Berita Viral

Pengakuan Murid SMP Asahan Trauma Sekolah, Di-Bully Sejak Kelas 7 Tak Dibela Guru? 'Mereka Jijik'

Editor: Hefty Suud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bullying - Curhat murid SMP dibully teman-temannya hingga trauma sekolah. Sikap gurunya disorot.

TRIBUNJATIM.COM - Curhatan murid SMP di Asahan, Sumatera Utara ini memilukan. 

Ia mengaku dibully teman-temannya hingga mengarah pada kekerasan fisik.

Di samping itu, sikap gurunya di sekolah juga menambah kesedihan murid SMP ini. 

Imbas menjadi korban bully, ia sampai trauma sekolah. 

Diketahui, korban bully itu berinisial YA berusia 14 tahun.

Ia bercerita dibully secara brutal oleh enam temannya di sekolah. 

Baca juga: Berkah Reski usai Viral, Sang Siswa SD Disabilitas Jadi Pembawa Rezeki ke Sekolah, Guru: Lumayan

YA merupakan warga Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.

Sosok YA merupakan murid kelas IX Madrasah Tsanawiyah di Asahan  . 

Korban mengalami perundungan hingga mengarah pada kekerasan fisik.

Dalam video yang diterima Tribun-medan.com (grup TribunJatim.com), terdapat sebuah rekaman korban YA ditendang dari belakang oleh salah seorang rekan prianya di dalam ruang kelas.

Saat dijumpai Tribun-Medan.com di rumahnya, YA yang didampingi orang tuanya mengaku mendapatkan perundungan sejak duduk di kelas VII di sekolah tersebut.

"Mulai dari kelas 7 sudah di bully. Mereka ada enam orang satu kelompok, saya sering diam-diam nanti di pukul." kata YA, Sabtu (2/9/2023).

"Saya juga sering di kompas (dimintai uang)," ungkapnya.

Lanjutnya, dirinya kerap dimintai uang sebesar Rp 1.000 sampai Rp 3.000 oleh teman-temannya itu.

Baca juga: Jawaban Guru SMAN 15 Maluku Tengah seusai Di-bully Para Siswa: Saya Sudah Beri Maaf, Saya Ikhlas

Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Wanita Pimpin Salat Makmum Pria - Anak 11 Tahun Di-bully Hingga Tak Bisa Duduk

"Gak tau untuk apa, cuma dia minta uang. 'Minta uang dulu, Rp 1.000, atau Rp 2.000' kek gitu," kata YA menirukan ucapan pelaku kepada Tribun-Medan.com.

"Seringnya orang itu minta di istirahat kedua," paparnya.

Namun, puncak dari kejadian perundungan yang dialami YA terjadi pada beberapa pekan lalu.

Bahkan YA terpaksa harus dirawat di rumah sakit.

Tubuh YA mengalami babak belur akibat perbuatan pelaku.

Pada saat itu, YA mendapat tendangan dan pukulan dari para pelaku.

Efeknya korban mengeluhkan sakit kepala dan perut.

ILUSTRASI perundungan atau bullying (TribunBali)

"Kemarin itu saya ditendang bagian kepala belakang," jelasnya.

"Di situ saya terjatuh dan saya dikeroyok dipukuli sama mereka," katanya.

Kepada Tribun-Medan.com, YA mengaku kini takut untuk pergi ke sekolah.

Dia tak ingin mendapatkan perundungan lagi.

Baca juga: Nasib Bocah 8 Tahun Berakhir Tragis, Jadi Korban Bully: Pulang-pulang Dia Sudah Nangis

"Dari kelas 7 sampai kelas 9 saya mengalami dibully." ujarnya.

"Saya takut, dan trauma mau ke sekolah lagi." tambahnya.

"Bahkan, guru-guru selalu menanyakan kepada saya kapan saya pindah sekolah." jelasnya.

"Mereka seperti jijik melihat saya," ujarnya lagi

Ilustrasi bullying (Istimewa)

VIRAL! Diduga Jadi Korban Bullying, Firmansyah Pilih Pindah Sekolah ke SLB, Kini Dapat Banyak Donasi

Diduga karena sering dibully teman-teman sekolahnya, seorang bocah bernama Firmansyah atau akrab disapa Firman memilih pindah ke sekolah luar biasa (SLB).

Alhasil kisah yang menyentuh tersebut kini jadi pusat perhatian publik.

Terkini, Firman mendapatkan banyak donasi dari orang-orang yang peduli dengannya.

Banyak orang yang tersentuh dengan ceritanya dan berlomba-lomba memberikan donasi dan hadiah.

Publik rupanya dibuat iba dengan nasib Firman yang dibully hingga akhirnya memutuskan untuk pindah ke SLB.

Sosok Firman banyak mendapat sorotan karena dianggap terlihat normal alias tidak mengalami disabilitas.

