TRIBUNJATIM.COM - Padahal sudah sampai syukuran sembelih sapi, seorang petani cabai malah batal berangkat haji.
Apalagi ia juga sudah kadung bayar Rp200 juta travel haji dan umrah.
Rupanya, petani cabai tersebut kena tipu.
Hal itu menimpa pasangan suami istri di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.
Mimpi suci untuk menunaikan ibadah haji tahun ini hancur berantakan setelah mereka menjadi korban penipuan oleh sebuah travel haji dan umrah yang tidak bertanggung jawab.
Becce dan suaminya, Baco, telah menjadi korban dari travel haji dan umrah nakal di Kabupaten Mamuju Tengah.
Uang sebesar Rp200 juta yang mereka serahkan kepada pihak travel haji dan umrah tersebut hilang begitu saja.
Seharusnya, mereka berdua sudah berada di Tanah Suci Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji.
Namun kenyataannya, mereka hanya dibawa ke Jakarta selama tiga hari sebelum kembali ke Mamuju.
Kisah tragis ini terkuak setelah Becce dan suaminya melaporkan kejadian tersebut ke Polda Sulbar.
Mereka bukan satu-satunya korban, enam orang lainnya juga menjadi korban dari modus penipuan yang sama.
Becce yang merupakan seorang petani cabai dan pedagang pasar, telah susah payah menabung selama sembilan tahun untuk mewujudkan impian suci mereka.
Uang hasil jerih payahnya senilai Rp200 juta tersebut kini lenyap begitu saja di tangan pemilik travel haji dan umrah yang diketahui bernama Rahmi.
"Saya bayar secara bertahap, saya sudah bayar sekitar Rp200 juta berdua sama suamiku," ucap Becce dengan suara penuh kepahitan.
Baca juga: Pihak Travel Jawab Isu Raffi Ahmad Diendors Haji Furoda Rp7 Miliar, Suami Nagita Slavina: Mau Ibadah
Bahkan mereka sudah melakukan ritual prosesi keberangkatan haji.
Yakni dengan mengundang keluarga besar mereka dan menyembelih sapi sebagai tanda syukur.
Namun semua kini menjadi sia-sia karena janji-janji palsu dari pihak travel haji dan umrah.
"Yang jelas saya mau minta uang saya bisa kembali, itu saja, saya minta uang kembali," tegas Becce.
Diketahui, sejumlah calon jemaah haji (CJH) di Kabupaten Mamuju, Sulbar, berbondong-bondong melapor ke Polda Sulawesi Barat, Sabtu (8/6/2024).
Sebanyak delapan orang calon jemaah haji tersebut terkena tipu oleh salah satu travel haji yang berada di Kecamatan Simboro, Mamuju, Sulawesi Barat.
Sementara itu, Ba Subbid Penmas Humas Polda Sulbar, Brigpol Suhardiman, membenarkan adanya aduan warga terkait kasus dugaan penipuan calon jemaah haji di Mamuju.
"Mereka para keluarga korban sedang berada di SPKT Polda Sulbar," pungkasnya.
Sementara itu, kisah pemulung yang kini berhasil naik haji bersama istri setelah lama menabung juga jadi perhatian.
Kisah perjuangan yang dilakukan oleh pemulung asal Mojokerto, Jawa Timur, ini begitu menginspirasi.
Ia mengungkap caranya menabung agar akhirnya bisa berangkat naik haji.
Setiap orang memiliki perjuangan untuk bisa berangkat haji seperti sosok pemulung bernama Khumaidi Katijan (49).
Meski hanya bekerja sebagai pemulung, tak membuatnya meruntuhkan tekadnya untuk menuaikan ibadah haji ke Tanah Suci.
Kini kisah Khumaidi Katijan viral di media sosial.
Sehari-harinya bekerja sebagai pemulung, Khumaidi Katijan berhasil mewujudkan salah satu mimpi besarnya tersebut.
Sampai detik ini pun, Khumaidi Katijan mengaku masih tak menyangka ia bisa menunaikan ibadah haji.
Tak sendiri, Khumaidi Katijan berangkat bersama sang istri, Siti Fatimah (45).
Dikutip dari jatim.kemenag.go.id pada Selasa (4/6/2024), Khumaidi Katijan bekerja sebagai pemulung barang bekas di TPA Karangdiyeng, Kecamatan Kuterejo, Jawa Timur.
Khumaidi Katijan dan istrinya memiliki dua orang anak dan mereka menabung demi mewujudkan ibadah ini.
Rupanya keinginan untuk naik haji ini pertama kali datang dari sang istri.
Mendengar impian sang istri awalnya Khumaidi sempat pesimis.
Di pikirannya saat itu ia ragu, karena dirinya hanyalah seorang pemulung.
Baca juga: Prilly Latuconsina Curhat Tak Didaftarkan Orang Tuanya Haji, Dikira Bakal Nikah: Papa Salah Prediksi
"Saya ini cuma pemulung barang bekas, biaya haji kan mahal, apalagi kalau berdua," ujarnya.
Akan tetapi, Khumaidi Katijan tetap berusaha meski ia tahu ini bukan hal yang mudah.
"Pada tahun 2011 itu kebetulan tabungan kami sudah terkumpul Rp10 juta.
Awalnya ingin saya belikan tanah kecil-kecilan tetapi saya ingat kalau istri ingin berangkat haji.
Dibantu dana talangan, akhirnya saya bisa mendaftar haji," papar Khumaidi Katijan.
Tak hanya menabung untuk ibadah haji, tapi Khumaidi Katijan juga mengelola uangnya untuk persiapan dana pelunasan.
Hal ini ia lakukan setelah mendaftar haji.
Khumaidi Katijan pun blak-blakan dengan pendapatannya per hari sebagai seorang pemulung.
"Dari memulung, saya bisa memperoleh uang penghasilan seratus ribu atau kalau sedang sepi, ya kurang dari seratus ribu per hari," lanjutnya.
Khumaidi Katijan disiplin dalam membelanjakan penghasilannya.
Ia hanya memakai Rp25 ribu per hari untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sisanya ia gunakan untuk tabungan haji.
Selain bekerja sebagai pemulung, Khumaidi Khumaidi Katijan dan sang istri bikin usaha lain.
Mereka sempat menekuni pembuatan batu merah.
Usaha ini cukup membantu perekonomian keluarganya.
Sayangnya usaha ini berhenti empat tahun lalu karena tanahnya sudah habis.
Rencana berangkat haji ini sendiri sempat terunda tiga tahun karena pandemi Corona.
Sejatinya, Khumaidi Katijan dan Siti Fatimah harus berangkat ke Mekkah pada tahun 2021 lalu, tapi harus ditunda.
"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur tahun ini dipanggil untuk berhaji ke Baitullah," ujar Khumaidi Katijan.
Lebih lanjut, Khumaidi Katijan dan istrinya tergabung dengan kloter 65.
Pasangan ini terbang ke Tanah Suci pada Rabu (29/5/2024), pukul 14.10 WIB.
Khumaidi Katijan ingin mendoakan anak-anak dan saudara-saudaranya.
Ia berharap, keluarga besarnya juga bisa menunaikan ibadah haji seperti dirinya.
Selain itu, Khumaidi Katijan juga berdoa agar keluarganya diberikan kehidupan yang barokah oleh Allah SWT.