Berita Viral

Tukang Ojek di Luwu Gemetaran saat di Warung, Pemilik Bingung Ternyata Tewas: Awalnya Masih Nyanyi

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prosesi evakuasi jenazah GN tukang ojek yang meninggal di sebuah warung

TRIBUNJATIM.COM - Seorang tukang ojek di Luwu Utara terlihat gemetar saat berada di warung untuk istirahat.

Melihat gelagat aneh tersebut, pemilik warung dibuat bingung.

Setelah dibangunkan, tukang ojek itu diketahui rupanya sudah meninggal dunia.

Bagaimana bisa terjadi?

GN diduga sampai meregang nyawa akibat kelelahan bekerja.

Ada pula cerita di balik evakuasi jenazah tukang ojek yang tewas kelelahan bekerja tersebut.

Mirisnya, evakuasi jenazah tukang ojek tersebut harus terkendala karena jalan yang rusak.

Lantaran ambulans tidak bisa masuk ke lokasi, jasad GN terpaksa ditandu oleh para warga sejauh 6 kilometer.

Kisah ini dialami oleh seorang tukang ojek di Luwu Utara.

Diduga kelelahan, GN (50) tukang ojek asal Kecamatan Baebunta, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, meninggal dunia di sebuah warung di Kampung Mabusa, Labembeng, Kamis (1/6/2023), dikutip TribunJatim.com dari TribunStyle.com 

Baca juga: Suami Syok Pulang Kerja Lihat Pria 70 Tahun di Kasurnya, Istri Bohong Lansia Mengaku Cuma Bermain

Menurut Fajar Limbong Matande, rekan korban asal Kampung Seko, GN berangkat dari Kecamatan Sabbang pada Rabu (31/5/2023) dan bermalam di Labembeng. Saat itu, kata Fajar, GN terlihat masih dalam keadaan sehat.

Pemilik warung tersebut mengungkap gelagat sebelum tukang ojek tersebut benar-benar menghembuskan napas terakhir.

Ternyata menurut pemilik warung, tak terlihat gelagat sakit yang dialami oleh tukang ojek tersebut.

Ia hanya terlihat lemas, bahkan sebelumnya masih tampak bernyanyi-nyanyi.

Ilustrasi. (Tribunnews)

“Dia masih menyanyi, kemudian pada Kamis (1/6/2023) pagi, GN berangkat ke Seko, tapi setelah tiba di Kampung Mabusa dia merasa lapar dan berhenti di warung dan bertanya ke pemilik warung dengan mengatakan adakah nasi, dia gemetar pemilik warung menyuruh untuk duduk sambil menunggu untuk dibuatkan makanan,” kata Fajar saat dikonfirmasi, Jumat (2/6/).

GN pun lalu menunggu makanan sambil berbaring.

Setelah masak, pemilik warung membangunkan GN untuk makan. Namun GN sudah meninggal dunia. 

“Pemilik warung kemudian memanggil tukang ojek yang ada di situ untuk meminta tolong karena GN tidak bergerak lagi,” ucap Fajar.

Baca juga: Sosok Penjual Tahu Bakso yang Ternyata Artis Terkenal, Tak Gengsi Meski Sering Main di FTV

Fajar menjelaskan, setelah mengetahui GN meninggal, Fajar dan teman-temannya segera menginformasikan ke keluarga GN di Seko dan juga ke kantor polisi di Limbong-Seko.

“Rekan kami tukang ojek menyampaikan informasi ke Seko dan Sabbang bahwa tukang ojek yang meninggal adalah GN, dia sudah menikah di Seko dengan jumlah anak 2 orang,” ujar Fajar.

Sementara itu, GN ternyata menjadi perbincangan setelah rupanya evakuasi jenazahnya memerlukan kondisi tak biasa.

Kondisi tersebut karena jenazah GN terpaksa ditandu dalam kondisi sangat jauh dari rumah sakit.

Baca juga: Ibu Hamil Jadi Driver Ojol Viral di TikTok, Disebut Sempat Diselingkuhi 3 Kali, Kini Cari Nafkah

Upaya evakuasi jenazah GN terkendala jalan rusak di Kampung Mabusa.

