Pemprov Jatim

Dorong Capaian Investasi, DPMPTSP Jatim Ajak Pemda Maksimalkan Penyusunan Dokumen IPRO

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala DPMPTSP Dyah Wahyu Ermawati memberikan paparan di kegiatan Capacity Building penyusunan Investment Project Ready to Offer (IPRO) di Hotel Double Tree Surabaya, Selasa (30/1/2024).

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Fatimatuz Zahroh

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan capaian investasi di tahun 2024. Capaian investasi akan digenjot dengan terus menggaet calon investor.

Untuk itu, di awal tahun ini Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Timur menggelar Capacity Building penyusunan Investment Project Ready to Offer (IPRO) di Hotel Double Tree Surabaya, Selasa (30/1/2024).

Dihelat khusus dengan mendatangkan Kepala DPMPTSP dan Kepala Bappeda kabupaten kota se Jatim, pelatihan ini ditarget bisa meningkatkan kemampuan kabupaten kota untuk menyusun IPRO masing-masing daerah.

"IPRO adalah dokumen penawaran investasi yang clear and clean yang siap untuk ditawarkan ke investor. Maka dari itu penyusunan IPRO ini sangat penting karena akan menjadi acuan investor ketika melihat penawaran proyek investasi," kata Kepala DPMPTSP Dyah Wahyu Ermawati saat diwawancara usai cara. 

Dikatakan Erma, masih banyak kabupaten kota yang kesulitan menyusun IPRO karena beberapa kendala. Beberapa faktor yang menyebabkan masih rendahnya kemampuan menyusun IPRO adalah Pemda kurang mengenali potensi dan peluang investasi di daerahnya. 

Selain itu juga belum menemukan lokasi prospektif yang sesuai dengan RTRW dan RDTRK untuk menjadi tempat investasi yang ditawarkan. Serta juga kurangnya kemampuan untuk menyusun dokumen IPRO yang menarik, jelas dan sampai mendetail. 

"Oleh sebab itu kita kumpulkan dan mendatangkan sejumlah narasumber kompeten agar mereka bisa saling berdiskusi terkait potensi, peluang dan prospek proyek untuk ditawarkan baik ke investor lokal maupun internasional," tegas Erma.

Lebih lanjut di tahun 2024 ini, proyek hilirisasi akan menjadi fokus IPRO yang akan dibangun di Jatim.

Bukan tanpa alasan, pasalnya hilirisasi ini sejalan dengan rencana umum penananaman modal Daerah Jatim tahun 2014-2025 yang telah disusun.

Bahwa ada tiga faktor yang menjadi tumpuan penggerak ekonomi dan penanaman modal di Jatim yaitu ketahanan pangan, green investment dan  hilirisi industri.

"Dan kita tahu bahwa capaian investasi Jatim tahun 2023 sebesar Rp 145,1 Trilliun, yang menduduki paling besar adalah dari sektor hilirisasi yaitu sebesar 32,9 persen," tegasnya.

Proyek investasi terbesar ada di smelter Freeport di JIIPE Gresik. Namun selain itu investasi di bidang hilirisasi juga diraup dari sektor pertanian, perikanan, perkebunan dan juga kehutanan.

Oleh sebab itu tahun ini sektor hilirisasi ini masih akan digenjot. Terutama untuk perkebunan seperti tebu dan coklat juga kopi.

Yang mana jika investasi masuk akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jatim secara inklusif dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sebagaimana diketahui, realisasi investasi di Jawa Timur secara kumulatif periode Januari – Desember 2023 mencapai Rp145,1 triliun. Capaian ini secara year on year (y-o-y) meningkat 31,5 persen dari tahun 2022. 

Peningkatan terjadi pada realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) yang mencapai 56,3 persen. Sementara untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai 14,7 persen.

Yang mana kontribusi PMA dan PMDN dalam realisasi investasi Jatim tahun 2023, berturut-turut sebesar 48,4 persen dan 51,6 persen.

Prosentase itu setara dengan Rp70,2 triliun realisasi PMA dan Rp74,9 triliun realisasi PMDN. Berdasarkan data ini, perlahan-lahan gap antara realisasi PMA dan PMDN semakin menipis

Berita Terkini