Berita Arema FC

Alasan Suporter Arema FC Tolak Keras Rencana Renovasi Stadion Kanjuruhan Malang

Penulis: Rifki Edgar
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Stadion Kanjuruhan Malang - Suporter Arema FC menolak renovasi Stadion Kanjuruhan Malang pasca insiden tragedi Kanjuruhan.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Rifky Edgar

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Suporter Arema FC menolak renovasi Stadion Kanjuruhan Malang pasca insiden tragedi Kanjuruhan.

Beredar kabar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera melakukan renovasi Stadion Kanjuruhan Malang yang kini kondisinya terbengkalai.

Informasi tersebut tampaknya terdengar sampai ke Malang. 

Bahkan di media sosial pun, gencar postingan penolakan renovasi Stadion Kanjuruhan Malang dari akun-akun suporter Arema FC.

Dadang Hools, seorang Aremania mengaku tidak setuju dengan rencana renovasi Stadion Kanjuruhan Malang.

Dia meminta agar Stadion Kanjuruhan dijadikan sebagai monumen memorial untuk penanda, akan tragedi Kanjuruhan yang dianggapnya sebagai sejarah kelam sepak bola Indonesia dan dunia.

Saat tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu, kurang lebih 135 orang meninggal dunia dan ratusan orang mengalami luka-luka.

"Kami menuntut Stadion Kanjuruhan sebagai memorial, monumen dan museum bagi penanda bahwa ada sejarah kelam sepak bola di negeri ini, bahkan mungkin di dunia," ucapnya ketika dihubungi Tribun Jatim Network, Senin (10/4/2023).

Bahkan, dalam waktu dekat, pria yang juga tergabung di Tim Gabungan Aremania (TGA) ini akan membuat petisi penolakan renovasi Stadion Kanjuruhan Malang.

Baca juga: Manajer Arema FC Kaget Dengar Kabar Laga Lawan Persebaya Main di Stadion PTIK: Kami Berharap di GBT

Dia juga akan mengkomunikasikan rencana tersebut bersama dengan korwil-korwil dan komunitas Aremania untuk pengambilan sikap ke depan terkait rencana renovasi Stadion Kanjuruhan.

"Kami telah menyiapkan petisi untuk penolakan renovasi Stadion Kanjuruhan dalam waktu dekat ini," ujarnya.

"Kami juga akan bicarakan dengan korwil atau komunitas termasuk dulur-dulur di TGA. Sikap apa yang mesti kami ambil. Apa perlu juga dibutuhkan aksi turun jalan untuk menyampaikan suara penolakan ini," ujarnya.

Selain itu, dia juga menyoroti terkait sistem pengamanan yang dianggapnya kurang baik di persepakbolaan Indonesia.

"Seperti kita ketahui bersama, perubahan sistem, baik PSSI dan Polri dalam penyelenggaraan pengamanan sepak bola masih jauh dari harapan kami sebagai suporter, apalagi bicara mengenai standar FIFA," katanya.

Selain itu, adanya rencana renovasi Stadion Kanjuruhan Malang dianggap oleh suporter Arema FC dapat menghilangkan barang bukti terkait tragedi Kanjuruhan.

Banyak dari suporter Arema FC hingga warga Malang yang belum puas akan kasus hukum tragedi Kanjuruhan untuk laporan model A.

Baca juga: Soal Pemain Incaran Arema FC untuk Musim Depan, Joko Susilo: Biar Pelatih Baru yang Menentukan

"Kalau direnovasi, barang bukti akan hilang. Kami tetap berjuang untuk laporan model B kasus Kanjuruhan," ucap suporter Arema FC yang tak mau disebutkan namanya.

Dia pun tidak ingin Stadion Kanjuruhan direnovasi kembali. 

Baginya, hal tersebut bisa membuat penonton untuk kembali teringat akan tragedi Kanjuruhan.

"Saya tidak ingin bereuforia menonton sepak bola di lokasi yang sama dengan meninggalnya saudara-saudaraku (Aremania). Cukup tragedi ini terjadi di Malang, jangan sampai di kota-kota lain," tandasnya.

Berita Terkini