Berita Entertainment

Sosok Khofifah yang Resmi Jadi Jurkamnas Prabowo-Gibran, Mahfud MD Bereaksi Santai, Anies Optimistis

Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Khofifah Indar Parawansa saat diwawancarai di Gedung VIP Juanda Surabaya, Rabu (10/1/2024). Khofifah menyatakan dengan gamblang posisi dukungan yang diberikan dalam Pilpres 2024. Dirinya siap masuk dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

TRIBUNJATIM.COM - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akan aktif bekerja sebagai dewan pengarah sekaligus juru kampanye nasional (jurkamnas) Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mulai 21 Januari 2023.

Khofifah mulai ikut terlibat di debat keempat Pilpres 2024.

Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani mengatakan surat keputusan atas ditunjuknya Khofifah baru saja dibuat dan ditandatanganinya.

"Tadi baru saya bikin SK-nya karena beliau sudah bersedia untuk menjadi dewan pengarah di TKN sekaligus sebagai Jurkamnas di TKN. Itu SK-nya sudah kita bikin, hari ini saya sudah menanda tangani," kata Rosan di Kertanegara IV, Jakarta, Rabu (10/1/2023).

Ia pun mengungkapkan bahwa Khofifah menawarkan diri untuk ikut berjuang bersama TKN Prabowo-Gibran.

Rosan mengaku bersyukur atas keputusan Khofifah karena posisi strategisnya sebagai Gubernur Jawa Timur. Khofifah pun disebut akan mengambil cuti di beberapa kegiatan kampanye.

"Beliau sudah menyampaikan akan mengambil cuti juga di dalam beberapa kegiatannya dan beliau akan berkampanye bersama-sama dengan kami untuk memenangkan Pak Prabowo dan Mas Gibran," ujar dia.

Rosan menilai pengaruh Khofifah sangat luas karena ia adalah Ketum PP Muslimat NU.

Sejalan dengan itu, suara untuk Prabowo-Gibran di Jatim ditargetkan dapat tembus mencapai 65 persen.

"Di Jawa Timur Inshallah kita targetnya dengan adanya Bu Khofifah, inginnya sampai 65 persen," pungkasnya.

Meski demikian, kedua rival Prabowo yang juga akan berebut suara di wilayah itu menyatakan tidak gentar dengan adanya Khofifah di kubu paslon nomor urut 2 itu. 

Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengklaim pihaknya tak khawatir karena keberadaan Khofifah di TKN. 

"Kita tetap confident. Membangun kekuatan dan bertemu  rakyat. Jadi, tidak khawatir" kata Ganjar Pranowo di Tegal,  Jawa Tengah, Kamis (11/1/2024).

Ganjar mengatakan, Tim Pemenangan Nasional (TPN) dan Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud di Jawa Timur terus bergerak dan solid bekerja memenangkan Pilpres 2024.

"Dari fraksi turun, dari teman-teman di DPRD turun, di cabang dan ranting turun ke lapangan" jelas Ganjar Pranowo.

Lebih lanjut, Ganjar menekankan bahwa bergabungnya Khofifah di TKN Prabowo-Gibran adalah bagian dari hak politik. 

"Itu hak politik setiap orang dan saya sangat menghormati," kata Ganjar. 

Begitu pun dengan Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Mereka mengaku tidak khawatir dengan dukungan yang diberikan Khofifah Indar Parawansa kepada Prabowo-Gibran.

Mereka tetap yakin bahwa Ganjar-Mahfud akan memenangkan suara di Jatim pada Pilpres 2024.

"Pilihan masyarakat belum tentu sama dengan pilihan pemimpinnya. Fakta itu yang kami temui waktu terjun ke akar rumput," kata Ketua TPD Ganjar-Mahfud Jatim Laksamana Madya (Purn) Agus Setiadji, Rabu (10/1/2024).

Agus menyatakan, setiap orang memilik hak politik masing-masing. Tidak terkecuali Khofifah dan yang mendukung paslon nomor urut 2.

Pensiunan TNI AL itu merasa masih ada tokoh yang bisa memengaruhi suara di Jatim selain Khofifah.

Seperti Mahfud MD yang merupakan Cawapres nomor urut 3 dan Yenny Wahid, Dewan Penasihat TPN yang juga putri Gus Dur.

"Yang kita ambil sekarang adalah kantong-kantong suara strategis dengan kekuatan yang kita punya dan cukup banyak dari kalangan tokoh nasional maupun tokoh daerah," ujarnya.

Dia lantas mengungkap survei internal yang digelar olehnya, elektabilitas paslon nomor urut 3 menduduki urutan pertama sebesar 44 persen. 

"Sekarang ini 44 persen menang nomor satu, yang nomor 2 di bawah itu bedanya dua atau tiga persen. Ini adalah kondisi real," jelasnya.

Cawapres nomor urut tiga Mahfud MD tidak khawatir kehilangan suara pemilih di Jawa Timur setelah Khofifah Indar Parawansa mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Enggak punya kekhawatiran dan tidak punya tanggapan," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) itu usai menghadiri acara deklarasi dukungan di Pamekasan, Jawa Timur dilansir Antara, Kamis (11/1). 

Menko Polhukam ini  mengaku biasa saja terhadap pilihan politik Khofifah dalam Pilpres 2024.

"Itu biasa saja. Ada yang dukung saya, ada yang dukung orang lain, itu biasa saja, ini politik," kata Mahfud.