Ambulans yang hendak menjemput jenazah GN tidak bisa masuk hingga ke lokasi. 

Warga dan para tukang ojek terpaksa mengusung jenazah GN dan berjalan sejauh enam kilometer ke ambulans yang menunggu di jalan Kampung Rongkong.

Para tukang ojek di daerah tersebut mencari solusi dengan mendatangi Puskesmas Limbong di Rongkong dan Polsek Limbong-Seko untuk dibantu.

“GN diusung sejauh enam kilometer melewati jalan berlumpur, kubangan dan rusak total dengan waktu tempuh sekitar satu setengah jam, setelah melewati jalan rusak, korban dijemput ambulans di Rongkong untuk diantar ke kampung halamannya di Desa Sassa, Kecamatan Baebunta,” jelas Fajar.

Prosesi evakuasi jenazah GN tukang ojek yang meninggal di sebuah warung (TribunStyle.com)

Sementara Kapolsek Limbong-Seko Iptu Awaluddin membenarkan adanya informasi itu.

Sejumlah personel polisi juga ikut bersama warga membantu evakuasi jenazah GN.

“Personel kami bernama Aipda Victor Nasmun bersama dengan masyarakat menggotong jenazah GN, guna dinaikkan ke mobil ambulance untuk dibawa kerumah orang tua di dusun Kumbari, Desa Sassa Kecamatan Baebunta,” imbuh Awaluddin.

Warga sekitar berharap pemerintah segera memperbaiki jalan rusak di Mabusa yang sudah parah. 

“Yang sangat menyedihkan bagi kami warga Seko adalah semakin hari jalanan ke Seko semakin rusak akibat tidak diperhatikan lagi oleh pemerintah, roda duapun setengah mati apalagi Roda empat,” jelas Fajar.

Baca juga: Nasib Pembuat Video Remaja Rusak Motor di Magetan, Konten Terlanjur Viral, Sebut Resiko Rilis Karya

Nasib memilukan tukang ojek lainnya juga dialami oleh seseorang di Blitar Jawa Timur.

Aksi kejahatan dengan modus berpura-pura mengojek menimpa Warno (65), tukang ojek yang asal Desa Slorok, Kecamatan Doko, Blitar.

Sepeda motor korban, Honda Supra 125 senilai sekitar Rp 6 juta dibawa kabur penumpangnya ketika korban dimintai tolong untuk mengambilkan topi pelaku yang jatuh saat membonceng korban, Kamis (16/3/2023) siang.

Di saat korban mengambilkan topi, pelaku yang sudah pegang stir sepeda motor korban itu langsung tancap gas.

Sementara, korban yang sedang mengambilkan topi pelaku yang jatuh itu, hanya bisa terdiam sambil berdiri mematung ketika melihat pelaku kabur.

Sebab, korban ditinggal kabur di tempat yang sepi atau jauh dari mana-mana, tepatnya persawahan Desa Sumberagung, Kecamatan Gandusari. 

"Ini anggota masih melakukan lidik dan juga sudah ada yang melakukan pengejaran, dengan mengenali ciri-ciri pelaku (yang sudah diceritakan korban)," kata AKP Heru Susanto, Kapolsek Gandusari.

Baca juga: Jambret Uang Emak-emak di Lamongan, Warga Bojonegoro Jadi Bulan-Bulanan Warga, Dikejar sampai 5 Km

Meski korban tak sempat mengenali identitas pelakunya namun banyak orang terutama teman sesama tukang ojek korban melihat wajah pelakunya.

Sebab, kejadian itu bermula dari korban sedang menongkrong di pintu masuk Pasar Wlingi.

Itu merupakan pangkalan ojek yang sudah lama dijadikan tempat para tukang ojek tradisional itu untuk mencari penumpang.

Tepatnya, di bawah tangga depan yang ada di pintu masuk pasar yang menghadap ke jalan raya Malang-Blitar itu.

Saat itu, korban tak sendirian melainkan sedang mangkal bersama teman-temannya, mulai sesama tukang ojek maupun para penjual jajanan. 

