TRIBUNJATIM.COM - Kisah ayah gendong anaknya sambil jualan tisu demi mencari nafkah.
Kisahnya viral di media sosial usai sang ayah bernama Alam tampak menggendong anaknya sambil berjualan tisu.
Diketahui, sang ayah merupakan seorang difabel.
Memang saat jualan, Alam sering mengajak anaknya bernama Sultan.
Baca juga: Muzdalifah Pernah Dapat Rp1 M Jualan Bawang Goreng & Tisu, Kini Manyun TikTok Shop Ditutup
Hal itu lantaran anak laki-laki tersebut hanya seorang diri di rumah dan tidak ada yang menjaganya.
Di tengah keterbatasan fisik yang dimiliknya, Alam rela menggendong buah hatinya untuk berkeliling jualan.
Mereka tak jarang menahan lapar bila dagangannya tidak juga laku dibeli.
Kisahnya viral setelah dibagikan oleh seorang TikToker bernama Donny Ramadhan @donnyrapu.
Dalam unggahannya itu, ia membagikan momen ketika Alam sedang menjajakannya dagangannya sambil menggendong anaknya tersebut.
Mulanya, sang TikToker bertanya tentang harga tisu yang alam tawarkan.
Tak hanya membeli tisu dagangannya, Donny pun mengajak Alam untuk makan bersama di sebuah warung bakso.
"Udah makan belum, mau makan di situ gak?," tanya Donny.
"Belum, nggak boleh masuk," kata Alam menjawabnya.
"Kan ada saya, gak apa-apa Pak," kata Donny lagi.
Diketahui, Alam setiap hari berjualan tisu dengan berkeliling Cikarang dan juga Bekasi.
Ia setiap hari membawa anak laki-lakinya itu berjualan karena di rumah tak ada orang yang menjaganya.
Sebelum berjualan, Alam menunggu anaknya untuk bersekolah.
Ketika pulang sekolah, barulah keduanya berjualan bersama.
"Emang Sultan gak capek?," tanya Donny.
Bocah itu hanya geleng-geleng kepala menjawab pertanyaan tersebut.
Alam pun lalu berujar, ia selalu menggendong anak laki-lakinya itu agar ia tak kelelahan saat dibawanya mencari nafkah.
"Makanya dia saya gendong, ya udah resikonya jadi orangtua (capek)," kata Alam.
Alam mengatakan, anaknya memiliki fisik yang lemah.
Setiap merasa kelelahan, ia seringkali jatuh sakit.
Bahkan, Alam pun rela menahan berat dan rasa lelahnya demi sang buah hati.
Alam tidak mau anak yang ia bawa mencari nafkah itu merasak sakit karena kelelahan.
"Kalau capek sakit dia," kata Alam.
"Makanya saya rela gendong-gendong kalau udah capek. Soalnya kalau sakit repot biayanya, kalau lagi ada rejekinya ya alhamdulillah saya bisa jual Rp 5 ribu,"
"Kalau nggak ya harga Rp 4 ribu, Rp 3 ribu," kata Alam.
Pernah tak makan
Alam biasanya menjual tisu dagangannya seharga Rp 5 ribu.
Meski begitu, ia mengaku dagangannya tidak selalu laku dibeli orang.
Pernah suatu ketika, ia dan anaknya harus menahan lapar dan tidak bisa makan.
Hal itu karena ia sama sekali belum mendapatkan uang dan dagangannya belum ada yang membeli.
"Pernah seharian kita dagang, nggak makan. Pernah gak dapat (uang) karena gak dibeli sama sekali,"
"Ya pernah diobral, yang penting bisa buat ongkos pulang," tutur dia.
Sang anak berprestasi
Hidup dengan kesederhanaan, Alam mengatakan bahwa anaknya adalah sosok yang berprestasi.
Nilai Sultan di sekolah selalau bagus.
Bahkan, Alam mengatakan, anak laki-lakinya itu pun mendapatkan peringkat 1 di kelas.
Bahkan kata Alam, anak laki-lakinya itu juga mendapat peringkat 1 di kelas.
"Ranking mulu dia," kata Alam.
Ia pun berharap ke depannya bisa menjalankan usaha yang lebih baik.
Hal itu agar dirinya tidak berkeliling sambil menggendong anak laki-lakinya karena khawatir tidak ada yang jaga.
Informasi lengkap dan menarik lainnya hanya di Googlenews TribunJatim.com
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id