Berita Jatim

Wanita di Malang Apes Jelang Lebaran, Dijanjikan Kerja via Aplikasi Ternyata Amsyong, 'Tugas Khusus'

Penulis: Kukuh Kurniawan
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wanita korban penipuan, Riza Nirmalasari saat menunjukkan aplikasi penipuannya.

Laporan wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Seorang ibu rumah tangga di Kota Malang apes jelang lebaran.

Wanita tersebut bernama Riza Nirmalasari, (35), warga Kelurahan Tanjungrejo Kecamatan Sukun harus rela kehilangan uangnya sebesar Rp 98,8 juta.

Ibu satu anak itu tertipu, setelah mengikuti sebuah aplikasi kerja online.

Namun, hasilnya malah amsyong.

Dirinya mengungkapkan, pada awalnya mencari informasi ke temannya tentang bekerja mencari uang dari rumah yang mudah. Kemudian, temannya itu berbagi cerita bahwa mengikuti suatu aplikasi pekerjaan online.

Tidak lama setelah komunikasi itu, Riza browsing di beranda Google Chrome, lalu muncul iklan ajakan untuk mengikuti salah satu aplikasi kerja online.

"Pada Rabu (5/4/2023) itu, setelah berkomunikasi membahas work from home sama teman saya, saya browsing Google Chrome. Ketika itu, muncul iklan sebuah aplikasi, seperti sudah jadi FYP (For Your Page)," ujarnya kepada TribunJatim.com, Selasa (11/4/2023).

Dirinya mengikuti aplikasi tersebut, dengan mendaftar membuat akun. Meskipun, aplikasi itu berbeda dengan yang diikuti oleh temannya.

Ia semakin tergiur mengikuti aplikasi tersebut, karena tawaran tugas kerjaannya hanya mengikuti (follow) dan menyukai akun TikTok.

Baca juga: Pria di Malang Dilaporkan Hilang Setelah Pamit Kerja, Diduga Terlibat Penipuan, Begini Kata Polisi

"Saya tertarik, lalu saya diarahkan untuk mendownload aplikasi dan membuat akun," tambahnya.

Riza pun mengikuti aplikasi tersebut, dengan menerima komisi Rp 5.000 dari setiap akun TikTok yang disukai atau diikutinya. Komisi yang didapatkannya itu, masuk di dalam rekening virtual di aplikasi tersebut.

Ketika komisi itu hendak dicairkan ke rekening bank pribadinya, Riza justru mendapat tugas lain bernama Tugas Mall, yang seolah berbelanja barang di marketplace tetapi tidak dikirim ke alamatnya.

Untuk mengikuti setiap tugas tersebut, dia harus top up atau transfer sejumlah uang sebagai modal supaya bisa mendapat komisi.

"Awalnya kecil, saya top up Rp 50 ribu lalu dikirim ke rekening atas nama Nopiyanti, dan itu juga diberi waktu limit kirim 10 menit. Setelah mengerjakan tugas, dapat komisi Rp 10 ribu, masuk ke rekening tampung, awalnya dipindah (ke rekening bank pribadi) atau withdraw bisa, lalu dikasih link lagi, yang tugas sama top up kecil-kecil aku lakukan," ungkapnya.

Karena pekerjaan yang dilakukan memenuhi ekspektasi, ia pun dimasukkan ke dalam anggota grup VIP dari aplikasi tersebut. Dia diminta transfer sejumlah uang, dengan nominal tidak kecil, mulai jutaan hingga puluhan juta supaya bisa mengerjakan tugas dan mendapat komisi.

"Tugasnya like 9 kali, baru ke 10 untuk Tugas Mall. Itu juga harus top up Rp 100 ribu (awalnya), ternyata diberi tugas lagi diminta top up lagi Rp 1,2 juta, Rp 5,2 juta, Rp 18,6 juta, sampai tugas ke empat Rp 44,4 juta dari yang diminta Rp 88,8 juta, karena mendapat kompensasi 50 persen,"

"Ketika itu dijanjikan, saat tugas ke empat pasti bisa cair (ke rekening bank pribadi), karena saya saat itu sudah tidak lagi mikir komisi, yang penting modalku balik. Tetapi, malah diminta lagi transfer kekurangannya dengan alasan gagal mengerjakan tugas tepat waktu, dan saat mengerjakan itu sistem aplikasi di HP saya dibuat lemot, dan di situ saya bari sadar ketipu," bebernya.

Dirinya menjelaskan, top up yang dilakukannya sebanyak 10 kali, dari rentang tanggal 7 April hingga 8 April 2023. Selain transfer ke rekening atas nama Nopiyanti, ia juga mentransfer ke rekening atas nama Teguh Susetyo.

"Total uang pribadi saya yang hilang itu, sekitar Rp 98.850.000. Itu uang saya murni, tidak termasuk komisi yang ada di rekening virtual account aplikasi itu. Dan selama ini, di aplikasi itu saya berkomunikasi dengan Diajeng sebagai manajer dan Cantika sebagai Asistant Manajer," terangnya.

Dirinya juga telah melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Malang Kota pada Minggu (9/4/2023) lalu.

