TRIBUNJATIM.COM - Salah satu teknologi AI yang viral dan banyak dibicarakan orang akhir-akhir ini adalah Chat GPT.
Chat GPT merupakan produk yang dikembangkan oleh Open AI.
Open AI adalah sebuah laboratorium riset AI yang berbasis di Amerika Serikat, yang terdiri dari organisasi non-profit Open AI Incorporated dan anak perusahaan for-profit-nya, Open AI Limited Partnership.
Open AI telah mengeluarkan banyak produk sejak didirikan pada 2015, yang mana salah satunya adalah GPT yang sekarang telah memiliki versi keempat.
Chat GPT merupakan GPT berupa chatbot yang dapat menjawab berbagai pertanyaan yang diinput melalui kolom chat.
GPT merupakan singkatan dari Generative Pre-training Transformer, yang secara harfiah berarti pengubah atau transformator yang telah terlatih dan bersifat generatif.
Chat GPT merupakan perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mengajukan pertanyaan menggunakan bahasa yang alami dan mudah dipahami dalam percakapan.
Teknologi tersebut dirilis oleh perusahaan Amerika, Open AI pada tanggal 30 November 2022.
Model tersebut dapat memahami dan merespons input pengguna dengan cara yang meniru percakapan manusia, sehingga interaksi menjadi lebih alami dan menarik.
Selain itu, Chat GPT dapat menghasilkan teks dalam berbagai gaya dan format, seperti artikel berita, surel, dan puisi, sehingga menjadi teknologi yang serbaguna dan berguna untuk berbagai aplikasi.
ChatGPT juga mampu memberikan jawaban yang sesuai meskipun ada beberapa kesalahan penulisan kosakata.
Selain itu, ChatGPT dapat meregenerasi respon, sehingga memiliki variasi jawaban pada setiap input chat.
Namun kini OpenAI, perusahan pengembang chatbot kecerdasan buatan ( Artificial Intelligence / AI ) Chat GPT, diprediksi tengah menuju kebangkrutan, tepatnya pada akhir 2024 mendatang.
Setidaknya begitulah menurut analisis dari India Magazine, sebagaimana dilaporkan kembali oleh outlet media Windows Central baru-baru ini.
Ada beberapa poin yang membuat OpenAI berada dalam situasi yang mengkhawatirkan seperti menuju kebangkrutan.