Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kecelakaan beruntun terjadi di Jalan Jagiran Surabaya, Senin (22/8).
Kendaraan roda empat jenis city car nomor polisi W 1369 BB tiba-tiba menyeruduk truk boks yang saat itu kondisi terparkir di depan bengkel.
Tabrakan tersebut sangat keras, sampai-sampai sisi kiri mobil city car ringsek.
Kerusakan tidak berhenti di situ.
Tembok rumah samping bengkel berlubang akibat terkena mobil boks terdorong ke depan.
Padahal, mobil boks saat itu diparkir dalam kondisi tuas hand rem terangkat.
Ternyata pengemudi city car itu masih pelajar kelas II SMA. Inisialnya AV (17).
Dia murid salah satu sekolah negeri bonafit di kawasan tengah kota Surabaya.
Oleh orang tuanya dia diizinkan membawa mobil ke sekolah.
Naas, pada Senin (21/8) siang dia mengalami kecelakaan beruntun di Jalan Jagalan Surabaya saat pulang sekolah.
Tabrakan ini membuat kendaraan AV sisi kiri ringsek.
Ditambah lagi, rekannya yang saat itu berada dalam satu mobil mengalami luka di bagian pelipis mata.
Rizky salah seorang saksi menceritakan tabrakan itu terjadi sangat keras.
Sampai-sampai mobil boks itu terdorong ke depan menyeruduk rumah hingga mengakibatkan bangunan itu berlubang sekitar diameter 10 centimeter.
Padahal, mobil boks itu diparkir di halaman bengkel dalam kondisi tuas hand rem terangkat.
"Saya yakin pengemudi tidak sempat ngerem. Di jalan tidak ada bekas pengereman."
"Jadi nabrak dalam keadaan kecepatan masih tinggi," ucap Rizky.
Sebelum menabrak truk boks tersebut ternyata AV juga sempat menyenggol pengendara sepeda motor.
Pengendara roda dua itu tergeletak di jalan.
AV panik kemudian mencoba kabur, hingga akhirnya tindakan tersebut membuat AV mendapat masalah baru.
Kapolsek Tambaksari Kompol Ari Bayu Aji mengatakan, kecelakaan ini ditangani unit laka lantas Polrestabes Surabaya.
Rekan AV dilarikan di Rumah Sakit Soewandhi .
Dia berharap kecelakaan ini bisa dijadikan pelajaran bagi orang tua.
"Bila mana orang tua memiliki anak sudah bisa mengendarai mobil sebaiknya jangan diizinkan berkendara tanpa didampingi."
"Itu sangat berbahaya. Karena emosi anak masih labil," tandas Ari.
Ikuti berita seputar Kecelakaan