TRIBUNJATIM.COM, MAGETAN - Mbah Semi merupakan seorang nenek berusia 90 tahun, yang tinggal di sebuah rumah kecil, Desa Gebyog, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan.
Tidak ada barang elektronik yang dimiliki Mbah Semi. Hanya sebuah lampu neon dengan sinar mulai redup, menerangi seisi ruangan Mbah Semi.
Nampak kamar tidur Mbah Semi digabung jadi satu dengan ruang makan.
Kemudian pada sebelah kamar tidur ada ruang tamu, yang dipisahkan dengan lemari pakaian dan gorden.
Bahkan di ruang tamu itu juga tidak ada sofa duduk atau meja kecil, layaknya rumah pada umumnya.
Dinding rumah Mbah Semi terpasang plakat bertuliskan, Kegiatan Penyediaan Sarana Perumahan Terutama Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Keponakan Mbah Semi Wintarti mengatakan, Mbah Semi mempunyai 2 adik yang masih berada di satu desa namun beda rumah.
“Di rumah sini setiap pagi sama siang, kalau malam Mbah Semi tidur di rumah ponakan. Jaraknya dekat,” ujar Wintarti, Kamis (21/3/2024).
Dirinya mengungkapkan, sejak dari dulu, Mbah Semi tidak mau diajak tinggal ke rumah ponakan.
Baca juga: Mensos Risma Nangis Mbah Semi Utang Beras Demi Makan, Tertunduk saat Dengar Kisahnya di Rapat DPR
“Betul Mbah Semi tinggal di rumah ini sendirian, dulunya ada nenek sama ibunya. Punya anak satu meninggal. Suami sudah wafat,” ungkapnya.
Meski tinggal sebatang kara, namun tetangga sekitar ikut menaruh rasa perhatian terhadap Mbah Semi.
“Soal yang disebutkan Mbah Semi pekerja kerupuk lempeng, Mbah Semi kadang kalau di rumah sendirian, jenuh, pingin aktivitas membantu usaha kerupuk milik tetangga depan rumahnya,” bebernya.
Wintarti membantah, jika Mbah Semi tidak dapat bantuan. Dirinya mengaku sering mengambil bantuan dari pemerintah, lalu diserahkan langsung kepada Mbah Semi.
“Saya ambil Bantuan Bunda Kasih Rp 300 ribu. Saya kasih semua tapi tidak mau, mintanya seminggu Rp 50 ribu sampai 100. Sisanya, saya tabung buat kebutuhan Mbah Semi seperti pijat atau obat obatan,” paparnya.
“Kadang kadang masak, kalau tidak cocok sama lauk pauk dari bantuan permakanan. Masaknya di rumah sini,” tutup Wintarti.
Sementara itu, ketika berusaha diwawancarai oleh para wartawan, sesekali Mbah Semi menjawab pertanyaan dengan menggunakan Bahasa Indonesia.
“Alhamdulillah kondisi saya sehat selamat. Saya tinggal sendiri. Malam tidur di rumah ponakan. Saya sepuh tidak kerja, jadi cuma bersih bersih rumah. Bersyukur dapat bantuan beras,” tandasnya.