"Ketika saya laporan, polisinya bilang penipuan seperti ini sudah marak terjadi dan diduga jaringan besar. Dan katanya, dua orang sebelum saya laporan juga terkena penipuan dengan modus yang sama dan nama rekening bank yang ditransfer juga sama," akunya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Bayu Febrianto Prayoga menuturkan, pihaknya telah menerima laporan dari korban.

"Masih kami dalami dan lakukan penyelidikan. Dalam kesempatan ini, kami mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati saat di dunia maya. Lihat dan pastikan, apakah aplikasi itu aman dan bisa dipercaya. Jangan mudah percaya begitu saja, ketika diminta melakukan top up atau transfer uang," tandasnya.

Kisah warga lainnya yang mendapat kesialan jelang lebaran juga terjadi beberapa waktu lalu.

Mbah Legiyem yang merupakan seorang nenek di Banyuwangi mendapat sial jelang Hari Raya Idul Fitri 2023 .

Jelang Hari Lebaran, Mbah Legiyem dan dua orang lansia lain malah mendapat kesialan karena kehilangan sejumlah barang.

Tak hanya barang biasa, tetapi bernilai fantastis yakni berupa perhiasan.

Mbah Legiyem yang sudah berharap Hari Raya Lebaran akan bahagia justru malah harus sedih.

Kasus penipuan yang dialaminya kini tengah diusut oleh kepolisian.

Seorang nenek bernama Legiyem (68) di Desa Sarongan , Kecamatan Pesanggaran , Kabupaten Banyuwangi , Jawa Timur, diduga menjadi korban penipuan.

Akibatnya, lansia itu kehilangan sejumlah barang berharga berupa perhiasan emas dan uang tunai.

Kapolsek Pesanggaran , Iptu Lita Kurniawan mengaku sudah menerima laporan terkait penipuan yang dialami nenek Legiyem.

"Kita sudah menerima laporan," kata Lita dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com , Senin (10/4/2023).

Lita menjelaskan, pelaku penipuan itu pura-pura ingin memberikan bingkisan sembako untuk THR Hari Raya Idul Fitri .

Saat itu, Minggu (9/4/2023) pagi, pelaku datang ke rumah Legiyem dan mengaku sebagai mahasiswa yang sedang menjalani KKN di Desa Sarongan.

Pelaku yang mengaku Mahasiswa KKN itu mengatakan mendapat tugas membagi bingkisan sembako Lebaran dari Presiden Jokowi.

Saat datang ke rumah Legiyem, pelaku membawa sepeda motor Honda PCX berwarna putih dan memakai helm hitam.

Pada kesempatan itu pula, kata Lita, pelaku juga meminta Legiyem untuk mencarikan dua orang warga pra-sejahtera lagi untuk penerima bantuan.

Legiyem pun menyanggupinya.

Dua tambahan warga penerima bingkisan itu adalah Mbah Kamiso dan Mbah Alip .

Ternyata saat mau menjelaskan bingkisan yang akan diberi, pelaku memberikan syarat yang menjadi modus penipuan tersebut.

Pelaku memberi syarat supaya korban melepas perhiasan yang dipakai dan harus menggunakan baju lusuh saat diambil gambar foto diri.

Korban saat itu menyanggupi untuk melepas perhiasan yang dipakai.

Oleh korban, perhiasan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tas dan ditaruh di tempat shalat.

Selanjutnya, korban diajak pelaku ke rumah Mbah Kamiso dengan tujuan untuk menerima bantuan.

Sesampainya di rumah Mbah Kamiso, korban diminta menulis huruf a.b.c hingga sebanyak 20 baris.

Saat sedang korban menulis itulah, pelaku kemudian pergi.

Dalihnya hendak mencari rumah Mbah Alip.

Tak lama setelah itu, Legiyem mulai curiga.

Dia kemudian pulang ke rumah dan mengecek perhiasan berikut uang tunai di dalam tas yang diletakkan di tempat salat.

Legiyem pun kaget saat mengetahui barang-barang berharganya itu telah raib.

Legiyem akhirnya berteriak meminta tolong kepada tetangganya.

Legiyem diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp 20 juta.

Lita mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki kasus dugaan penipuan itu.


Polisi juga sudah mendapatkan laporan terkait ciri-ciri pelaku.

Atas kejadian itu, Lita mengimbau kepada masyarakat untuk tidak percaya terhadap iming-iming dalam bentuk apa pun.

Apalagi mendekati hari raya Idul Fitri.

"Setiap ada orang asing segera hubungi tetangga atau RT setempat. Bersama kita amankan wilayah kita dengan saling mengingatkan. Tiga pilar siap dihubungi kapan saja," tandas Lita.

Cerita menjelang Hari Lebaran memang beragam, tak terkecuali pengalaman wanita yang hendak pulang kampung ini.

Dikira biaya Lebaran cuma Rp2 Juta, ternyata membengkak total.

Kamis (6/4/2023), Mutia membagikan kisah mudiknya pada tahun lalu yang langsung menuai berbagai tanggapan netizen.

Mutia menyebutkan jika tahun lalu adalah tahun pertama ia melakukan mudik setelah menikah.

Ia pun dibuat syok dengan biaya yang harus dikeluarkan, yang mencapai lima kali lipat dari perkiraan awal.

Lalu mengapa bengkaknya biaya bisa sampai tembus angka Rp10 juta atau lima kali lipat dari yang dia duga?

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini