Berita Blitar

Ada Tren Peningkatan Kasus DBD di Kota Blitar, Dinkes Temukan Pasien di 3 Kecamatan: Fogging

Penulis: Samsul Hadi
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas Puskesmas Sananwetan melakukan fogging di Kelurahan Klampok, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Rabu (9/8/2023).

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi

 

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Blitar kembali mengalami tren peningkatan.

Mulai Januari hingga Juli 2023 ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar menemukan 21 kasus DBD di tiga kecamatan di Kota Blitar.

"Tren kasus DBD di Kota Blitar naik pada Juli ini. Kalau jumlah akumulasi kasus DBD di Kota Blitar mulai Januari-Juli 2023 ada 21 kasus," kata Administrator Kesehatan Ahli Muda Dinkes Kota Blitar, Trianang Setyawan, Rabu (9/8/2023).

Trianang mengatakan, temuan kasus DBD di Kota Blitar memang sempat tinggi di awal 2023.

Pada Januari 2023 ada delapan kasus DBD, lalu Februari 2023 turun menjadi empat kasus DBD, Maret dan April masing-masing dua kasus DBD, serta Mei dan Juni masing-masing satu kasus DBD.

Baca juga: Kondisi Candi Gambar Wetan Blitar Peninggalan Kerajaan Majapahit yang Akan Dipugar

"Juli lalu jumlah temuan kasus DBD kembali naik menjadi empat kasus," ujarnya.

Dikatakannya, kasus DBD di Kota Blitar didominasi pasien usia 5-14 tahun sebanyak delapan kasus. Lalu pasien usia 15-44 tahun sebanyak empat kasus.

"Untuk kasus kematian akibat DBD tidak ada tahun ini. Rata-rata semua pasien sembuh," katanya.

Menurutnya, ada tiga strategi penanganan kasus DBD di Kota Blitar, antara lain penemuan kasus secara pasif dan penemuan kasus secara aktif.

Penemuan kasus secara pasif yang dimaksud, yaitu, ketika ada pasien yang berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan akan dilakukan pemeriksaan DBD.

Baca juga: Aksi Heroik Ibu di Blitar, Terobos Kobaran Api Demi Selamatkan 2 Anaknya

Sedang penemuan kasus secara aktif, yaitu, ketika ada laporan temuan kasus DBD, fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif datang ke rumah pasien untuk memastikan apakah ada pasien lain yang juga mengalami gejala DBD.

Selain itu, petugas juga melihat apakah ditemukan jentik nyamuk di lingkungan tempat tinggal pasien.

"Kalau ditemukan segera dilakukan pemberantasan sarang nyamuk di sekitar lingkungan tempat tinggal pasien DBD. Kalau memungkinkan juga dilakukan fogging di lingkungan tersebut," ujarnya.

Trianang mengimbau masyarakat tetap waspada dengan penularan penyakit DBD. Ia meminta masyarakat menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan. 

Berita Terkini