Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Harga beras di Surabaya masih cukup tinggi. Untuk meringankan warga, Pemkot menggelontorkan beras murah melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Ketua Tim Kerja Pengendalian dan Distribusi Perekonomian Pemkot Surabaya, Agung Supriyo Wibowo mengakui, harga beras di pasaran masih cukup tinggi. Terutama, untuk beras premium.
Di sejumlah pasar, harga dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium (Rp13.900/Kg). "Memang untuk saat ini (beras premium) hampir ada (yang menjual) Rp18.000 - Rp17,500 per kilogram," ujar Agung di Surabaya.
Saat ini, Pemkot Surabaya telah berkoordinasi dengan Bulog menyiapkan beras SPHP. Melalui program ini, harga yang dipatok untuk beras SPHP per kilogram adalah Rp10,900.
Masyarakat dapat membeli beras SPHP di Kios Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TIPD). "Jadi di Kios TPID menjual beras dengan harga murah dan kualitasnya juga bagus," tandasn .
"Namun, di sana dibatasi harga maksimal per kilogram Rp10,900 untuk masyarakat umum. Kios TPID juga melayani pedagang untuk dijual lagi," katanya.
Baca juga: Keluh Kesah Tengkulak di Trenggalek Soal Tingginya Harga Beras, Singgung Pasokan Gabah dari Petani
Sekalipun harga melambung tinggi, ketersediaan bahan pangan menjelang bulan suci Ramadan dan Idul Fitri 2024 masih aman. Indeks kecukupan pangan di Surabaya berada di angka 2,06 atau berada di atas ambang batas aman.
Pemkot Surabaya mengimbau masyarakat untuk bisa mengkonsumsi beras medium. "Stok pangan di Surabaya alhamdulillah untuk bulan Februari ini tercukupi," katanya.
Kepala Bidang Distribusi Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Devie Afrianto menyebutkan bahwa saat ini ada sembilan Kios TPID yang sudah berjalan. Total, ada 100 ton beras yang digelontorkan tiap pekan.
Dengan masih tingginya harga beras, Pemkot berencana memperluas keberadaan TPID. "Minggu ini kita juga targetkan menambah sekitar 18 Kios TPID dan itu akan ditambah lagi," ujar Devie.
Baca juga: Kisah Ibu Rela Gendong Bayi Seharian Demi Dapat Beras Murah, Antre Sejak Pagi: Kita Rakyat Biasa
"Sehingga, masyarakat mendapat alternatif pilihan untuk membeli kebutuhan bahan pokok, terutama beras. Di sana kita menyediakan alternatif produk beras yang kualitasnya sama atau mendekati premium dengan harga yang sangat kompetitif," terangnya.
Pihaknya memprediksi, panen raya berlangsung Maret 2024. "Setelah bulan Maret, harga kembali di titik normal," ujar Devie.
Kepala Bidang Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Dwi Suryaning Endah Yanie mengungkap kenaikan harga bahan pokok biasanya terjadi saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Sebab, kebutuhan bahan pangan saat HBKN itu akan meningkat. Fenomena kenaikan harga bahan pokok untuk kondisi sekarang, juga terjadi sejak akhir tahun 2023.
Dimana kenaikan harga bahan pangan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor pemicu lain. "Karena pemicunya dampak cuaca ekstrem El Nino yang berkepanjangan. Ada juga dipicu oleh krisis global, ada perang, itu juga jadi pemicu," katanya
Baca juga: 2 Hari Tidak Makan Nasi, Mbah Nursi Kunyah Daun Singkong Tak Punya Beras, Tangan Gemetar Kelaparan