Di sisi lain, capres nomor urut 1 Anies Baswedan juga mengatakan bahwa ia tetap optimis suara dukungan untuk AMIN (Anies-Muhaimin) semakin meluas.

Hal tersebut, disebabkan karena masyarakat di Jawa Timur yang terus menggaungkan keinginan adanya perubahan.

"Kalau di Jatim kami makin optimis. Insya Allah dukungannya makin luas untuk perubahan," kata Anies di Bandara APT Pranoto Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (10/1/2023).

Pernyataan Anies itu juga ditegaskan Sekjen Partai NasDem Hermawi Taslim. 

Hermawi mengatakan, sebagai gubernur, Khofifah memiliki pengaruh di mata masyarakat Jawa Timur.

Namun, di sisi lain, sejumlah kiai besar di Jawa Timur mendukung AMIN di Pilpres 2024.

"Pengaruh Khofifah tentu ada karena posisinya sebagai gubernur."

"Tapi apakah beliau bisa mengimbangi pengaruh sejumlah kiai besar yang sekarang nyata-nyata ke AMIN?" kata Hermawi, Kamis (11/1/2024).

Dukungan itu diantaranya berasal dari keluarga besar Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, yang pernah disampaikan pengasuh utama yakni Kiai Haji Muhammad Anwar Mansyur dan Kiai Haji Abdullah Kafabihi Mahrus.

"AMIN juga sudah full speed di Jawa Timur, kemarin PKB membawa Jusuf Kalla (JK) ke sana. Jangan lupa JK kan NU juga," pungkas Hermawi.

Sementara itu calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar, juga tak mempermasalahkan keputusan Khofifah itu. 

Menurutnya, siapa pun berhak memberikan dukungan terhadap paslon tertentu.

Ia juga mengaku tak terkejut dengan keputusan Khofifah tersebut. 

Pasalnya, dirinya dan Khofifah memang telah berbeda pilihan pada pilpres 2019 lalu, meski keduanya merupakan kader Nahdlatul Ulama (NU).

"Dan dari pemilu yang lalu kita juga udah beda pilihan," kata Cak Imin di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/1/2024) malam.

Profil Khohifah

Khofifah memulai karier sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Taruna, Surabaya pada tahun 1989.

Pada tahun 1991 ia mulai terjun ke dunia politik dengan menjadi caleg DPR dari Partai Pembangunan Pembangunan.

Ia pun akhirnya terpilih sebagai anggota DPR dari PPP periode 1992-1998.

Khofifah termasuk salah satu anggota dewan termuda ketika itu.

Saat dilantik Khofifah masih berusia 27 tahun.

Ia langsung dipercaya sebagai pimpinan fraksi PPP sekaligus menjabat sebagai pimpinan komisi. Inilah awal langkah Khofifah dalam dunia politik di parlemen.

Pidato Khofifah dalam Sidang Istimewa MPR tahun 1998 dianggap cukup mengejutkan anggota parlemen saat itu.

Bagaimana tidak?

Khofifah yang mewakili Fraksi PPP berpidato sangat tegas mengkritik rezim Orde Baru dan mengungkapkan borok pemilu 1997.

Lewat pidato tersebut, nama Khofifah jadi bahan pembicaraan dalam jagat politik nasional.

Pasca Orde Baru, Khofifah keluar dari PPP dan hijrah ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partai yang digagas Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Bahkan, saat KH Abdurrahman Wahid terpilih sebagai Presiden, Khofifah ditunjuk sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Kepala BKKBN, sayangnya tidak lama kemudian Gus Dur dilengserkan dan posisi Khofifah digantikan orang lain.

Karier politiknya terus berlanjut ketika dia maju sebagai calon gubernur dalam Pilkada Jatim 2008.

Sempat gagal, di tahun itu, Khofifah tak patah arang.

Ia kembali maju kembali dalam Pilgub Jawa Timur 2013-2018, namun lagi-lagi gagal.

Terpilihnya Jokowi sebagai Presiden untuk periode kedua, membawanya kembali ke kabinet. Khofifah ditunjuk menjadi Menteri Sosial Kabinet Kerja (2014-2019).

Hanya saja, ia kemudian mengundurkan diri pada Januari 2018 demi bisa mencalonan diri ketiga kalinya sebagai calon gubernur Jawa Timur 2018.

Berbeda dengan dua pilkada sebelumnya, Khofifah yang berpasangan dengan Emil Dardak kali ini berhasil keluar sebagai pemenang.

Mereka mengalahkan pasangan Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno.

Pernyataan Khofifah

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akhirnya resmi menyatakan dukungannya kepada capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Hal itu diungkapkan Khofifah di Bandara Juanda, Surabaya, sepulanganya dia dari melaksanakan ibadah umrah, hari ini.

"InsyaAllah sesuai janji saya, bahwa Januari awal, setelah umrah, saya akan menyampaikan posisi dukungan saya dan saya menyampaikan saya mendukung paslon nomor 2 (Prabowo-Gibran)," kata Khofifah di VIP Room Bandara Juanda.

Khofifah juga sudah menghubungi Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid. Ia siap bergabung masuk di jajaran juru kampanye nasional (Jurkamnas).

"Hari ini saya kontak Mas Nusron, sekretaris TKN saya menyampaikan saya sudah pulang umrah. Sesuai janji saya saya siap untuk masuk dalam TKN," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dan Tribunnews.com

---

Berita Artis dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Berita Terkini