Berita Tulungagung

Tempat Pelarungan Abu di Pantai Popoh Tulungagung Sajikan Keindahan Laut Lepas yang Asri dan Sejuk

Penulis: David Yohanes
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana laut lepas tempat pelarungan abu jenazah di Dusun Popoh, Desa Besole, Kecamatan Besuki, Tulungagung, Jumat (15/3/2024).

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Tempat pelarungan abu jenazah di Pantai Popoh, Desa Besole, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, memang kurang banyak dikenal.

Padahal lokasi ini menyajikan keindahan laut lepas dengan suasana asri, rindang dan sejuk.

Lokasi ini sangat cocok untuk menikmati pemandangan di tengah suasana hari yang terik.

Seperti namanya, lokasi ini tempat untuk melarung abu jenazah yang sudah dikremasi ke laut selatan.

Untuk mencapai lokasi ini lewat pintu tiket Pantai Popoh, lalu masuk di tempat parkir Reco Sewu.

Tidak jauh dari lokasi parkir, ada sebuah tangga di tengah permukiman yang dibangun lengkap dengan besi pegangan di tengahnya.

Untuk menuju ke tempat pelarungan abu, jalannya menurun melalui tangga ini.

Panjang tangga sekitar 80 meter dari permukiman.

Dari kejauhan sudah terdengar debur ombak lautan menghantam tebing karang.

Suasana sejuk dengan angin sepoi-sepoi langsung meyambut pengunjung.

Baca juga: Ombak Tinggi Capai 5 Meter, Nelayan Pantai Popoh Tulungagung Berhenti Melaut: Sudah 2 Minggu

Ada satu pendopo berdiri menghadap laut yang bisa dijadikan tempat berteduh, bahkan tiduran.

Lalu ada bangunan lain yang dipakai sembahyang sebelum pelarungan abu jenazah.

Bangunan ini dikeramatkan, sehingga untuk masuk harus lepas alas kaki dan tidak boleh sembarangan masuk ke area ini.

Selebihnya pengunjung bisa menikmati pemandangan ke arah lautan lepas Samudera Hindia.

Sementara di kanan dan kiri lokasi adalah perbukitan karang yang menjorok ke laut, di atasnya hutan yang hijau.

Setiap kali ombak datang dari tengah samudera dan menghantam bukit karang, terdengar suara deburan sangat keras.

Deburan ini semakin nyaring saat musim ombak tinggi dan angin kencang.

Menurut salah satu pengunjung, Solikin (44), saat malam, sering ada pelaku spiritual bermalam di pendopo.

"Tempatnya sering dipakai untuk semedi. Mungkin karena lokasinya mendukung untuk menepi," katanya, Jumat (15/3/2024).

Sementara jika siang suasananya nyaman untuk menikmati pemandangan.

Bahkan menurut Solikin, sangat nyaman tidur siang di pendopo kecil yang menghadap laut.

Hanya saja sering kali suasana menjadi cukup dingin jika sedang musim angin.

"Kalau musim dingin dan angin, bisa masuk angin kalau tidak pakai jaket," ucapnya berkelakar.

Lokasi ini banyak juga dimanfaatkan para penembak ikan.

Mereka biasanya nangkring di atas tebing-tebing karang agar leluasa mengamati ikan di bawahnya.

Panah dari senapan sewaktu-waktu ditembakkan jika melihat ada ikan di laut.

"Kalau siang tukang tembak ikan. Kalau malam pemancing juga ada yang ke sini," sambung Solikin.

Pengunjung lainnya, Imam Subari, mengaku sengaja datang untuk menikmati suasana laut yang berbeda.

Jika biasanya wisata pantai, tempat ini menawarkan keindahan pemandangan perbukitan dan laut.

Deburan ombaknya yang besar juga menjadi daya tarik tersendiri.

"Di sini kita bisa melihat keganasan laut selatan. Ini sisi lain keindahan laut selain pantai yang biasa jadi tempat bermain air," katanya.

Berita Terkini