Berita Viral

Nasib Bocah 8 Tahun Berakhir Tragis, Jadi Korban Bully: Pulang-pulang Dia Sudah Nangis

Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bocah 8 tahun jadi korban bully

TRIBUNJATIM.COM- Seorang bocah usia 8 tahun menjadi korban bully.

Bocah itu sempat mengeluh badannya sakit.

Nyawanya tak tertolong akibat perundungan itu.

Dilansir dari Tribunnewsmaker, diduga jadi korban bullying di lingkungan sekolahnya, seorang anak berinisial IH alias B (8), meninggal dunia.

Menurut informasi, IH diduga menjadi korban bullying oleh kakak kelasnya.

Orang tua IH, Yusraini Nasution alias Butet mengatakan, anaknya yang masih duduk bangku kelas II SD itu, sebelum meninggal dunia sempat mengadu kepadanya.

Anaknya itu seusai pulang sekolah datang ke lapak jualannya di depan Masjid Raya Al-Mashun, Kota Medan, pada Kamis (22/6/2023) kemarin.

Saat itu, anak pertamanya ini mengeluh kesakitan setelah dianiaya oleh kakak kelasnya sepulang dari sekolah.


"Dia kemarin dipukuli sama abang-abang kelasnya, kelas lima kelas enam, sementara anak saya kelas dua SD." kata Butet saat diwawancarai di rumahnya, Rabu (28/6/2023).

Baca juga: Nangis-nangis Minta Maaf, Emmy Penghina Ameena Bongkar Alasan Bully Anak Aurel, Nikita Mirzani: Basi

"Pulang-pulang dia sudah nangis, ngadu dipukuli," terangnya.

Ia menyampaikan, ketika itu dirinya sempat menenangkan anaknya dan mengatakan akan mendatangi rumah abang kelasnya itu untuk mengadukan hal tersebut kepada orangtuanya.

"Waktu dia datang ke jualan saya itu, katanya yang mukul dia satu orang. Saya datangi rumahnya, tapi katanya nggak ada mukul si Baim," sebutnya.

Dikatannya, malam harinya korban tiba-tiba mengalami demam tinggi hingga dua hari lamanya.

Lalu, setelah demamnya tinggi anaknya masih mengeluh badannya terasa sakit.

Kemudian, dirinya pun memanggil tukang kusuk.

"Dia demam malamnya, selama dua hari, sudah turun panasnya. Dia bilang sakit badannya, saya bawa kusuk, nggak sakit lagi," ujarnya.

"Nggak ada nampak luka memar. Dia cuma mengeluh sakit tidak mau makan, cuma minum," sambungnya.

Butet menyampaikan, pasca dari situ anaknya inj setiap malamnya seperti mengalami trauma dan menunjukkan rasa takutnya.

Lantaran masih mengeluh sakit, pihak keluarga pun akhirnya membawa korban berobat ke Rumah Sakit Madani, pada Selasa (27/6/2023) kemarin.

Namun, pihak rumah sakit menolak biaya perobatan melalui BPJS lantaran Baim merupakan korban penganiayaan.

Lalu, lantaran keterbatasan biaya, keluarga pun akhirnya membawa korban ke Rumah Sakit Pirngadi Medan.

Tak lama setelah mendapatkan perawatan, korban pun dinyatakan meninggal dunia.

"Tapi waktu kemarin sebelum dia meninggal, sempat bilang ada lima orang yang menganiaya dia, orang dekat-dekat sini juga," bebernya.

Butet mengaku sangat merasa terpukul kehilangan anak pertama itu.

"Sakit hati ini, anak saya dipukuli orang. Gara-gara di pukulin orang anak saya meninggal," kata Butet sambil meneteskan air matanya.

Usai meninggal dunia, jenazah korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan, untuk dilakukan autopsi.

Saat ini, jenazah telah dimakamkan di TPU Jalan Brigjend Katamso, Kota Medan.

Kasus perundungan juga terjadi di tempat lainnya beberapa waktu lalu.

Viral sebuah video menayangkan lima pelajar SMP di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, jadi korban perundungan.

Dalam tayangan video tersebut, tampak ada beberapa pelajar SMP yang disuruh jalan menunduk.

Saat menunduk tersebut mereka disuruh cium kaki anak yang duduk.

Kini para pelaku bullying tersebut telah diamankan polisi.

Dalam video, para murid yang berjalan sambil menunduk tampak menghampiri sejumlah anak yang sedang duduk.

Terlihat pelajar SMP tersebut masih mengenakan seragamnya.

Selain itu beberapa orang yang duduk ada yang terlihat masih menggunakan seragam dan beberapa lainnya pakai baju bebas.

Lalu pelajar SMP tersebut menciumi kaki anak yang sedang duduk.

Sesampainya di anak terakhir, para pelajar SMP tersebut malah ditendang.

Dalam narasinya, di video yang berdurasi selama 38 detik tersebut menyuruh pelajar SMP untuk melakukan apa yang diinginkannya.

