berasal dari bahan petasan di Blitar tersebut. 

Kombes Sodiq menambahkan, pihaknya telah mengerahkan dua tim khusus dengan total delapan orang penyidik untuk meneliti insiden tersebut. 

Tim pertama, Tim Bahan Peledak (Handak) Bidang Labfor Polda Jatim sedang mengindentifikasi bahan kimia yang ditemukan di TKP.

Sedangkan Tim DNA Bidang Labfor Polda Jatim membantu tim DVI untuk identifikasi korban dari potongan tubuh yang ditemukan. 

"Tim ada 8 orang, 4 pemeriksa bahan peledak (Handak), 4 membantu identifikasi korban," pungkasnya

Sebelumnya, Polisi sudah menemukan tubuh empat korban meninggal dunia dalam peristiwa ledakan yang diduga berasal dari bahan pembuatan petasan di sebuah rumah di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Senin (20/2/2023).

Keempat korban meninggal dunia dalam peristiwa ledakan di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, yang terjadi sekitar pukul 22.30 WIB, Minggu (19/2/2023) itu, masih dalam satu keluarga, yaitu bapak, dua anak, dan seorang keponakan.

Keempat korban, yaitu Darman (63), Aripin, Widodo, dan Wawa. Aripin dan Widodo merupakan anak dari Darman. Sedang Wawa, adalah keponakan Darman.

"Korban meninggal dunia sudah kami temukan dan teridentifikasi, jumlahnya ada 4 orang yang meninggal dunia. Mereka masih 1 keluarga, bapak, 2 anak dan 1 keponakan," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono, Senin (20/2/2023).

Korban Darman ditemukan pertama kali pada Minggu (19/2/2023) malam. Kondisi tubuh Darman masih utuh dan ditemukan di bawah reruntuhan bangunan rumah.

Sedang tiga korban lainnya baru ditemukan pada Senin (20/2/2023). Kondisi tubuh ketiga korban sudah tidak utuh saat ditemukan.

Potongan tubuh ketiga korban lainnya ditemukan tersebar jarak sekitar 100-150 meter dari titik pusat ledakan.

"Satu korban yang kondisi tubuhnya utuh diduga berada di teras rumah saat terjadi ledakan. Sedang 3 korban lain yang tubuhnya ditemukan tidak utuh diduga berada di dalam rumah," pungkasnya. 

Sementara itu, seorang petugas Pos SAR Trenggalek, Eko Nurhasim, yang ikut melakukan evakuasi korban di lokasi mengatakan, pihaknya menemukan potongan tubuh sebanyak empat kepala dalam peristiwa ledakan tersebut.

Satu tubuh korban dalam kondisi utuh dan tiga korban lainnya ditemukan potongan tubuh bagian dada ke atas.

"Satu korban tubuhnya utuh dan tiga korban kondisinya potongan dada ke atas," katanya.

Petugas juga menemukan satu potongan tubuh bagian pinggul, satu potongan tubuh bagian tulang dada, dan satu potongan jari telapak tangan kiri.Potongan tubuh korban rata-rata ditemukan radius sekitar 100 meter sampai 150 meter dari titik pusat ledakan.


"Ada lagi kami temukan hati dan paru di atap rumah. Potongan tubuh korban terlempar rata-rata sejauh 100 meter sampai 150 meter dari titik ledakan," pungkasnya

Berita Terkini