TRIBUNJATIM.COM - Aksi anggota TNI yang rela rogoh koceknya sendiri demi rawat Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) menjadi viral di media sosial (medsos).
Bahkan sosok angota TNI tersebut tak segan memandikan ODGJ yang sudah bau dan terlihat lusuh.
Ia juga tak canggung mendatangi ODGJ yang terlantar di jalan dan meyuapi mereka makanan.
Lantas siapa sosok anggota TNI yang dimaksud?
Anggota TNI tesebut adalah Serma Endro Sriyoto yang belakangan aksinya jadi sorotan publik.
Prajurit TNI yang bertugas di Kodim 0718 Pati, Jawa Tengah, ini rela merogoh kocek pribadi demi merawat para ODGJ.
Diketahui Serma Endro Sriyoto bersama istrinya juga menjalankan usaha sampingan ternak lebah madu.
Ia pun mengungkapkan alasannya merawat para ODGJ yang terlantar.
Serma Endro Sriyoto mengatakan, hal ini merupakan wujud laku memanusiakan manusia.
Menurut dia, ODGJ sekalipun juga manusia yang perlu mendapatkan sentuhan sosial dari manusia lain.
"Sebenarnya ODGJ juga manusia, ODGJ butuh sentuhan," kata dia di kediamannya, Desa Pasucen, Kecamatan Trangkil, Kamis (5/10/2023).
"Bukan hanya disentuh tapi sentuhan dari hati," imbuhnya, melansir Tribun Jateng.
Sudah sekitar delapan tahun belakangan ini, Serma Endro Sriyoto berupaya sebisanya membantu ODGJ.
Serma Endro Sriyoto menegaskan, kegiatannya ini sama sekali tidak mengganggu tugas dan tanggung jawab utamanya sebagai prajurit TNI.
"Saya yakin dan percaya, hal ini merupakan (akan mendapatkan) apresiasi dari pimpinan saya," katanya.
"Bahwa kita tidak hanya melakukan (tugas) pokok saja. Tapi (merawat) ODGJ dan lain sebagainya."
"Ini adalah tugas tambahan, tugas sosial, tugas mulia membantu masyarakat,” ungkap Serma Endro Sriyoto.
Serma Endro Sriyoto menambahkan, respon masyarakat terkait kegiatan ini juga sangat baik.
Bahkan setelah dia mengunggah aktivitasnya ini ke media sosial, semakin banyak warga yang ikut peduli.
Baca juga: Aksi Sopir Taksi Online Antar Ibu & Anak Baru Pertama Kali Naik Mobil Jadi Sorotan, Gratiskan Jasa
Satu di antara ODGJ yang kerap disambangi Serma Endro Sriyoto ialah Sugianto, ODGJ yang biasa berkeliaran di Desa Pasucen, Kecamatan Trangkil.
Kamis (5/10/2023), Serma Endro Sriyoto kembali menyambangi Sugianto sambil membawakan jajanan pasar.
Sugianto sempat menolak dan malah meminta Serma Endro Sriyoto untuk dibelikan bakso.
Setelah dibujuk, barulah Sugianto mau makan jajanan pasar yang disuapi oleh Serma Endro Sriyoto.
Serma Endro Sriyoto juga meminta Sugianto berdiri dan membimbingnya melakukan gerakan-gerakan peregangan.
Pasalnya ia khawatir, otot-otot tubuh Sugianto kaku akibat terlalu lama duduk di emperan sebuah gudang.
Serma Endro Sriyoto mengatakan, dia memang kerap menyambangi Sugianto jika ada waktu luang.
Ia menghampiri Sugianto untuk sekadar membawakan makanan dan mengajak mengobrol.
Kadang Serma Endro Sriyoto juga memandikannya.
Sementara itu kisah pemuda Banyuwangi, Jawa Timur, yang seorang diri rawat ibu pikun dan tante disabilitas juga banjir dukungan.
Diketahui pemuda berusia 32 tahun tersebut bernama Mohammad Hamzah.
Ia harus merawat ibunya bernama Rahmah, dan tantenya, Satunah.
Hamzah pun ungkap perjuangannya rawat ibu dan tante diabilitas.
Melalui media sosial TikTok @ozzahyunki, Hamzah kerap mengunggah video mengenai aktivitas sehari-harinya yang ditonton jutaan kali oleh netizen.
Sebelum berangkat kerja, Hamzah rutin menjemur ibunya lebih dulu di pelataran rumah.
Untuk mempersingkat waktu, dirinya memasak sarapan untuk mereka bertiga.
Dari beberapa video yang diunggah, Hamzah terlihat piawai dengan alat-alat di dapur.
Begitu semuanya beres, ia segera merapikan kondisi ibunya lebih dulu sebelum sarapan.
Dengan telaten, ia menyuapi ibunya, sementara bibinya bisa makan sendiri.
Hamzah biasanya hanya memasukkan makanan saja ke piring dan menyediakan air minum untuk tantenya.
