TRIBUNJATIM.COM - Chef Juna memberikan pesan menohok kepada para food vlogger atau food blogger.
Chef Juna menganggap beberapa food vlogger sotoy atau sok tahu.
Pesan menohok Chef Juna viral lagi tengah kisruh akibat review jujur dari food vlogger kepada Warung Nyak Kopsah milik Bang Madun.
Chef Juna juga menyinggung latar belakang dari para food vlogger itu.
Masalah reviewo jujur terhadap Warung Nyak Kopsah belakangan menjadi sorotan publik.
Masalah itu berawal dari food vlogger Aa Juju yang mereview warung makan milik bang Madun tersebut.
Kemudian food vlogger lainnya bernama Codeblu menambah kisruh dengan ikut-ikutan mereview warung lesehan tersebut dengan bahasa merendah dan menghina bahkan menyebut ada makanan dijual seperti muntahan.
Namun perdebatan semakin panas setelah food blogger Farida Nurhan memberikan pembelaan
Rupanya masalah ini pernah disentil oleh Chef Juna.
Baca juga: Nasib Farida Nurhan Usai Dikhianati Bang Madun, Imbas Warung Nyak Kopsah dan Codeblu Damai: Nyesel
Di akun Tik Tok @rabuhaf1zh, omongan Chef Juna dua tahun lalu itu kembali viral.
Diakui Juri Master Chef Indonesia itu jika dunianya sebagai chef sudah ternodai oleh para food blogger atau food vlogger lainnya.
"Dunia kami Chef atau F & B industri itu sudah sedikit ternodai dengan banyaknya orang-orang yang sok foodie," katanya, dikutip TribunJatim.com dari Sripoku.
"food blogger, chat-chat yang sotoy dan lain sebagainya itu ngerusak hidup kita, merusak profesi kita," jelasnya.
"food blogger terutama mereka-mereka ini yang tidak jelas, maksudnya latar belakangnya itulah who the f*ck are you and the lies our food when you don't know sh*t gitu loh," ketus Chef Juna.
Baca juga: Farida Nurhan Nyesel Bela Warung Nyak Kopsah, Beri Pesan Menohok ke Bang Madun, Anak Cucu Diserang
Chef Juna menegaskan bahwa beberapa food blogger saat ini, terutama yang tidak memiliki latar belakang dalam bidang kuliner, seringkali memberikan ulasan yang tidak relevan.
Ia mengkritik praktik mereka yang memberikan penilaian tanpa pemahaman yang cukup tentang makanan dan menciptakan ekspektasi yang tidak realistis.
Chef Juna mengungkapkan perubahan zaman, di mana beberapa food blogger memiliki latar belakang pengetahuan kuliner yang minim, dan tiba-tiba menjadi tukang ulasan makanan sejak media sosial mulai berkembang.
Namun, ia menekankan bahwa ulasan yang tidak konstruktif dan menghina merupakan hal yang berbeda dari memberikan kritik yang membangun.
Chef Juna menyarankan para food blogger untuk memberikan ulasan yang jujur dan konstruktif.
Terbaru, Juna Rorimpandey atau Chef Juna ungkap pengalaman setiap kali makan di luar rumah.
Berbeda dengan karakter tegas yang terlihat di televisi, Chef Juna mengaku sebenarnya cukup santai saat sedang makan di luar, terlebih jika itu warung kaki lima.
"Kalau kita lagi makan di kaki lima, gerobak, makan- makan aja," kata Chef Juna dikutip dari YouTube Musemediaid.
"Tapi, makan sama chef Juna di warteg atau bakso pinggir jalan, kayaknya tetap beban yang dagang. Terus abang baksonya, 'gimana chef garamnya pas? (atau kalau di warteg) 'kerang gue udah pas belum ya tingkat kematangannya?'" kelakar Kemal Palevi, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.
Baca juga: Penjelasan Chef Arnold soal Aturan Review Makanan, ‘Tampar’ Pengkritik Warung Nyak Kopsah: Masukan
Mendengar hal itu Chef Juna spontan tertawa dan mengaku memang beberapa hal seperti itu sering ditemui saat makan di luar.
"Tapi ada mereka kayak gitu. Saya mah santai," ucap Juna.
Hanya saja memang, respons Juna akan berbeda saat sedang makan di restoran kelas menengah ke atas.
Mempertimbangkan harga mahal yang harus dibayar, harapan chef Juna atas suatu makanan menjadi lebih tinggi.
"Kalau sudah restoran menengah, menengah keatas, kita tahu bahwa kita keluar duit banyak, kalau ternyata 'waduh gini doang nih,' waduh," ucap Juna.
"Kenapa itung-itungan? Karena kita bisa buat itu, ngapain kita bayar mahal," lanjut Juna.
Baca juga: Nasib Karyawan Nyak Kopsah Disorot Jhon LBF, Bang Madun Nangis, Ingat Dulu Warung Bak Kandang Bebek
Diakui juga oleh Juna, popularitasnya terkadang dirasakan seperti pisau bermata dua setiap kali datang ke tempat makan.
"Kadang-kadang dapat luxury-nya, dalam artian satu meja, tiba-tiba makanan saya duluan yang datang," kata Juna.
"Tapi kadang-kadang jadi pisau bermata dua, enggak enaknya adalah, karena di belakang terlalu lama (disiapkan) jadi lama," sambungnya.
Selain itu, Juna juga terkadang tak dibiarkan membayar makanan yang sudah dipesan, di mana hal itu justru membuatnya merasa tidak nyaman.
"Terutama yang menengah atas, meskipun enggak kenal dekat, tapi tahu-tahuan, seringan enggak dikasih bayar, jadi enggak enak," ucap Juna.
"Dan harganya itu enggak murah. Enggak enak utangnya ini," imbuhnya.
Juna mengaku lebih senang saat dia tetap dibiarkan membayar makanannya.
"Saya lebih suka kayak di bintang lima atau resto kelas atas apa yang kita pesan tetap bayar," tutur Juna.
"Tapi mungkin di belakang si Chef ngeracik yang berbeda, 1 -2 dish, dessert jadi complimentary, lebih enak, dibanding 'enggak usah chef,' aduh," sambungnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com