Berita Viral

Sosok Lo Siauw Ging, Dokter Tanpa Tarif di Solo Tutup Usia, Sempat Minta Pemakaman dengan Peti Biasa

Editor: Hefty Suud
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter Lo Siauw Ging meninggal dunia. Sosoknya terkenal kerap memberikan biaya untuk pasien alias gratis atau sukarela.

TRIBUNJATIM.COM - Kabar duka, dokter Lo Siauw Ging meninggal dunia. 

Sosoknya sempat viral di media sosial sebagai dokter tanpa tarif di Solo. 

Semasa hidupnya, Lo Siauw Ging dikenal sebagai sosok yang murah hati alias dermawan.

Sebagai dokter, Lo Siauw Ging tak memberikan biaya untuk pasien alias gratis atau sukarela.

Tak hanya itu, Lo Siauw Ging juga kerap membantu biaya pelunasan pasien miskin di Kota Solo.

Kini, dokter yang terkenal dermawan ini meninggal dunia pada Selasa, (9/1/2024) sekitar pukul 12.15 WIB.

Lo Siauw Ging berpulang dalam usia 89 tahun.

Almarhum sempat dirawat di Rumah Sakit Kasih Ibu sejak Jumat (5/1/2024) lalu.

Sebelum meninggal dunia, berpesan pada anak-anaknya agar dirinya dimakamkan dengan peti biasa.

Dia ingin proses pemakaman yang sederhana dan tak memerlukan dana fantastis.

"Karena memang usia sudah sepuh. Beliau sempat dirawat sejak 5 Januari 2024.

Baca juga: Penjelasan Dokter soal Viral Pemuda 20 Tahun Serangan Jantung Kebanyakan Mi Instan, Perburukan

Baca juga: Geger Bocah Ngaku Disunat Jin sampai Kemaluan Sakit, Dibawa ke Dokter Tak Ada Masalah: Bagus

Sejak dirawat kondisinya selalu naik turun,” tulis Manajer Humas Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu Surakarta, Divans Fernandes, melalui pesan singkatnya, Selasa sore dalam pesan singkatnya seperti dikutip Kompas.id.

Jenazah Lo rencananya akan disemayamkan di rumah duka Thiong Ting, Jalan Kolonel Sutarto, Kecamatan Jebres, Solo.

Sosok Lo Siauw Ging dikenal sebagai dokter tanpa tarif yang berjiwa sosial tinggi.

Ia praktik di Rumah Sakit Kasih Ibu. Dia juga membuka praktik dokter umum di rumahnya di Jalan Jagalan No. 27 Solo.

Ketika masih muda dulu, pasiennya bisa mencapai 100 orang sehari.

Seiring dengan usianya yang kian sepuh, dr Lo masih mampu melayani 20-30 pasien per hari.

Ia menggratiskan biaya pemeriksaan kesehatan kepada pasiennya yang tak mampu.

Baca juga: Sosok Ardi Santoso, Dokter Beri Pengobatan Gratis ke Pengungsi Rohingya, Kecewa Sikap Pemerintah

Lo tidak pernah memasang tarif kepada para pasiennya.

Ia ikhlas dibayar sukarela.

Bahkan, ia turut membayari obat yang diperlukan pasiennya.

Lo akan menuliskan resep dengan memo khusus.

Pasien itu tinggal mengambil obat di apotek Budi Asih.

Lo Siaw Ging, dokter dermawan asal Solo yang sering melunasi biaya pengobatan pasien miskin tiap bulan (TribunSolo)

Pihak apotek lalu memberikan obat sesuai dengan resep yang ditulis oleh Lo.

Setiap bulan pengelola apotek akan mengirimkan tagihan-tagihan biaya obat-obat para pasien tidak mampu itu kepada Lo.

Tagihan yang harus dibayar dr Lo bervariasi dari ratusan ribu hingga Rp 10 juta per bulan.

Baca juga: Meski Bercadar Diminta Jadi Wajah Produk Skincare, Umi Pipik Kaget Sama Ucapan Dokter: Enggak Salah?

Baca juga: Kenali Ciri Demam Berdarah dari Dokter Persada Hospital, Ditandai Demam Tinggi Mendadak

Selain dari uang pribadinya, dana untuk biaya obat berasal dari para donatur.

“Prinsipnya, bagi saya orang yang tidak mampu juga berhak untuk berobat,” ujarnya seperti dikutip Kompas.id terbitan (19/03/2019) silam.

Pasien yang dilayaninya kebanyakan berasal dari panti jompo atau panti asuhan yatim piatu.

Lo Siaw Ging, dokter dermawan asal Solo yang sering melunasi biaya pengobatan pasien miskin tiap bulan (Tribun)
Terinspirasi dari Dokter Oen

Lo Siaw Ging mengaku, sikap kedermawanannya terinspirasi oleh mentornya Dr Oen Boen Ing yang akhirnya mendirikan rumah sakit bernama Rumah Sakit Dr Oen, Solo.

Menurutnya, Dr Oen telah menularkan sikap dermawan dan jiwa sosial yang membuat Lo Siaw Ging percaya bahwa kesehatan adalah milik semua orang, termasuk orang miskin.

Selain dr Oen, Lo Siaw Ging juga mendapat nasehat sang ayah ketika ia menyatakan keinginannya menjadi dokter.

Jika ingin jadi dokter maka tidak usah memikirkan dagang.

Nasihat itu menguatkan hatinya membantu pasien miskin tanpa menarik biaya.

“Kebetulan saya dokter. Tapi sebetulnya setiap manusia itu bisa berbuat baik untuk sesama manusia, saya kira sama saja semuanya. Cuma skalanya lain, ada yang kecil ada yang besar. 

Kalau saya sebagai dokter kebetulan lebih mudah karena pada umumnya soal kesehatan itu banyak dibutuhkan orang,” ujarnya sebelum meninggal dunia.

Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Berita Terkini