Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Pembatasan operasional bus sekolah untuk siswa di Tulungagung, Jawa Timur, dibatalkan, Jumat (8/9/2023).
Sebelumnya, Dishub telah mengeluarkan surat pemberitahuan kepada orang tua siswa, bahwa per Senin (11/9/2023) bus sekolah hanya melayani keberangkatan.
Sedangkan penjemputan kepulangan ditiadakan, karena masalah keterbatasan anggaran bahan bakar.
Pembatalan ini dilakukan setelah Kepala Dishub Tulungagung, Johanes Bagus Kuncoro dipanggil Sekda selaku Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).
Sekda meminta agar Dishub memaksimalkan dana untuk operasional bus sekolah.
“Setelah dikonsultasikan ke sekolah-sekolah, akhirnya kami batalkan. Sampai kapan, akan dihitung terus,” ujar Johanes Bagus Kuncoro, Jumat (8/9/2023).
Lanjutnya, Dishub mendapatkan tambahan dana Rp 100 juta melalui perubahan anggaran keuangan (PAK).
Dari anggaran itu, dialokasikan sekitar Rp 78 juta untuk pemeliharaan.
Anggaran pemeliharaan ini bukan hanya untuk bus sekolah, namun juga 3 kendaraan Patwal dan 3 mobil crane untuk perbaikan Penerangan Jalan Umum (PJU).
Baca juga: Kekurangan Anggaran, Layanan Bus Sekolah untuk Kepulangan Siswa di Tulungagung Akan Dihentikan
“Di akhir tahun ini memang fokus kami sebenarnya untuk perbaikan dan pemeliharaan. Dengan begitu kendaraan tetap aman dan nyaman,” sambung Johanes Bagus Kuncoro.
Jika seluruh anggaran diminta untuk bahan bakar, maka pos untuk pemeliharaan jadi tidak ada dana.
Sedangkan 9 bus sekolah menghabiskan anggaran untuk bahan bakar sebesar Rp 51 juta per bulan.
Jika pun memaksimalkan dana yang ada, maka dana operasional 9 bus sekolah, 3 patwal dan 3 mobil crane juga tidak cukup untuk satu bulan.
Baca juga: Bus Satria Sudah Mengaspal di Kota Kediri, Angkutan Gratis yang Dilengkapi AC, Berikut Rutenya
“Kami tidak tahu teknis pembiayaannya nanti. Sambil jalan kita pacu, semoga sampai akhir Desember,” tegas Bagus.
Lebih jauh, Bagus mengaku harus melaporkan kekurangan anggaran ini ke bupati.
Alasannya, ketersediaan dana operasional bus sekolah ini bagian dari visi dan misi bupati.
Dengan demikian, anggaran yang ada dibalik, sekitar Rp 7 juta untuk pemeliharaan, sisanya untuk bahan bakar.
“Enam aki harus diganti karena tekor. Lalu ada kebutuhan ganti ban setiap tahun,” papar Bagus.
Baca juga: Kronologi Lengkap Kecelakaan Maut Bus Eka vs Bus Sugeng Rahayu di Ngawi hingga Sebabkan 3 Tewas
Dishub Tulungagung meminta tambahan dana sebesar Rp 200 juta lewat PAK.
Sebelumnya Dishub sudah mendapatkan anggaran sebesar Rp 600 juta dari APBD murni.
Anggaran itu dipakai untuk pemeliharaan dan operasional 9 bus sekolah, 3 mobil Patwal dan 3 mobil crane.
Namun anggaran ini tidak dipenuhi, Dishub mengurangi layanan bus sekolah hanya di pagi hari saja.
Sedangkan 31 mobil penumpang umum (MPU) yang digandeng untuk angkatan sekolah tetap beroperasi seperti biasanya.
Baca juga: Ini Besaran Biaya Santunan Jasa Raharja untuk Korban Laka Maut Bus Eka vs Bus Sugeng Rahayu di Ngawi