Begitu semuanya selesai, ia baru mengisi perutnya, kemudian berangkat bekerja.
"Saya kerja di percetakan, ketika ibu saya tinggal, masih ada bibi yang jagain," tutur Hamzah kepada Tribun Jakarta, Sabtu (2/9/2023).
"Walaupun bibi cacat (disabilitas) dari lahir, tapi beliau masih bisa mandiri," bebernya.
Kebaikannya mengurus dua lansia ini pun mendapat sorotan dari netizen.
"Ibumu keren bang, punya anak Sholeh sepertimu... Surga bang gak main-main Reward nya....," ucap Atrial Fibrilasi.
"COWOK BOLEH NANGIS GAK SI. GUE PALING GAK BISA KALAU SOAL ORANG TUA, SEBAB GUE UDAH GA ADA ORANG TUA, NENEK KAKEK JUGA GAK ADA," beber HND.
Diketahui sang ibu, Rahmah, kini berusia 73 tahun.
Sejak setahun lalu ia sudah benar-benar memerlukan bantuan Hamzah, walau untuk sekedar duduk.
Hari-harinya sudah banyak dihabiskan di atas kasur, lantaran untuk berpindah tempat memerlukan bantuan orang lain.
Berbeda dengan Rahmah, kondisi Satunah jauh lebih baik.
Meski penyandang disabilitas, ia masih bisa untuk sekedar berjalan dan makan sendiri.
Hamzah menceritakan, ia merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.
Namun dua saudara lelakinya sudah berkeluarga, sehingga dua lansia di rumah tersebut, ia yang mengurusnya.
Hamzah menyebut jika Rahmah justru sudah tak mengingat nama dua anak lelakinya dan hanya mengenali Hamzah saja.
Padahal dua kakak lelakinya tersebut tinggal di kota yang sama.
Namun memang tak seintens dirinya dalam mengurus ibu lantaran sudah berkeluarga.
"Enggak pernah bilang apa-apa, bahkan pas di tanya orang-orang, yang disebut nama saya saja."
"Sudah lupa sama anaknya yang lain," ungkap Hamzah kepada Tribun Jakarta, Sabtu (2/9/2023).
Ia melanjutkan, tepat setahun lalu, kondisi ibunya kian parah dan membuatnya harus ekstra sabar dalam mengurusnya.
Kaki ibunya menjadi kaku setelah jatuh waktu ditinggal Hamzah pergi bekerja sehingga susah berjalan.
"Ibu sudah pikun dan sedikit terganggu mentalnya. Kakinya kaku karena habis jatuh pas saya tinggal kerja."
"Jadi susah berjalan. Pandangannya juga sudah kabur," ungkap Hamzah.
Kendati demikian, Hamzah mengaku ada satu momen yang membuatnya sempat menangis.
Hatinya terasa pilu ketika mendapati kenyataan penglihatan ibunya yang sudah mulai kabur.
Saat itu air matanya mengalir begitu saja.
Hal yang paling ia takuti akhirnya terjadi.
Padahal selama ini ia sudah berusaha keras untuk tak menangis di hadapan sang ibu.
Namun pertahanannya runtuh juga, isak tangisnya kala itu sampai diketahui sang ibu.
"Pas tahu penglihatan ibu sudah kabur, baru aku nangis sambil nyuapin," beber Hamzah.
Sejak kejadian itu, ia bertekad untuk jauh lebih kuat dan tegar.
Kini dirinya mengaku menjadi jauh lebih ikhlas dengan apa yang sudah digariskan.
Hamzah sekarang bertekad hanya ingin fokus merawat ibu dan tantenya saja.
Sehingga ia harus pintar membagi waktu antara bekerja dan menjalani aktivitasnya di rumah.
Meski bosnya mentolerir keterlambatannya sewaktu berangkat kerja, Hamzah tetap berusaha semaksimal mungkin datang tepat waktu.
Begitupun ketika jam pulang kerja tiba, ia akan bergegas sampai di rumah tanpa berpikir untuk mampir bermain.
Meski jadi jarang bergaul, Hamzah berharap kelak mendapatkan jodoh yang baik di kemudian hari.
"Belum (soal pasangan). Yang penting menerima keadaanku saat ini sudah alhamdulillah."
"Kalau masalah penampilan itu bonus," ungkapnya kepada Tribun Jakarta, Sabtu (2/9/2023).
Meski begitu, hingga saat ini, Hamzah masih ingin fokus untuk merawat ibu dan tantenya.
Apalagi ibunya harus dibantu untuk sekedar berpindah tempat, termasuk untuk berjemur setiap pagi.
"Kalau cuma teman chat sih ada. Kalau dibilang deket sih enggak," kata Hamzah.
"Soalnya saya sendiri juga masih ingin sedikit menghindari jatuh cinta atau menikah dulu, karena takutnya rumah tangga amburadul (berantakan)," jelasnya.
"Tapi kalau memang ada yang bener-benar serius menerima saya, insyaallah saya usahakan untuk segera meminangnya," pungkas Hamzah.