Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ramen sebagai makanan khas Jepang sudah menjadi menu yang lekat di lidah masyarakat Surabaya.
Namun, ramen yang autentik seperti di Jepang, umumnya mengandung lemak babi dan mirin.
Satu di antara tempat makan ramen halal yang ada di Surabaya adalah Guri Ramen.
Guri Ramen merintis kedainya di Jalan Raya Mulyosari, Surabaya, dan saat ini telah memiliki lima cabang di Surabaya dan dua di Malang.
Yang membuatnya terkenal adalah rasa kuah medok dan topping yang melimpah.
Dengan harga sekitar Rp 35 ribu, sudah bisa menikmati semangkuk saitama tori ramen yang berisi homemade ramen, ayam panggang, jagung, narutomaki, katsuobushi, nori, daun bawang dan kuah kaldu spesial.
“Sebagai penyuka ramen, udon, dan jenis mie, apalagi halal, ya pasti bisa jadi rekomendasi. Rasa kuahnya kerasa gurih, tapi gak yang enek, toppingnya banyak dan pilihannya juga banyak,” ungkap Nadia, salah satu pengunjung Guri Ramen di Surabaya, Kamis (14/12/2023).
Guri Ramen menghadirkan homemade ramen.
Ramen yang dibuat sendiri tersebut, dipadu dengan kuah miso yang terbuat dari kaldu ayam, ikan, dan daging sapi.
Tekstur atau konsistensi kuah yang ringan memberikan rasa gurih yang khas hasil dari pengolahan selama 8 hingga 10 jam.
“Basicnya miso jadi bisa lebih diterima juga di lidah anak-anak. Kalau yang suka kuah yang thick (tebal) lebih ke kari. Ramen kami halal MUI,” ungkap Chef Founder Guri Ramen, Andre Winyoto.
Andre dan istri, Sherly Jessica, tampak detail dalam merintis usahanya tersebut.
Dalam pemilihan telur pun, melalui proses memasak yang cukup lama untuk menghasilkan rasa bumbu yang pas.
Telur pendamping ramen direbus dengan tingkat kematangan tiga seperempat dan dimarinasi selama delapan jam.
“Telur omega kalau di Jepang telurnya khas merah dan itu kaya protein. Dimakan setengah matang aman dan cocok juga untuk balita yang sedang gerakan tutup mulut (GTM). Karena di sini kita pertimbangkan gizi juga, sehingga tidak karbohidrat saja,” ungkap Sherly.
Baca juga: 9 Tahun Malang Strudel, Teuku Wisnu Bakal Adakan Giveaway Berhadiah Jutaan Rupiah!
Untuk pilihan ramen, Sherly memberikan rekomendasi Signature Menu Guri Ramen berisi homemade ramen, yakiniku beef, ayam panggang, homemade ayam goreng panko, jagung, narutomaki, katsuobushi dan nori.
Ada pula Yaki Ramen, Yaki Gyu Ramen dan beberapa pilihan ramen kering.
Mentai Karagedon, Bifuteki Wagyudon dan Ebi Furai Don untuk pilihan nasi.
Tak ketinggalan, bola ayam khas Jepang dengan saus mentai yang dibakar dan Tobiko.
Bagi penggemar gyoza atau dumpling ayam khas Jepang, Guri Ramen menghadirkan Gyoza Hitam dari kulit charcoal isi ayam dan keju lumer dengan cocolan saus mentai.
“Buat yang mau kumpul-kumpul akhir tahun, kita ada Desember Happy Hour dari pukul 15.00 WIB sampai 17.00 WIB makan di tempat Selasa, Rabu dan Kamis cuma bayar Rp 99 ribu bisa makan ramen berempat,” ujarnya.
Gerai yang berada di lima titik di Surabaya dan dua di Malang ini, bisa menjadi pilihan menikmati ramen dengan nuansa Jepang.
