TRIBUNJATIM.COM - Pilu nasib Asmuni (55), warga Dusun Bekelan, Desa Gondangrejo, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang yang terancam batal naik haji.
Pasalnya, ia kehilangan sapi limosin miliknya.
Padahal Asmuni akan menjual sapi limosin miliknya itu untuk biaya haji.
Namun kini sapi limosin itu sudah tak ada di kandangnya.
Istri Asmuni, Rundiyah (55) menuturkan, suaminya itu mengetahui sapinya tidak ada di kandang pada Minggu (14/4/2024) pukul 07.00 WIB.
Adapun, letak kandang sapi limosin itu tepat berada di samping sebelah kiri rumahnya.
Rundiyah mengatakan, Asmuni mendapati tali pengikat sapi limosinnya itu telah diputus.
Tidak itu saja, pintu kandangnya pun lepas.
"Dilacak sama bapak, ada bekas tapak kaki sapi dan kotorannya dan satu sandal (diduga milik pencuri) di dekat jembatan arah (Kecamatan) Bandongan. Sekitar 100 meter (jaraknya) dari (rumah) sini," beber Rundiyah, Senin (15/4/2024).
"Sapi yang dicuri jenisnya limosin, betina, warna merah. Usianya sekitar 4 tahun," terangnya, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.
Baca juga: 27 Ekor Sapi di Lawang Malang Terserang PMK, DPKH Sebut Terdampak dari Pasuruan
Lebih lanjut, Rundiyah bercerita, sapi limosin itu sedianya hendak dijual Asmuni.
Uang hasil penjualan sapi limosin itu nantinya akan digunakan sebagai uang saku saat ibadah haji.
Menurut Rundiyah, suaminya itu telah mendaftar haji sejak 10 tahun lalu.
Namun, Rundiyah tidak mengetahui pasti kapan Asmuni akan berangkat ke Tanah Suci.
"Sudah daftar (haji) 10 tahunan lalu. Harusnya berangkat 2020, tapi terkendala corona," ungkap dia.
Sapi limosin milik Asmuni dipelihara sejak masih anakan. Sebelumnya, induk sapi sudah dijual.
Baca juga: Puluhan Sapi di Tulungagung Terserang PMK, Banyak yang Mati, Warga Buru-buru Jual Ternak
Akibat kejadian di atas, Rundiyah menaksir, nilai kerugiannya mencapai Rp 20 juta.
"Orang dusun kalau tidak pelihara klangenan, ya, gimana. Itu pengganti kalau hasil nempur beras tidak seberapa," ujar dia.
Adapun klangenan adalah hewan peliharaan yang dinilai mempunyai nilai guna.
Sementara itu, Ps Kepala Polsek Windusari, Iptu Endro Suryanto menyatakan, perkara tersebut masih dalam penyelidikan.
"Kami koordinasi dengan Buser Polresta Magelang," kata Endro Suryanto.
"Pencurian itu diketahui sudah pagi saat Pak Asmuni mau memberi makan, baru tahu kalau sapinya sudah tidak ada," tambahnya.
Sebelumnya, aksi pencurian sapi jenis rambon plegon itu diketahui terjadi pada Rabu (3/1/2024). Korban dalam kejadian itu adalah Sarwono (55), warga sekaligus Kepala Dusun (Kadus) RT 3/RW 6, Desa Ketangi, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Anak sapi berusia sekitar 5 bulan milik Sarwono dicuri. Sarwono mengatakan peristiwa tak mengenakan itu ketahuan sekitar pukul 06.30 WIB.
Waktu itu istrinya hendak memberi makan ternak sapi dan kambing milik Sarwono.
Namun, seekor anak sapi milik Sarwono sudah hilang entah kemana.
Istri Sarwono pun bergegas membangunkan Sarwono yang masih tidur karena kecapekan habis menghadiri acara pembinaan petani se-Jawa Tengah di Purwokarta.
"Saat itu saya dari Purwokarta sampai rumah jam 23.30 WIB, kondisi sapi saya masih ada lengkap dua ekor. Kemudian saya tidur terus bangun saat waktu subuh.
