TRIBUNJATIM.COM - Fakta baru mengenai kecelakaan maut bus study tour SMK di Depok dikuak.
Terkuak fakta jika bus yang mengalami kecelakaan maut itu ada perbedaan di dalam dan luar bus.
Fakta itu diungkap oleh Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
Diketahui, bus itu bernama bus Putera Fajar yang terlibat kecelakaan maut di Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024).
Baca juga: Janji Manis Kepsek SMK Lingga Kencana Buat Wali Murid Kecewa, Terbukti Bus Perpisahan Celaka: Servis
Kepala Kompolnas, Irjen Pol (Purn) Pudji Hartanto Iskandar, mengatakan terdapat perbedaan pada bagian luar dan dalam bus yang mengangkut rombongan SMK Lingga Kencana Depok tersebut.
Menurut Pudji, bagian luar bus sengaja dipoles agar terlihat seperti kendaraan baru.
Hal itu disampaikan Pudji saat meninjau bangkai Bus Putera Fajar di Terminal Subang, Senin (13/5/2024).
"Bus maut ini bus tua yang disulap dengan casing baru, sehingga terlihat seperti mobil baru," jelas Pudji, dikutip dari TribunJabar.id, Senin.
Tak hanya itu, bagian luar bus diduga sengaja dipoles hingga menyerupai kendaraan high decker.
Namun, menurutnya, bahan yang dipakai untuk mengubah bus menjadi high decker tidak sesuai spesifikasi.
Hal itu mengakibatkan bus tidak tahan benturan.
"Ditelisik lebih jauh, bus PO Trans Putera Fajar yang mengalami kecelakaan tersebut ternyata masa berlaku KIR-nya telah habis sejak 6 Desember 2023," jelasnya.
"Hal ini diketahui dari data yang tercantum pada aplikasi MitraDarat milik Direktorat Jendral Perhubungan Darat."
Penampilan luar bus ini tidak sesuai dengan kondisi medinnya.
Ternyata, bus dengan balutan bodi Jetbus3 ini menggunakan sasis yang sudah tua.
"Sasis yang digunakan adalah Hino AK1JRKA, produksi tahun 2003-2006. Berarti mobil ini menggunakan sasis sudah berumur 18 hingga 21 tahun. Sudah sangat tua dan tak layak," ucap Pudji.
Selain itu, bus juga terindikasi telah beberapa kali disulap.
Pudji menyebut, akan menjatuhkan sanksi tegas kepada PO bus jika terbukti bersalah.
"Sesuai undang-undang yang berlaku akan kita sanksi tegas tanpa pandang bulu agar menjadi efek jera buat PO bus lainnya agar tidak sembarangan menyulap bus tua dengan casing baru," imbuhnya.
Diduga 6 Kali Ganti Pemilik
Bus PO Trans Putera Fajar yang terlibat kecelakaan di Subang diduga sudah berkali-kali ganti pemilik.
Dugaan itu diungkap akun Instagram @explorebuslovers.
Dalam unggahannya, akun Instagram tersebut mengungkap bus Putera Fajar itu awalnya merupakan armada yang dioperasikan PO SAN, Bengkulu.
Armada bus kemudian dijual kepada PO Aldo Trans. Setelah itu, bus kembali berganti pemilik ke PO Jaya Guna Hage, Wonogiri.
Dari PO Jaya Guna Hage, bus ini kemudian dibeli oleh PO Putera Pandawa Karya (PPK) lalu berpindah pemilik ke PO Maulana Trans.
Saat ini, bus sudah berganti status kepemilikan ke PO Trans Putera Fajar hingga kecelakaan terjadi.
Surat KIR Kadaluwarsa
Selain itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, status uji kir bus pariwisata PO Trans Putera Fajar berplat nomor Wonogiri AD 7524 OG yang mengalami kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat, sudah kadaluwarsa sejak Desember 2023.
Bus Putera Fajar tersebut, juga tidak memiliki izin angkutan saat kecelakaan terjadi.
Aznal mengatakan, Ditjen Hubdat akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk melakukan investigasi mendalam terkait kecelakaan yang menewaskan 11 orang itu.
"Diimbau kepada seluruh masyarakat yang menggunakan angkutan umum bus dapat memeriksa kelayakan kendaraan sebelum keberangkatan pada aplikasi Mitra Darat yang dapat diunduh pada smartphone," tutur Aznal.
Bus pariwisata Putera Fajar yang mengangkut pelajar dan guru SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di Jalan Raya Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (12/5/2024) malam.
Bus dengan nomor polisi AD 7524 DG itu terguling hingga menyebabkan sebelas orang tewas.
Sepuluh di antaranya penumpang bus dan satu pengemudi sepeda motor yang tertabrak.
Kakorlantas Polri, Irjen Aan Suhanan, mengatakan, bus tersebut disewa oleh pihak sekolah dari salah satu perusahaan travel yang ada di Bekasi.
Nomer polisi Kota Depok adalah B, sedangkan pelat AD adalah untuk kendaraan Surakarta, Sukoharjo, Boyolali, Klaten, Sragen, Karanganyar, dan Wonogiri.
Tentang hal ini, Aan mengatakan, berdasarkan penelusuran pihaknya bus ini sudah berpindah tangan.
Bus tersebut sudah dimiliki oleh satu perusahaan travel di Bekasi. Setelah itu, pihak sekolah menyewa ke travel tersebut.
"Jadi terkait permasalahan kenapa nomor polisi AD bisa sampai mengangkut siswa dari Depok, ya, karena memang bus ini sudah berpindah tangan di salah satu travel di Bekasi," ucap Aan kepada wartawan di sekitar lokasi kejadian, Minggu (12/5/2024) siang.
Terkait jalan yang kerap terjadi kecelakaan, Aan mengatakan pihaknya akan mengadakan forum group discussion (FGD).
"Memang sering terjadi kecelakaan di sini. Nanti ada FGD. Nanti kami kasih rekomendasi termasuk apakah itu nantinya ada rekayasa lalu lintas, jalan diperlebar, atau penambahan rambu," katanya.
Selain itu, ia mengatakan, rekomendasi untuk pembuatan jalur darurat juga akan disampaikan pada FGD.
Kecelakaan maut bus pariwisata Putera Fajar (AD 7524 DG) yang mengangkut rombongan perpisahan siswa SMK Lingga Kencana Depok sebelum terguling sempat menabrak satu unit mobil dan tiga sepeda motor pada Sabtu (11/5/2024) malam, sekitar pukul 18.45 WIB.
"Bus datang dari Bandung menuju Ciater tersebut Sempat menabrak mobil sebelum terguling di depan gerbang Lembar Sari Mas Ciater Subang," ujar Kapolda Jabar Irjen Akhmad Wiyagus, Sabtu (11/05/2024) malam.
Menurut Kapolda, kuat dugaan bus tersebut mengalami rem blong saat melintasi jalan menurun depan pintu masuk Sari Ater,
"Saat melaju pada jalan yang menurun oleng ke kanan menabrak kendaraan Feroza Jeep dari arah berlawanan, kemudian terguling miring ke kiri posisi ban kiri di atas dan tergusur sehingga menabrak tiga sepeda motor yang terparkir di bahu jalan," ucapnya.
Bus yang oleng dan terguling hingga tergusur puluhan meter tersebut tersebut terhenti setelah menabrak tiang listrik yang ada di bahu jalan arah Subang menuju Bandung tepat di depan Masjid As Saadah.
"Hingga pukul 23.30 WIB, korban meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut mencapai sebelas orang. Luka Berat 12 orang dan luka ringan 20 orang," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribun Jabar