"Atos, sok atun muter (sudah, ayo muter)," kata para anak yang sedang duduk, mengutip TribunnewsBogor.com.

Sambil menciumi kaki anak yang sedang duduk, para pelajar SMP yang menunduk tersebut tampak mengucapkan sesuatu.

"A punten ngeriwehkeun a (a maaf menyusahkan a)," kata mereka.

Sesampainya di orang terakhir, para pelajar SMP itu pun tampak ditendang hingga terpental.

Melihat hal itu, perekam pun meresponsnya.

Perekam sempat melarang mereka untuk tak melakukan tendangan tersebut.

"Nggeus, nggeus tong kudu (sudah, sudah tidak usah)."

Lalu, di akhir video, perekam tersebut mengungkap lokasi kejadiannya.

"Cianjur, Cipanas," ucap perekam video.

Video perundungan ini pun viral di media sosial dan banyak diunggah oleh akun besar.

Salah satunya di Twitter yang diunggah oleh akun @Irwan2yah1.

Dalam keterangannya, akun @Irwan2yah1 ini menuliskan bahwa terdapat lima pelajar SMP di Cipanas, Cianjur yang mengalami perundungan.

"Kasus perundungan kembali terjadi. Kali ini di Cipanas, Cianjur. 5 orang pelajar dipaksa bersujud kepada pelajar lainnya secara bergantian. Tak hanya itu, di akhir video terlihat pria berjaket hitam dengan memakai topi terlihat jelas menendang 5 pelajar tersebut dengan kakinya." tulisnya dalam akun Twitter @Irwan2yah1 yang dikutip pada Minggu (18/6/2023).

Dikutip dari Tribun Jabar, pelaku perundungan tersebut berjumlah tujuh orang.

Kini ketujuhnya sudah ditangkap oleh pihak kepolisian.

Pelaku perundungan di Kawasan Cipanas, Kabupaten Cianjur, diamankan aparat Polsek Pacet, Sabtu (17/6/2023).

Diketahui lokasi perundungan tersebut berada di sebuah vila di Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Kapolsek Pacet, AKP Hima Rawasli Pratama menjelaskan bahwa pelaku perundungan terhadap pelajar SMP ini satu di antaranya sudah dewasa.

Salah satu dari tujuh orang pelaku sudah berusia 23 tahun.

Sedangkan enam pelaku lainnya masih di bawah umur.

"Dari ketujuh pelaku itu di antaranya, AJ (23) sudah dewasa," katanya kepada wartawan, Sabtu (17/6/2023).

"Sedangkan enam orang lainnya masih berusia di bawah umur, yakni RJ, PN, ARJ, JR, AS dan MPA," imbuhnya.

Menurutnya, AJ mengakui perbuatan tersebut dan pihaknya pun mengamankan sejumlah barang bukti dari pelaku.

"Selain pelaku kita juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti lain, yaitu satu unit motor, satu buah telepon genggam, dan ikat pinggang," ucapnya.

Bahkan selain disuruh mencium kaki dan ditendangi, para pelajar SMP tersebut ternyata ditabrak oleh sepeda motor pelaku.

Selain itu perundungan tersebut masih berlanjut dengan memukul para pelajar SMP tersebut menggunakan ikat pinggang.

Dalam hal ini, pihak kepolisian akan memanggil sekolah yang bersangkutan dan orang tua kedua belah pihak.

"Pelaku perundungan yaitu AJ (23) dikenakan Pasal 76c jo Pasal 80 ayat 1 Undang-undang No 35 Tahun 2014, dengan tuntutan tiga tahun enam bulan," katanya.

"Kami akan melanjutkan pemeriksaan terhadap anak serta koordinasi dengan Balai Pemasyarakatan (Bapas)."

"Terkait dengan beberapa pelaku yang masih di bawah umur," ucapnya.

AJ sebagai pelaku utama kasus perundungan mengaku pernah menjadi korban serupa.

"Dulu waktu masih SMP saya pernah juga digituin (bully) oleh anak SMP lain, jadi sekarang saya balas dendam," kata AJ pada wartawan, Minggu, (18/6/2023).

Aksi perundungan dan kekerasan tersebut, lanjut dia, dilakukan secara acak terhadap para korbannya yang merupakan siswa-siswa SMP.

"Saya tidak menarget harus sekolah mana, tetapi siapa saja (siswa SMP) yang masuk kawasan Cipanas pasti saya kejar. Terutama siswa SMP asal Cianjur kota," ucapnya.

Hima  mengungkapkan, pihaknya hingga saat ini masih melakukan pendalaman dan memintai keterangan dari ketujuh korban dan saksi.

"Hasil pemeriksaan dan keterangan pelaku, aksi perundungan tersebut terjadi pada Rabu (14/6/2023) lalu. Sedangkan para korban awalnya tengah menunpang truk pengangkut semen untuk merayakan kelulusan sekolah," ucapnya.

 

 

Informasi lengkap dan menarik laiinnya di Googlenews TribunJatim.com

 

 

Berita Terkini