"Biasanya pagi saya memberi makan sapi tapi karena kecapekan, akhirnya tidur lagi. Nah pas jam 6.30 WIB, saya dibangunkan istri, kata dia sapinya kok tidak ada," cerita Sarwono kepada Tribunjogja.com, Jumat (12/1/2024).
Baca juga: 6 Tahun Huni Pondok yang Tak layak, Ayah dan Anak Tinggal bareng Kandang Sapi, Tak Ada Kamar Mandi
Sarwono melanjutkan, kala itu langsung bergegas ke kandang ternak.
Pantauan Tribunjogja.com, kandang tersebut memang jauh dari rumah Sarwono.
"Saya cek palang bambu di kandang tidak ada yang terbuka. Awalnya saya berpikir mungkin sapinya lepas.
"Tapi setelah saya telusuri setiap sisi, ternyata ada bagian paku kandang yang dipotong. Berarti benar, sapi saya dicuri seseorang," katanya.
Ia mengatakan anak sapi yang dicuri itu berusia sekitar 5 bulan.
Padahal anak sapi tersebut baru dibeli Sarwono sekitar satu bulan lalu.
"Satu bulan lalu kan saya beli 2 ekor, umur 4 bulan dan 5 bulan dengan harga hampir Rp19 juta.
"Yang diambil itu sapi yang sudah agak besar usia 5 bulan, jadi kerugian sekitar Rp10 juta," ucap dia.
Baca juga: Ternyata Haji Sulaiman Bagi-bagi Uang ke Jemaah Tiap Hari, Nominal Beda-beda, Pernah Zakat 100 Juta
Atas kejadian itu, Sarwono pun menghubungi Kepala Desa Ketangi agar melaporkan kepada pihak kepolisian.
Disebutkan, personel Polsek Purwodadi sudah datang ke rumah Sarwono untuk cek TKP.
Lalu, pada hari yang sama sekitar pukul 10.00 WIB Sarwono mengaku datang ke Polsek Purwodadi untuk membuat laporan secara resmi.
Menurutnya, aksi pencurian sapi di desa tersebut baru kali itu terjadi.
Pihaknya pun menduga aksi tak terpuji itu dilakukan oleh orang dari luar Desa Ketangi.
"Rencananya saya akan memasang CCTV di kandang, untuk mengantisipasi kejadian serupa. Apalagi akhir-akhir ini banyak terjadi aksi pencurian ternak," tuturnya.
Sementara itu, Kapolsek Purwodadi, AKP Ponijo, melalui Kanit Reskrim Polsek Purwodadi, Aipda Lukas Ariestu, membenarkan pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) setelah mendapatkan aduan dari korban.
Sejumlah saksi pun telah dimintai keterangan untuk melakukan serangkaian penyelidikan.
"Kami masih mendalami keterangan saksi sambil mencari keterangan yang lebih kuat dan mengarah kepada ciri-ciri pelaku," kata Lukas.
Ia mengungkapkan dari keterangan salah satu saksi, sebelum kejadian ada yang melihat sebuah kendaraan roda empat berwarna silver cukup mencurigakan melintas di sekitar TKP.
Kendati demikian, pihaknya belum bisa memastikan apakah kendaraan tersebut yang digunakan pelaku untuk menjalankan aksi pencurian.
"Selain itu, kami juga sudah mendapatkan bukti CCTV milik toko swalayan yang berlokasi tak jauh dari TKP. Namun kami belum mendapatkan petunjuk karena tayangan CCTV tidak mengarah ke jalan raya. Hanya menyorot ke area parkir," terangnya.
Meski begitu, pihak kepolisian terus berupaya mengungkap kasus pencurian ternak itu. Polsek Purwodadi pun berkoordinasi dengan Polsek di kecamatan sekitar, mulai Polsek Bagelen, Ngombol, Banyuurip, hingga Gebang.
"Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi apabila kemungkinan terjadi kasus serupa di sana. Yang penting penyelidikan masih terus berlangsung. Mudah-mudahan personel kami segera memperoleh titik terang," harapnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com