TRIBUNJATIM.COM - Sudah dua hari tak makan nasi, Mbah Nursi mengaku selama ini cuma kunyah rebusan daun singkong.
Kisah miris Mbah Nursi diketahui dari video yang memperlihatkan hidup pilu sang nenek hingga viral di media sosial.
Saat ditemui, sang nenek mengaku tak makan dua hari dan hanya makan rebusan daun singkong seadanya.
Tangannya bahkan terlihat gemetar kelaparan saat makan daun singkong.
Tak pelak pengakuan sang nenek tersebut membuat netizen terenyuh dan bersimpati.
Video tersebut viral setelah dibagikan akun Instagram @undercover.id, Senin (26/2/2024).
Dalam video tersebut, mulanya memperlihatkan seorang nenek tengah mengobrol.
Terlihat sang nenek bernama Nursi tersebut sedang menyantap rebusan daun singkong di sebuah mangkok pelastik.
Meski hanya makan rebusan sayur singkong, Mbah Nursi terlihat lahap bak kelaparan.
Tampak tangannya gemetar setiap kali menyantap makanan seadanya tersebut.
Mbah Nursi lalu menceritakan kepiluan yang dialaminya.
Ia mengaku, dirinya sudah dua hari tidak makan nasi karena tak mempunyai beras.
Karena itu dirinya hanya bisa memakan rebusan daun singkong selama ini.
"Sudah dua hari tidak makan, makannya sama daun singkong," kata Mbah Nursi pilu.
Baca juga: Pusing Lihat Banyak Nama Caleg, Mbah Samilah Tewas di Bilik Suara, Suami Bingung Gelagat saat Pagi
Meski tubuhnya sudah begitu renta, Mbah Nursi masih tampak tegar.
Ia hanya bisa pasrah menyantap makanan seadanya tersebut sembari duduk di lantai dapur.
Tak sampai di sana, hal yang lebih memilukannya lagi, ternyata rumah nenek Nursi dalam keadaan lapuk dan bocor.
Atap rumah yang ditinggalinya sudah lapuk dan bisa runtuh kapan saja.
Saat hujan turun, Mbah Nursi menadahkan sebuah baskon agar air hujan yang masuk dari atap tidak membanjiri rumahnya.
Mbah Nursi mengaku, atap di rumahnya tersebut bocor dan sudah hampir lapuk.
Perekam lalu memperlihatkan tempat tidur Mbah Nursi yang begitu berantakan dengan pakaiannya sehari-hari.
Nenek Nursi diduga hidup sebatang kara.
Dalam keterangan disebutkan, Mbah Nursi bertahan hidup dengan berjualan.
Di usianya yang sudah senja dan waktunya istirahat, Mbah Nursi masih berjibaku mencari nafkah.
Lantaran jika dirinya tidak berjualan, Mbah Nursi tak bisa membayar sewa rumah dan makan sehari-hari.
"Beban hidup nenek nursi sangat berat. Padahal sudah waktunya ia istirahat.
Tapi jika ia berhenti jualan, dari mana ia bisa makan dan bayar sewa rumah," tulis akun Instagram @undercover.id.
Pengunggah juga membuka donasi untuk membantu perekonomian Mbah Nursi.
Baca juga: Mbah Ngatiyem Meninggal Mendadak di TPS, Ambruk setelah Masuk Bilik Suara, Keluarga Angkat Bicara
Kini video kisah pilu Mbah Nursi yang tak makan dua hari tersebut menyita perhatian publik.
Tak sedikit netizen yang terenyuh dengan kisah yang dialami Mbah Nursi.
Bahkan sejumlah netizen pun geram melontarkan kritikan terhadap aparat dan pemerintahan setempat Mbah Nursi tinggal.
Berikut beragam komentar netizen, melansir Tribun Jabar:
muslimah_ilham___88 "Ini yg wajib dpt bansos"
nicko.p.putra "Kasih alamat tempat tinggalnya min"
tiga_jundi "Harusnya beliau menjadi tanggungan negara"
cemara_permata "Itu anaknya kemana? Tetangganya kemana"
deni22sugeha "Hisabmu berat wahai para pemimpin negeri ini kalian bisa tidur nyenyak dgn perut kenyang sementara rakyatmu msh bnyak yg kelaparan"
ratuyoushayesha "Bisa2 nya mikir naikin gaji pejabat, sedangkan yg benar2 membutuhkan saja sampai tak terjamah, wahai para penguasa dan pemimpin, ingat hisab kalian berat nanti"
Sementara itu seorang ibu di Ngawi, Jawa Timur, bernama Sulastri (55) menemukan cara yang unik menyiasati mahalnya beras.
Beberapa waktu belakangan, Indonesia telah dilanda kelangkaan bahan pangan yakni beras.
Naiknya harga beras membuat banyak ibu-ibu rumah tangga menjerit.
Akhirnya Sulastri menyiasati nasi dicampur dengan tiwul sebagai konsumsi sehari-hari di tengah mahalnya harga beras.
Warga Desa Gandong, Kecamatan Bringin, ini mengaku, sudah satu bulan terakhir menikmati nasi beras dengan tiwul bersama keluarganya.
Dengan mencampur tiwul, Sulastri bisa menghemat penggunaan beras untuk kebutuhan rumah setiap hari.
"Satu kilogram beras yang biasanya cukup dalam dua hari, kini bisa sampai empat hari setelah dicampur tiwul," ujar Sulastri, Rabu (21/2/2024).
Sulastri menuturkan, setiap pagi ia menumbuk singkong kering atau gaplek sebagai bahan baku tiwul, yang didapat dari kebun sendiri.
"Setelah ditumbuk halus, dicampur sedikit air dan dikukus hingga matang," ungkapnya.
"Tinggal mencampur tiwul dengan nasi serta sayur berkuah. Setiap harinya pakai beras sedikit, nanti dicampur dengan gaplek," imbuh Sulastri.
Meski demikian, Sulastri menyebut, makan nasi campur tiwul tidak mengurangi kenikmatan bersama keluarga.
"Ada keluarga lain di desa yang melakukan hal serupa. Meniru cara berhemat beras rumah," tandasnya.