TRIBUNJATIM.COM - Kini ditemukan lagi sosok pria obesitas bobot 200 kg di Kota Tangerang, Banten.
Pria mengalami obesitas dengan berat 200 kg dan berusia 45 tahun tersebut bernama Cipto Raharjo.
Warga Kelurahan Kunciran Indah, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, mengakui, sulit bernapas.
Bobotnya pun sama pria obesitas sebelumnya, almarhum Muhammad Fahjri.
Baca juga: Awal Mula Fajri Obesitas 300 Kg, Ibu Kuak Pekerjaan Si Tulang Punggung Keluarga, Pemicu Kecelakaan
Mengutip Wartakotalive.com, Cipto Raharjo tinggal di sebuah rumah kecil yang terletak di pinggir Jalan Sultan Ageng Tirtayasa.
Cipto Raharjo terlihat hanya tergeletak di lantai dengan penyangga di bahunya.
Dia pun terlihat kesulitan untuk bernapas.
Kini kediaman Cipto Raharjo tengah menjadi kerumunan masyarakat sekitar.
Pasalnya mereka hendak melihat langsung pria dengan berat sekitar 200 kg tersebut.
Camat Pinang, Syarifuddin mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan kesehatan terhadap Cipto Raharjo.
Selanjutnya, Cipto Raharjo direncanakan untuk dievakuasi menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang.
"Sudah kita cek dengan tim kesehatan, dengan RT/RW, Kelurahan, dan kita sudah koordinasi dengan RSUD Kota Tangerang," ujar Syarifuddin pada Selasa (4/7/2023).
"Kota akan fasilitasi dengan kesehatannya dengan dibawa ke RSUD," imbuhnya.
"Untuk berat badan sepertinya sekitar 200 kg, tapi pastinya belum tahu juga sih," sambung Syarifuddin.
Cipto Raharjo pun rencananya akan dievakuasi Selasa sore oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang.
"Kita dengan mobil ambulans BPBD sudah koordinasi. Iya rencananya sih (sore ini), karena dari RSUD sudah siap," kata dia.
Saat ini pihak RSUD Kota Tangerang masih terus menjalani rangkaian pemeriksaan terhadap Cipto Raharjo
Pemeriksaan ini dilakukan, guna mengetahui penyakit yang diderita oleh pria berusia 45 tahun tersebut.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Humas RSUD Kota Tangerang, drg Fika Khayan.
"Sejak dievakuasi dari rumahnya kemarin, pasien Cipto Raharjo masih menjalani perawatan di RSUD Kota Tangerang," kata Fika Khayan, Rabu (5/7/2023).
"Pemeriksaan masih terus dilakukan untuk menganalisis berbagai penyakit yang kemungkinan diderita pasien karena berat badan berlebih sekitar 200 kg," ujar Fika Khayan.
Fika Khayan menjelaskan, pasca mendapat perawatan intensif, Cipto Raharjo diketahui mengalami keluhan pada tubuhnya.
Mulai dari kesulitan untuk bernapas, hingga nyeri pada kedua kaki yang membuatnya tidak dapat beraktivitas kembali seperti pada umumnya.
"Pasien dibawa dengan keluhan sesak nafas selama satu minggu dan semakin memberat dalam tiga hari terakhir," ucap Fika Khayan.
"Lalu terdapat juga nyeri pada bagian kaki kanan dan kiri yang membuat pasien tidak dapat berjalan sejak dua minggu terakhir," jelas Fika Khayan.
Baca juga: Awal Mula Fajri Obesitas 300 Kg, Ibu Kuak Pekerjaan Si Tulang Punggung Keluarga, Pemicu Kecelakaan
Hingga saat ini, Cipto Raharjo telah melakukan berbagai rangkaian pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologi untuk dapat memulihkan kondisinya.
Guna memaksimalkan hal tersebut, RSUD Kota Tangerang pun membentuk tim dokter yang terdiri dari delapan dokter spesialis.
Nantinya tim dokter RSUD Kota Tangerang tersebut akan terus memantau kondisi kesehatan Cipto Raharjo secara berkala selama menjalani perawatan.
"Saat ini tim dokter kami yang sudah terlibat dalam penanganan pasien, terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam, paru, gizi klinik, jantung, urologi, kulit, rehabilitasi medik, dan dokter gigi spesialis penyakit mulut," tutur Fika Khayan.
"Pasien masih terus dilakukan pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologi, untuk saat ini perawatan awal medis untuk perbaikan keadaan umum pasien terlebih dahulu," paparnya.
Menurutnya, tidak terdapat riwayat pada Cipto yang membuatnya tidak dapat beraktivitas kembali seperti biasa.
"Pasien tidak memiliki riwayat jatuh, jadi selama dua minggu ini pasien hanya jalan mengesot untuk ke kamar mandi," papar Fika Khayan.
Untuk pindah ke tempat tidur, Cipto Raharjo memang tak mampu melakukannya.
Cipto Raharjo pun hanya bisa tergeletak di kamar tidurnya dengan ukuran sekitar 2 x 3 meter.
Terlihat tubuh Cipto Raharjo diganjal dengan papan dan tidur tanpa menggunakan alas, yakni langsung berada di lantai.
Selain tak bisa beraktivitas normal, Cipto Raharjo juga hidup dengan ekonomi yang terbatas alias dari keluarga tidak mampu.
Cipto Raharjo bersama keluarganya tinggal di rumah sebuah rumah kontrakan petak dengan ukuran sekitar lebar lima meter dan panjang 20 meter.
Dilansir dari Kompas.com, Cipto Raharjo sudah mengalami obesitas sejak tahun 2015.
Saat itu ia masih bisa beraktivitas, namun sepekan terakhir, kondisinya memburuk dan membuatnya tak bisa berjalan.
"Sejak 2015 saya sudah obesitas, tapi baru enggak bisa jalan baru semingguan ini," kata Cipto Raharjo saat berbincang di kediamannya pada Selasa (4/7/2023).
"Ini aja enggak bisa (jalan). Sudah enggak bisa gerak," sambung dia.
Padahal jauh sebelum tergeletak di kamarnya, Cipto Raharjo pernah bekerja sebagai sopir bus dan driver ojek pangkalan.
Namun akibat kondisi berat badannya yang tak lazim tersebut, membuat para pelanggannya enggan menggunakan jasanya.
"Dulu sempat jadi tukang ojek, tapi enggak ada ada yang mau, sebelumnya juga saya kerja jadi sopir bus antar kota antar provinsi," tutur Cipto Raharjo.