Tidak hanya kelezatannya, Guri Ramen dengan tagline “Lebih dari Semangkuk Ramen” juga menyuguhkan suasana dan tempat yang chill (santai).
Menemani para keluarga maupun anak muda untuk menikmati ramen dengan cerita-cerita mereka di meja makan.
Seperti halnya di Guri Ramen Darmo Permai Surabaya yang menyediakan hal menarik bak bersantap di restoran Jepang. Salah satunya adalah jenis tempat duduk yang disediakan.
Kursi makan disediakan dengan beberapa jenis sesuai fungsinya. Kursi sandaran, kursi bar hingga area tatami yang didatangkan dari Jepang.
“Kami beri sentuhan nuansa Jepang, ada tatami yang asli dari Jepang dan ramen bar. Segmen di sini keluarga, kalau di Jalan Raya Mulyosari Surabaya lebih ke mahasiswa,” ucapnya.
Rintis Usaha Kuliner Berdua
Memiliki ketertarikan yang sama akan kuliner Jepang mendorong Andre Winyoto dan Sherly Jessica merintis usaha kuliner ala negeri sakura tersebut.
Keduanya mengaku sebelumnya, tak ada pengalaman di bidang kuliner.
Ketertarikan menjalani bisnis kuliner tersebut dilakoni Andre saat melihat peluang kuliner Jepang yang belum banyak ditemukan di area Mulyosari Surabaya tahun 2018 lalu.
“Sebelumnya itu Teppanyaki, kemudian rice bowl Jepang kemudian Corona itu kita rebranding, dan mulai buat ramen, karena mulai banyak yang tanya juga soal ramen,” ungkap Andre Winyoto.
Kehadiran ramen halal di Surabaya ini diakui Andre menarik minat kuliner masyarakat Surabaya dan Malang. Ekspansi gerai dilakukan di beberapa kawasan.
“Dulu saya survei 20-an lokasi, saya pikir bisnis itu jangan kita bisa apa, tapi pasar butuh apa. Ternyata belum ada kuliner Jepang di daerah Mulyosari padahal traffic-nya ramai, itu cabang pertama,” ungkapnya.
“Basic kuliner jujur tidak ada, edukasi resmi juga tidak. Dulu sering bantu mama memasak, jadi semua dari awal bikin sendiri,” tambahnya.
Perjalanannya merintis kuliner Andre ditemani lima karyawan, hingga kemudian bertambah hingga hampir 100 karyawan.
Tidak mudah dalam merintis usaha dari nol.
Hal itu turut diakui keduanya. Apalagi masa pandemi Covid-19 yang turut mematikan berbagai perjalanan industri, termasuk food and beverage.
Bisnis tersebut juga melalui proses dari pengiriman manual yang mengharuskan pihak gerai terlibat mengantar pesanan, hingga pengantaran driver online.
“Dari gyu don itu ramai, saya beranikan buat brand baru dengan berbeda,” ungkapnya.
“Kuliner itu selalu dicari, permintaan selalu ada. Tapi inovasi itu penting, termasuk istri saya ini dari sebelum menikah pun membantu saya. Arifin supervisor kami juga dari awal, Covid saya tidak memberhentikan karyawan,“ ucapnya.
Diakui sang istri, Andre cukup gigih dalam mencoba berbagai resep hingga menemukan karakter rasa yang diinginkan dan dapat diterima pelanggan.
Bahkan meyakinkan perjalanan bisnisnya tetap bertahan di tengah Covid-19 dengan tetap membersamai para karyawan. Guri Ramen disebut Sherly, dikelola berdua.
Sherly berperan sebagai Brand Manager, tidak hanya suport, dirinya juga turut andil dalam memberikan ide packaging, konsep dan brand maketing yang saat ini dibutuhkan dalam pengembangan bisnis.
“Andai kata jatuh tujuh kali, delapan kali pasti bangkit. Karena kita tidak tahu mungkin itu kesempatan jalanmu. Karena kesempatan tidak datang sekali atau dua kali,“ ungkapnya.