Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nurika Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Menyatukan perempuan dalam misi memajukan pendidikan, Yayasan Warisan Kasih menggelar gathering bersama sekaligus bincang hangat tentang keberagaman dan pendidikan.
Dalam acara merayakan usia 10 Tahun itu, Yayasan Warisan Kasih menghadirkan Dr. (H.C.) GKR Mangkubumi, putri sulung Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Tety Agustina pemilik sekolah SLB Insani Tunas Mandiri di Sidoarjo.
Sementara itu, Putri Mahkota dari Kasultanan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Dr. (H.C.) GKR Mangkubumi mengatakan, setiap orang dan anak punya hak yang sama dalam bidang pendidikan.
Dia menegaskan, setiap anak, setiap warga Indonesia punya hak sama dalam pendidikan. Sekolah pun banyak modelnya, dari umum, swasta, minat bakat hingga untuk anak berkebutuhan khusus.
Baca juga: Jangkau Aspirasi dan Ruang Diskusi Masyarakat, Komunitas Warung Resmikan Posko di Surabaya
“Sekarang ini banyak yang perlu suport untuk hal pendidikan, meskipun pemerintah berupaya dalam banyak hal tapi masih banyak yang belum kena tangan pemerintah dan itu ada di dekat kita,” ungkap GKR Mangkubumi, Senin (16/10/2023).
Untuk mendukung anak-anak dapat mengenyam pendidikan, GKR Mangkubumi mengajak masyarakat untuk sama-sama membantu sesama.
Membantu kemajuan dan mencetak anak-anak berkarya dan mendapatkan pendidikan.
Dalam pendidikan inklusif dan SLB spesifikasinya, GKR Mangkubumi menuturkan, adanya uluran tangan yang ada di Yayasan Warisan Kasih bisa saling suport membantu kemajuan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus.
“Semua anak punya hak yang sama untuk hidup, sehat pintar. Ini adalah wanita-wanita hebat yang tugasnya membantu sesama dan saling suport. Semoga seterusnya hingga 10 tahun ke depan tetap solid dan berfokus pada pendidikan, ini yang sangat luar biasa,” kata Gusti.
Baca juga: Peringati Hari Kopi Sedunia, Komunitas Industri Kopi di Trenggalek Bikin Kompetisi V60 Fun Battle
Menurut Gusti, banyak hal yang bisa kita suport mulai dari bangunan, alat produksi belajar, selain itu mendukung fasilitas bagi para anak-anak berkebutuhan khusus untuk dapat mandiri kreatif.
“Suport untuk mereka bisa mandiri, tentu mereka harus diajari bisa mandiri, mereka juga harus berproses berkeluarga karena regenerasi itu berjalan kapanpun dimanapun,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Acara Ineke Widjaya menyebut Yayasan Kasih Mandiri yang beranggotakan 100 orang ini berfokus pada misi mengembangkan bidang pendidikan.
“Kami terdiri dari beragam suku etnis kepercayaan berkumpul jadi satu. Kami ingin melestarikan keharmonisan itu sendiri dan kebetulan mau mengangkat satu keharmonisan dan menyatukan hati untuk membantu orang-orang, keluarga yang kurang beruntung, khususnya di bidang pendidikan,” ungkap Ketua Acara Ineke Widjaya ditemui, Senin (16/10/2023).
Tujuan utama acara perayaan ke-10 ini disebutnya, untuk menggalang dana pembangunan Sekolah Luar Biasa, SLB Insani Tunas Mandiri di Sidoarjo untuk anak-anak difabel (Anak Berkebutuhan Khusus) dari keluarga miskin, tidak mampu secara ekonomi.
“Fokus kami pendidikan. Kami sediakan medianya, ruangnya, gedungnya. Karena banyak sekolah gratis yang gedungnya kadang kurang memadai dan tidak layak dilakukan pengajaran di tempat itu,” ungkapnya.
Selain menyiapkan pembangunan SLB Insani Tunas Mandiri di Sidoarjo, sebelumnya dua sekolah gratis lain yang sudah terbangun yaitu SD-SMP Karunia Hidup.
SLB Insani Tunas Mandiri di Sidoarjo tabg didirikan oleh Tety Agustina memiliki 15 guru, 47 anak berkebutuhan khusus dan lima anak terapi. Sekolah tersebut berangkat dari pengalaman pribadi Tety Agustina yang juga memiliki anak berkebutuhan khusus.
Dalam acara ini juga dilakukan peragaan busana kebaya karya Radja Art Kebaya memeriahkan 10 Tahun Warisan Kasih bertema Harmony in Diversity di Hotel Westin.
“Tahun ke 10 ini kita mendapatkan kepercayaan untuk membangun fasilitas atau kebutuhan sekolah berkebutuhan khusus yang tidak berbayar, orang tuanya benar-benar tidak mampu,” tambah Ketua Umum Yayasan Warisan Kasih Erlin Rusiawaty.