"Saat menunggu penumpang itu (sekitar pukul 09.00 WIB), ada seorang pria keluar dari pasar dengan seperti sedang mencari ojek sehingga ditawari oleh korban," paparnya.

Sepintas, penampilan pria itu tak mencurigakan kalau ia seorang penjahat sehingga korban tak ragu ketika minta diantarkan ke tujuan yang agak jauh.

Yakni, ke Desa Tegalrejo, Kecamatan Garum, yang berjarak sekitar 15 km dari Pasar Wlingi.

Bahkan, ketika dipertegas ongkos ojeknya agak mahal, pelaku tak keberatan, karena mengaku mungkin tidak satu tujuan.

"Kesepakatannya, pelaku tudak masalah dimintai ongkos Rp 100.000 karena bisa jadi bukan satu tempat, tujuannya," paparnya.

Baca juga: Berenang ke Tengah Sungai, Pencari Pasir di Blitar Hanyut Terbawa Arus, Sempat Teriak Minta Tolong

Sekitar 30 menit menempuh perjalanan, laju sepeda motor korban sampai pada tujuan.

Namun, pelaku yang dibonceng korban itu, belum bisa menunjukkan tempat tujuannya meski sudah sampai di desa yang dituju, yakni Desa Tegalrejo.

Tiba-tiba, telepon seluler pelaku berbunyi dan diangkatnya.

Dari percakapan yang didengar korban, pelaku seperti salah tujuan karena orang yang dicari bukan sedang menebang kayu di Desa Tegalrejo melainkan sudah pindah ke tempat lain.

Tak tanggung-tanggung, tempatnya lebih jauh lagi dari tujuan awal, yakni di Desa Sumberagung, Kecamatan Gandusari.

Dari desa tujuan pertama yang dicari, Desa Tegalrejo, itu berjarak 17 km.

"Nggak apa-apa meski bayar Rp 100.000, dia nggak keberatan, asal diantarkan lagi. Katanya, temannya yang dicari itu sudah pindah lokasi (menebang kayu)," ungkapnya.

Setelah melewati perjalanan sekitar 17 km, pelaku yang duduk di belakang itu mulai menjalankan aksi jahatnya.

Ia berpura-pura sok baik dan perhatian ke korban.

Katanya, kasihan ke korban, yang sudah tua sehingga pasti capek memboncengnya, selain itu biar kian cepat sampai ke tujuan, lebih baik dia saja yang membonceng korban.

Baca juga: Viral Video Aksi Pencurian 2 Motor di Tempat Kos Kota Blitar, Pelaku Rusak Gembok Pagar

Rupanya, umpan jahat pelaku itu tidak disadari korban sehingga korban manut dengan modus pelaku.

Namun, tidak jauh atau tidak lama setelah pelaku membonceng korban, topi yang dikenakan pelaku itu jatuh.

Anehnya, itu terjatuh di tempat yang sepi karena jauh dari perkampungan dan sejauh mata memandang ke arah manapun hanya terlihat hamparan tegalan yang hijau tanaman seperti jagung. 

"Begitu topinya jatuh, pelaku minta tolong korban untuk mengambilnya. Dan korban tanpa menaruh curiga langsung turun dan lari untuk mengambil topi pelaku," ujarnya.

Bersamaan itu, pelaku langsung tancap gas sehingga korban hanya bisa memandangi laju sepeda motornya yang kian jauh meninggalkannya karena dibawa kabur pria yang jadi penumpanya.

Ditinggal kabur di tempat yang jauh dari mana-mana seperti itu, jangankan mau berteriak minta tolong, papasan dengan orang saja seperti harus menunggu lama atau harus berjalan kaki cukup jauh.

Setelah mencari pertolongan dan tak menemukan orang, korban menghubungi temannya, untuk minta dijemput.

Dugaannya, pelaku kabur ke arah jalan raya Malang-Blitar dengan lewat Kecamatan Talun, yang hanya berjarak sekitar 2 km dari lokasi korban yang ditinggal kabur itu.

Informasinya, wajah pelaku cukup dikenali korban dan banyak orang melihstnya saat akan berangkat naik ojek korban dari Pasar Wlingi.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Berita Terkini