Baca juga: Siang Berdarah di Kediri, ABG 16 Tahun Nekat Bacok Tetangganya, Bermula karena Bully

Namun rupanya, fakta mengejutkan akhirnya diurai keluarga Firman.

Melalui akun Satria Bagus, TikTokers yang pertama kali memviralkan sang siswa SD, keluarga Firman pun mengungkap alasan utama kenapa Firman pindah ke SLB.

Firman terpaksa pindah sekolah karena Ia tergolong 'anak spesial' atau berkebutuhan khusus.

Hal tersebut diketahui setelah Firmansyah menjalani tes psikotest dan IQ di RSUD Salatiga.

"Ternyata Firmansyah itu tidak bisa meneruskan ke sekolah umum karena setelah dia tes IQ mendapatkan nilai 50, jadi tidak memungkinan untuk lanjut ke sekolah umum," ungkap Satria Bagus.

Berusia 12 tahun, kecerdasan Firmansyah justru setara seperti anak usia 6 tahun.

Satria Bagus pun melampirkan bukti valid yang memperlihatkan hasil tes IQ Firmansyah.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologi pada tanggal 5 Mei 2023 An Firmansyah berusia 12 tahun 6 bulan, dan kecerdasan yang dimilikinya setara dengan usia 6 tahun 2 bulan, ia memiliki kemampuan intelektual Firmansyah memiliki taraf kecerdasan yang masuk dalam kategori IDD dengan skor IQ 50 skala binet, sehingga ia memiliki daya tangkap yang kurang baik dibandingkan dengan anak seusianya dan anak mengalami hambatan intelektual," isi surat tes IQ Firmansyah.

Baca juga: Nasib Anak Pengacara Kontroversial, Kini Gusti Rayhan Jadi Korban Bully, Hanya Bisa Diam & Tersenyum

Firman memutuskan untuk pindah ke SLB

Dapat Banyak Hadiah

Kondisi Firman yang ternyata didiagnosa memiliki kecerdasan di bawah rata-rata membuat publik semakin iba.

Karenanya, khalayak pun berlomba-lomba memberikan donasi dan hadiah kepada Firman.

Melalui Satria Bagus, masyarakat mengirimkan donasi dan bantuan kepada Firman.

Terlebih Firman diduga tergolong dalam masyarakat kurang mampu.

Hal itu terlihat dari penampakan rumahnya yang sangat sederhana dengan lantai masih dari tanah dan tembok dari kayu.

Dapat banyak donasi, Satria Bagus langsung membelikan kebutuhan pokok seperti beras, minyak, gula, kopi, hingga deterjen cuci.

Firman mendapat banyak hadiah

"Ini dari kakak-kakak di TikTok," ujar Satria Bagus.

"Makasih ya Kak," imbuh Firman.

"Ini dari kakak-kakak semua, saya berikan semua, buat Firman," pungkas Satria Bagus.

"Semoga tambah rezekinya, sehat," ujar ayah Firman.

Tak diberi kebutuhan pokok, Firman juga mendapatkan uang.

Selain itu, Firman pun diberikan hadiah mahal dari Ardian Kurniawan Santoso.

Pria yang kerap memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan itu baru-baru ini mendatangi rumah Firman.

Ia lantas membelikan sepeda untuk Firman.

Diberikan sepeda mahal, Firman semringah dan langsung tersenyum di depan hadiahnya tersebut.

Pemkab Semarang Bersuara

Kisah Firman yang viral belakangan mendapat atensi dari Pemkab Semarang.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga ( Disdikbudpora) Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sukaton Purtomo Priyatmo angkat bicara terkait kisah Firman.

Ia dan timnya langsung menelusuri kejadian Firman pindah ke SLB.

"Saya sudah cek ke Pakis Kecamatan Bringin, itu kejadian sekira dua tahun lalu. Dan anak tersebut adalah siswa inklusi, memang kemudian pindah sekolah. Tapi informasinya sekarang sudah keluar," ungkap Sukaton dilansir pada Kamis (1/6/2023).

Lebih lanjut, Sukaton pun membantah isu Firman pindah ke SLB karena dibully.

Diungkap Sukaton, Firman mengalami kesulitan dalam beradaptasi dan menerima pelajaran.

"Bahkan selama kelas satu tidak bisa menulis dan membaca," ungkap Sukaton.

Oleh sebab itu gurunya pun tidak memberi nilai hingga menyebabkan Firman tidak naik kelas di tahun ajaran 2019/2020.

"Orangtua diberi tahu kondisinya. Lalu diberi pemahaman, tetap sekolah negeri atau pindah ke SLB," kata Sukaton.

"Teman-temannya hanya menyampaikan soal siswa tersebut yang tidak bisa baca tulis, sementara yang lain sudah bisa," sambungnya.

Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Berita Terkini