TRIBUNJATIM.COM - Merasa dirugikan sampai pernah dipenjara, mantan Kepala Desa (Kades) kini bongkar jalan beton yang dulu dibangun.
Tak ayal mantan Kades Ketangi, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, ini mendadak jadi bahan pembicaraan.
Mantan Kades bernama Ambyah Panggung Sutanto ini nekat membongkar jalan beton di desanya sendiri.
Ambyah Panggung Sutanto mengungkapkan alasan di balik aksinya tersebut.
Baca juga: Pengakuan Kades di Trenggalek soal Isu Hamil di Luar Nikah, Sebut Pelaku Kades Lain, Lapor ke Camat
Rupanya hal itu dilakukan Ambyah Panggung Sutanto karena merasa dirugikan oleh hasil audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) di tahun 2016-2017.
Hasil audit yang tidak menyebutkan nilai fisik sejumlah bangunan yang ia bangun saat menjadi Kades, membuatnya kecewa.
Akibatnya, ia harus mendekam di penjara lantaran diduga melakukan korupsi Dana Desa (DD).
Oleh karena hal itu, Ambyah Panggung Sutanto kemudian nekat membongkar jalan beton di desanya yang pernah ia bangun.
Diketahui Ambyah Panggung Sutanto dipenjara selama tiga tahun 10 bulan akibat dari hasil audit BPKP tersebut.
Ia disangkakan korupsi dana desa senilai Rp461 juta.
Majelis hakim Pengadilan Tipikor Semarang mendakwa Ambyah Panggung Sutanto bersalah.
Ambyah Panggung Sutanto didakwa telah menyimpangkan penggunaan dana desa, pajak daerah pajak desa, bantuan Gubernur, dan bantuan Bupati dalam kurun waktu 2015-2017.
Selain hukuman penjara selama tiga tahun, hakim juga menjatuhkan denda Rp100 juta subsider dua bulan kurungan.
Selain itu terdakwa diminta membayar uang pengganti Rp461 juta subsider delapan bulan.
"Mereka (BPKP) menghitung kerugian negara dari aliran dana saja tanpa menghitung bangunan fisik, dari puluhan kegiatan fisik dan non fisik hanya tiga yang diperhitungkan."
"Maka dari itu beberapa bangunan fisik saya sandera dan saya bongkar," kata Ambyah Panggung Sutanto pada Rabu (30/8/2023).
Kid Hamzah, panggilan akrabnya, mengeklaim bahwa dana pribadinya ikut digunakan dalam pembangunan fisik saat dirinya menjabat sebagai Kades Ketangi di tahun 2016-2017 silam.
Usai melakukan pembongkaran, Ambyah Panggung Sutanto mengatakan, aksi tersebut akan dilakukan juga pada sejumlah infrastruktur lainnya.
"Gorong-gorong empat titik, drainase tiga titik, rabat beton dua titik."
"Termasuk teras Gedung PAUD yang rencananya akan kami bongkar," sebut Ambyah Panggung Sutanto.
Baca juga: Warganya Menderita Rumah Hancur Terdampak Gempa, 2 Kades Malah Ambil Jatah Dana: Terang-terangan
Ambyah Panggung Sutanto menambahkan, aset-aset infrastruktur tersebut rencanya akan ia bongkar menggunakan alat berat.
Meski demikian, ia menunggu itikad baik dari pemerintah desa dan pemerintah daerah untuk menyelesaikan persoalan ini.
"Kami masih menunggu respons mereka, insyaallah minggu depan akan kita bongkar lagi, karena ini rabat beton model lama ada kiri dan kanan."
"Yang telah kita bongkar kanan dan besok sebelah kiri," kata Ambyah.
Sebelumnya seorang Pak Kades tengah mencuri perhatian publik karena ramai didemo ribuan warga.
Namun Pak Kades tersebut didemo ribuan warga karena ia diminta menjabat selama dua periode.
Ternyata ia adalah Pak Kades Kaliasri, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Sosok Pak Kades itu pun viral di media sosial dan menjadi sorotan publik.
Kepala Desa Kaliasri yang sempat heboh di media sosial karena menolak jabat dua periode tersebut diketahui bernama Gaguk.
Aksi unjuk rasa ini viral di media sosial, salah satunya diunggah akun Instagram @viralkak, Selasa (18/3/2023).
Posting-annya memperlihatkan aksi warga meminta dengan tegas kepada Pak Kades agar tetap menjabat, meski masa jabatannya selesai.
Namun Pak Kades Kaliasri ini menolak keinginan masyarakat untuk menjadi kades yang kedua kalinya.
Dalam video tersebut, warga desa terlihat melakukan aksi unjuk rasa di Balai Desa Kaliasri.
Mereka meminta Gaguk kembali mencalonkan diri sebagai Kades Kaliasri yang akan digelar pada Mei 2023 mendatang.
Aksi demo simpatis tersebut pun mendapat penjagaan ketat dari ratusan personel Polres Malang.
Gaguk pun tampak terharu melihat desakan warga yang antusias mendukungnya.
Dengan berat hati, Gaguk pun mengabulkan keinginan ribuan warga yang memadati Balai Desa.
Sambil terbata-bata menahan tangis, Gaguk pun akhirnya mengucapkan bahwa ia bersedia kembali dicalonkan kedua kalinya.
"Dengan mengucap bismillah, saya siap untuk maju ke periode selanjutnya," ucap Gaguk.
Ucapan kesediaannya itu pun sontak disambut sorak gembiria dari warga pendukungnya.
Mereka pun segera meminta Gaguk menandatangani surat kesediaan untuk dicalonkan kembali.
Melansir Tribun Sumsel, kini terungkap pekerja Gaguk selain menjabat sebagai Kades Kaliasri.
Hal ini terungkap melalui unggahan di Instagram @viralkak.
Dalam unggahan tersebut, pria kelahiran 1972 tersebut disebut sebagai bos tebu.
Gaguk disebut tidak pernah memanfaatkan lahan bengkok seluas lebih kurang 12 ha untuk kepentingan pribadinya.
Masyarakat menilai, sosok Gaguk sukses menorehkan prestasi besar sebagai Kepala Desa Kaliasri.
Hal itu lantaran selama menjabat di periode pertama, dia tidak mau mengambil gaji.
Menilik penampilannya, Gaguk memang jauh dari kesan formal sebagai sosok Kades.
Saat tengah ngantor sekalipun, Gaguk dinilai tampil sederhana, bahkan nyaris tidak pernah berseragam.
Selain itu Gaguk pergi ke kantor desa yang berjarak 500 meter dari rumahnya cuma naik sepeda onthel.