Berita Kabupaten Blitar

Baru Dibangun Lima Bulan Lalu, Jembatan Darurat Penghubung 2 Dusun di Blitar Roboh Diterjang Banjir

Penulis: Samsul Hadi
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi jembatan darurat penghubung dua dusun di Kademangan, Kabupaten Blitar yang roboh diterjang banjir, Senin (26/2/2024).

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Jembatan darurat yang menghubungkan dua dusun di Desa Dawuhan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, roboh diterjang banjir, Minggu (25/2/2024) sore. 

Jembatan darurat sepanjang sekitar 20 meter yang terbuat dari bambu itu menghubungkan Dusun Jambangan dan Dusun Kedungsuru, di Desa Dawuhan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. 

"Kejadiannya kemarin sore. Di lokasi sempat hujan deras selama satu jam. Sungainya banjir membawa sampah dan lumpur," kata Ketua RT 17 Dusun Jambangan, Desa Dawuhan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Agus Hariyanto, Senin (26/2/2024). 

Agus mengatakan, jembatan darurat roboh diterjang air sungai yang membawa material lumpur dan sampah. 

Tiang jembatan darurat yang terbuat dari bambu tidak kuat menahan air sungai bercampur lumpur dan sampah. 

"Jembatannya putus lalu roboh diterjang air sungai bercampur sampah dan lumpur," ujarnya. 

Menurut Agus, jembatan darurat itu baru dibangun warga sekitar lima bulan lalu.

Jembatan darurat itu menjadi jalur alternatif warga selama proses pembangunan jembatan utama. 

Jembatan utama di Desa Dawuhan rusak sejak 3 tahun lalu dan baru dibangun pada 2023.

Proses pembangunan jembatan ditargetkan selesai pada 2024 ini. 

Baca juga: Resmi Dibuka, Jembatan Glendeng Penghubung Tuban-Bojonegoro Sudah Bisa Dilewati Mobil dan Motor

Sambil menunggu pembangunan jembatan utama selesai, warga membuat jembatan darurat penghubung antar dusun agar jaraknya lebih dekat. 

Dengan jembatan darurat, warga Dusun Kedungsuru hanya perlu menempuh jarak sekitar 500 meter untuk menuju jalur utama ke Kademangan. 

Kalau tidak lewat jembatan darurat, warga Kedungsuru harus memutar sejauh 10 kilometer sampai 15 kilometer untuk menuju ke jalur utama Kademangan. 

"Jembatan darurat ini menjadi jalur penghubung paling dekat menuju jalur utama Kademangan. Kalau tidak ada jembatan darurat, warga harus memutar sejauh 10-15 kilometer," katanya. 

Agus mengaku belum tahu apakah warga akan memperbaiki lagi jembatan darurat yang roboh diterjang banjir. 

"Kemarin petugas BPBD sudah ke lokasi. Informasinya, pembangunan jembatan utama sudah selesai sebelum Lebaran tahun ini," ujarnya.

Berita Terkini