TRIBUNJATIM.COM - Terkena ledakan petasan yang dirakitnya, seorang pemuda di Kebumen, Jawa Tengah, berinisial BY (17), meninggal, Selasa (11/4/2023).
Korban sebenarnya sempat dilarikan ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong, Kebumen.
Namun nyawanya tidak tertolong dan meninggal sehari setelah terkena ledakan petasan.
Korban sebenarnya sudah sempat diperingatkan oleh ayahnya.
Baca juga: Antisipasi Jatuhnya Korban, Kapolres Gresik Minta Polsek Jajaran Gelar Razia Petasan Selama Ramadan
Hal itu seperti diungkap Kapolres Kebumen, AKBP Burhanuddin, melalui Kasi Humas Polres Kebumen, AKP Heru Sanyoto.
Ia mengatakan, korban meninggal sehari setelah terkena ledakan petasan.
"Informasi yang kami peroleh, korban meninggal dunia."
"Lalu dimakamkan sekitar pukul 10.00 WIB," paparnya, dikutip dari Tribun Banyumas.
Petasan tersebut meledak di teras rumah korban, Senin (10/4/2023), sekitar pukul 16.30 WIB.
Ayah korban yang berinisial BD (40) sempat memberi peringatan kepada korban yang membuat petasan di teras rumah.
Menurut BD, anaknya mengabaikan peringatan tersebut dan menolak untuk menjaga toko yang terletak di samping rumah.
"Sempat kami tegur Pak. Sudah, jangan main petasan terus, berbahaya. Mending jaga toko," jelasnya.
Ibu korban yang berinisial MR juga telah menegur korban berulang kali agar tidak membuat petasan sendiri.
Meski sudah diberi ancaman, korban tetap membuat petasan.
"Sempat saya katakan Pak, milih berhenti membuat petasan atau ibu yang pergi dari rumah."
"Jadi sering sekali kita tegur Pak," terangnya.
Selang beberapa jam setelah memberi teguran, BD mendengar suara ledakan petasan dari depan rumah.
Saat tiba di lokasi ledakan, korban sudah dalam keadaan kritis dengan luka cukup serius di tubuhnya.
Sementara itu Kapolres Kebumen, AKBP Burhanuddin mengatakan, jajaran Polres Kebumen dan Brimob Polda Jateng telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Rumah korban yang berada di Desa Bulurejo, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, juga sudah dipasangi garis polisi.
Baca juga: Gerebek Rumah Kosong, Polisi Situbondo Temukan Serbuk Bahan Petasan 5,5 Kg, Pelaku Kabur Duluan
AKBP Burhanuddin mengaku prihatin dengan kejadian ini karena ledakan petasan menimbulkan korban jiwa.
Menurutnya, petugas kepolisian sudah memberikan sosialisasi bahaya petasan kepada masyarakat melalui para Bhabinkamtibmas.
"Kami sangat berharap kepada seluruh masyarakat Kebumen, demi keselamatan bersama, untuk tidak menyalakan atau membuat petasan," tuturnya.
"Karena sangat membahayakan diri sendiri atau orang lain," tandasnya.
Ledakan karena petasan juga terjadi di Dusun Junjungan, Giriwarno, Kaliangkrik, Magelang, Minggu (26/3/2023) malam.
Akibat kejadian ini, satu orang meninggal dunia dan tiga orang lainnya mengalami luka-luka.
Belasan rumah warga juga dikabarkan mengalami kerusakan imbas ledakan tersebut.
Dikutip dari Tribun Jogja, peristiwa ledakan ini diduga bersumber dari bahan petasan.
Dari kesaksian warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi kejadian, Amin Fahrudin (68), saat ledakan terjadi, banyak warga yang tengah melakukan salat tarawih.
Kejadian ini disebut terjadi pada pukul 20.10 WIB.
Saat salat berjalan, dijelaskan Amin, tiba-tiba terdengar suara dentuman yang besar.
Bahkan juga terasa adanya getaran seperti terjadi gempa bumi.
"Saat itu saya dan keluarga masih berada di masjid untuk salat tarawih."
"Jadi, kejadian masih melaksanakan salat. Iya, sempat terasa getaran seperti gempa bumi," kata Amin.
Baca juga: Sempat Mengelak, Pemuda 19 Tahun Kedapatan Bawa Bahan Petasan ke Situbondo, Ngaku Punya Tetangga
Setelah mendengar suara ledakan, Amin tidak terpikirkan untuk langsung pulang ke rumah.
Ia tetap melanjutkan salat tarawih sampai selesai.
Begitu selesai salat dan pulang, ia pun terkejut mendapat rumahnya sudah hancur terkena ledakan.
"Ya, saya dengan keluarga tetap lanjut salat sampai selesai."
"Lalu, pulang ke rumah sudah mendapati rumah rusak yaitu bagian depan rumah, atapnya roboh, dinding juga runtuh," ujar Amin.
"Tidak ada korban jiwa atau luka dari keluarga saya, alhamdulillah tidak ada, karena kebetulan semua lagi salat tarawih di masjid," lanjutnya.
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi, membenarkan sumber ledakan dari bahan petasan.
Satu korban yang meninggal dunia, Mufid (33), disebut merupakan si pemesan bahan petasan.
Ia dikabarkan memesan hampir 7,5 kilogram bahan petasan untuk kemudian dijual.
Pasalnya ditemukan juga selongsong atau tempat mercon di lokasi kejadian.
"Kami lakukan investigasi terhadap korban yang meninggal, sehingga benar bahwa korban adalah impact (sumber) daripada ledakan."
"Yang bersangkutan atau korban memesan bahan petasan itu hampir 7,5 kilogram yang jadi sumber ledakan (tadi malam)," ujar Luthfi usai meninjau di lokasi kejadian.
Dari hasil penyelidikan dengan dibantu oleh tim Gegana, Inafis, dan Labfor ditemukan bahan peledak berupa senyawa Potasium, Sulfur, dan Alumunium.
"Kami pastikan itu petasan dan ini ditemukan kantong plastik berisi bubuk mercon. Jadi final ceknya akan kita rilis lagi."
"Dan ini hasil penyelidikan kejadian ini merupakan low explosive (ledakan rendah), karena bahan mercon," kata Ahmad.
Lanjut dia, untuk bahan petasan didapatkan korban dari daerah Tegalrejo.
"Untuk bahannya (bahan petasan) didapatkan korban dari daerah Tegalrejo. Itu, didapatkan dari kesaksian daripada saksi," lanjut Ahmad.
Mengutip Tribun Jateng, sedikitnya 11 rumah rusak akibat ledakan petasan ini.
Adapun rumah yang mengalami rusak berat yakni rumah milik korban yang tewas di tempat, Mufid.
Sementara empat rumah lagi mengalami rusak berat dan enam rumah lainnya rusak ringan.
Korban luka diketahui bernama Nurhayah (41), Naela Janur (17), dan Nailatul (18), sudah dirujuk ke RSUD Magelang.