TRIBUNJATIM.COM - Setiap ibu tentu merasakan khawatir ketika mengetahui anaknya berada di tempat yang tidak aman.
Seperti halnya Kartika Putri.
Syarifah Syahra Tusalwa sang anak sambung kini berada di Daruzzahra, kota Hadramaut, Yaman untuk menuntut ilmu.
Namun, sayangnya wanita yang akrab disapa Ipeh itu tinggal di tengah konflik antara kelompok Houthi dengan Amerika Serikat dan Inggris di Yaman atau dikenal sebagai Konflik Laut Merah.
Saat Konflik Laut Merah itu semakin memanas, Kartika Putri ikut merasa khawatir.
Pasalnya, putri Habib Usman Bin Yahya sekaligus anak sambung Kartika, Syarifah Syahra Tusalwa, bersekolah di wilayah Yaman.
Untungnya, Kartika sudah membeberkan jika putri sambungnya yang akrab disapa Ipeh ini baik-baik saja.
Kartika menyebut jika Ipeh tinggal di Daruzzahra, kota Hadramaut, Yaman yang lokasinya cukup jauh dari lokasi Konflik Laut Merah.
Meski begitu, Kartika sebagai ibu tetap merasa khawatir.
Kartika mengaku kalau ia sudah sempat meminta Habib agar memulangkan Ipeh.
"Kalau aku tetap ngotot sama Habib kalau bisa dibawa pulang, bawa pulang dulu (ke Indonesia Ipeh),” ujar Kartika Putri, dilansir dari YouTube Trans TV Official, Kamis (18/1/2024).
Namun, Habib Usman pun berbeda sikap dari sang istri, bahkan anak sambung Kartika Putri sendiri yang tak ingin pulang.
Alasannya pun membuat Kartika Putri merinding.
“Habib beda lagi, mungkin karena keyakinannya dan anaknya sendiri bilang 'Bun, aku kan ke sini menuntut ilmu agamanya Allah'.
"Agak lumayan merinding sih dengarnya. 'Kalau ada apa-apa jatuhnya sahid'," sambungnya.
Meski belum memiliki ilmu seperti suami dan anak sambungnya, Kartika merasa bangga dengan keyakinan Habib dan Ipeh.
"Cuma kan kalau buat aku pribadi ada suatu kebanggaan tersendiri untuk suamiku dan anak yang punya keyakinan seperti itu.
"Balik lagi, aku manusia biasa yang fakir ilmu yang berpikirnya boleh nggak fight-nya dengan cara yang lain," ujarnya.
Kini Kartika hanya bisa terus berdoa untuk anaknya yang tak ingin pulang ke Indonesia.
Ia juga sedikit merasa lega lantaran ada kerabat yang akan berangkat ke Tarim, Yaman.
"Setiap hari cuma bisa berdoa. Mudah-mudahan orang yang zalim ini terbuka mata hatinya.
Karena kayak kita lihat di Gaza saja mereka nggak pandang bulu mana yang diserang, mana yang nggak boleh akhirnya semua boleh (diserang)," kata Kartika Putri.
Di sisi lain, Habib justru tetap bersikap positif. Ipeh sang putri juga menolak pulang dan tetap bersikeras untuk tetap sekolah di Yaman.
"Kalau aku tetap ngotot sama Habib kalau bisa dibawa pulang dulu, bawa pulang dulu. Habib beda lagi, mungkin karena keyakinannya dan anaknya sendiri bilang 'Bun, aku kan ke sini menuntut ilmu agamanya Allah'," kata Kartika.
"Agak lumayan merinding sih dengarnya. 'Kalau ada apa-apa jatuhnya Sahid'. Cuma kan kalau buat aku pribadi, ada suatu kebanggaan tersendiri untuk suamiku dan anak yang punya keyakinan seperti itu. Balik lagi, aku manusia biasa yang fakir ilmu yang berpikirnya boleh nggak fight-nya dengan cara yang lain."
Kartika sebagai ibu lantas mengungkap terbaik buat Ipeh.
Ia selalu mendoakan agar Ipeh diberi keselamatan dan dijauhkan dari orang-orang zalim.
"Setiap hari cuma bisa berdoa. Mudah-mudahan orang yang zalim ini terbuka mata hatinya. Karena kayak kita lihat di Gaza saja mereka nggak pandang bulu mana yang diserang, mana yang nggak boleh akhirnya semua boleh," ujar Kartika.
"Kalau kondusif, ya kan alhamdulillah banyak juga kerabat yang mau ke Tarim, aku tetap bisa terus lihat perkembangannya dulu."
Kenang Momen Antar Ipeh ke Yaman
Kartika Putri pun mengenang momen di saat mengantarkan Ipeh pertama kali ke Yaman.
Ia menceritakan bahwa pada saat itu bandara di Aden baru saja menjadi sasaran bom.
Perasaan Kartika Putri saat itu pun sangat campur aduk, karena baru pertama kali mengalami kejadian tersebut.
"Tapi aku pernah di kondisi waktu aku antar Ipeh pertama kali itu kan lewat Aden, bandaranya baru seminggu lalunya dibom.
Itu bikin aku trauma, kondisi yang buat kita kayak kayak wow jantung ke perut," kenang Kartika Putri.
Kartika mengatakan akan terus mendesak suaminya jika kondisi di Yaman sudah sangat tak aman.
Meskipun, hal tersebut kembali lagi kepada keputusan Habib dan Ipeh.
"Ya itu kan ya kita cuma bisa berdoa. Habib juga kalau seandainya memang keadaan mendesak aku pasti akan lebih ngotot (bawa pulang Ipeh ke Indonesia).
Kalau hari ini nggak ngotot, karena yang punya diri, bapaknya yaitu walinya meridhoi. Makanya ya Allah, ya sudah Allah yang jaga kalau sudah di titik itu," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Banjarmasin Post
---
Berita Artis dan Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com