TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - DS (30), pelaku yang berpura-pura mendaftarkan anaknya kemudian mengambil perhiasaan siswa telah diamankan.
Dihadapan polisi, warga Kelurahan Brotonegaran, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo hanya bisa menunduk.
Beberapa kali air terlihat lolos dari kelopak mata.
Dari keterangan yang dikorek oleh penyidik, DS tidak hanya sekali mencuri. Bahkan berkali-kali.
Modusnya pun beraneka ragam.
“Kalau yang di sekolah itu dua kali. Satu di TK, satuny di playgroup. Sama-sama di Kelurahan Brotonegaran,” ungkap Kapolsek Ponorogo Kota, Iptu Mohammad Sahid Mustofa, Rabu (7/2/2024).
Selain itu, kata dia, wanita yang berasal dari Kabupaten Boyolali ini juga mengambil perhiasaan milik keluarganya.
“Ini adalah akumulasi sebenarnya,” katanya.
Dari dua tkp, dia menyebutkan siswa masing-masing sekolah kehilangan perhiasan.
Mulai kalung emas hingga cincin emas.
“Total kerugian ada jutaan rupiah kalau dari dua tkp. Kalau yang kerabatnya katanya diselesaikan secara kekeluargaan,” terangnya kepada media.
Iptu Sahid menjelaskan, bahwa dari keterangan pelaku DS uangnya hanya sekedar untuk jajan.
“Untuk jajan begitu katanya,” beber Iptu Sahid—sapaan akrab—Iptu Mohammad Sahid Mustofa.
Lebih lanjut, Iptu Sahid menghimbau ibu-ibu yang mempunyai anak sekolah lebih baik tidak perlu menggunakan perhiasaan.
“Disimpan saja daripada jadi sasaran penjahat,” pungkasnya.
Sebelumnya, Aksi emak-emak berinisial DS warga Kelurahan Brotonegaran, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo mengambil perhiasan anak-anak TK di Ponorogo terkuak, Rabu (7/2/2024).
Wanita berusia 30 tahun ini beraksi di salah satu TK di Kelurahan Brotonegaran, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo.
Aksi DS terungkap, ketika salah satu siswa bernama Janela bersuara. Bahwa kalung emas yang terpadang di lehernya ditarik paksa oleh salah satu wali murid murid baru.
Tidak hanya pada Janela. Rupanya, siswa lain di sekolah yang sama juga kehilangan cincin emas.