TRIBUNJATIM.COM - Belakangan cek khodam tengah viral di TikTok.
Banyak akun TikTok yang membuka layanan cek khodam online di siaran langsung atau live.
Biasanya pemilik akun ini sampai menyebutkan beberapa khodam, misalnya Nyi Blorong, Badut Kecubung, hingga Rawa Rontek yang dimiliki oleh para penggunanya.
Orang yang ingin mengetahui khodamnya, tinggal menuliskan nama pada akun cek khodam saat live.
Lantas bagaimana hukum cek khodam yang kini sedang tren di media sosial tersebut?
Menjawab hal ini, Ustaz Abdul Somad (UAS) memabandingkannya dengan kisah Nabi Sulaiman.
Dilansir TribunNewsMaker.com dari YouTube FodamaraMedia pada Jumat, (28/6/2024) Ustaz Abdul Somad memiliki pendapat yang hampir mirip dengan Buya Yahya.
Namun, pernyataan Ustaz Abdul Somad lebih tegas dan keras dalam hal menyikapi tren cek khodam.
Menurut Ustaz Abdul Somad, manusia tidak boleh meminta pertolongan kepada golongan jin.
"Hukum meminta tolong kepada jin itu tidak boleh. Kalau minta tolong, minta tolonglah kepada Allah. Kalau mohon, mohonlah kepada Allah," ujar Ustaz Abdul Somad.
Bahkan Ustaz Abdul Somad juga menjelaskan karomah Nabi Sulaiman yang bisa memerintah makhluk halus.
Baca juga: Tabiat Slamet Selain Makan 70 Paku Dikuak Keluarga, Hingga Disuruh Sosok Wanita Gaib: Coba Makan
"Kalau ada yang nanya soal Nabi Sulaiman minta tolong pada jin bagaimana? Emang iman kalian sudah selevel dengan Nabi Sulaiman?," ujarnya.
"Nabi Sulaiman itu konteksnya menyuruh bukan meminta tolong. Kasusnya sekarang, dukun itu bukan memerintah, tetapi meminta tolong," ucap Ustaz Abdul Somad dilansir dari kanal YouTube Fodamara Media.
Dengan demikian, dua ulama besar Islam di Indonesia tersebut sepakat bahwa hukum cek khodam adalah terlarang.
Pasalnya hal tersebut bisa mendekatkan diri manusia pada kesyirikan.
Pendapat Antropolog Unair
Menurut Dosen Antropologi Universitas Airlangga (Unair), Biandro Wisnuyana SAnt MA, kemunculan fenomena itu hanya ekspresi media hiburan masyarakat.
“Ini cuma digunakan sebagai have fun aja,” ungkapnya.
Cek khodam online juga menjadi viral karena masyarakat Indonesia sangat suka dengan hal mistis dan cocoklogi (percocokan logika).
Masyarakat Indonesia yang mayoritas Islam, dituntut percaya terhadap hal ghaib.
Baca juga: Dulu Kalah Nyaleg, Kini Nasib Pedangdut ini Alami Hal Mistis, Temukan Gundukan Tanah: Jangan Ganggu
Serta cocoklogi yang dianggap menarik karena secara logika masuk, namun data empiris maupun historis tidak memiliki bukti yang kuat.
Biandro mengatakan bahwa sejak zaman klasik masyarakat Indonesia atau Nusantara telah mempercayai hal-hal gaib, seperti khodam.
Dulunya, masyarakat percaya bahwa khodam adalah entitas tidak terlihat yang memiliki hubungan timbal balik melalui perjanjian dengan manusia.
Mereka juga percaya bahwa ada dua cara untuk mendapatkan khodam, yakni melalui ‘ilmu’ magis dan keturunan.
"Seni pewayangan Gatotkaca juga menjadi bukti adanya kepercayaan terhadap khodam di masyarakat lampau. Cerita peperangan antara Gatotkaca dengan Brajadenta dan Brajamusti dalam penggulingan tahta Kerajaan Pringgadani. Jiwa keduanya kemudian ‘masuk’ ke tangan kanan dan kiri Gatotkaca,"urainya.
Baca juga: Stevie Agnecya Dapat Mukjizat saat Umrah, Santet Tak Tembus di Tanah Suci, Kesaksian Sahabat: Sehat
Baca juga: Dulu Percaya Santet Penyebab Kurnia Meiga Buta, Azhiera Undang Dukun dan Beli Sapi 1 Ton: Ritualnya
Biandro juga berkata bahwa khodam dapat berupa manusia maupun hewan.
Misalnya, cerita klasik Prabu Siliwangi yang masyarakat percaya memiliki khodam berupa harimau putih.
Masyarakat percaya jika khodam yang bersemayam memiliki karakteristik tertentu yang tercermin ke manusia itu.
“Ketika seseorang berhadapan atau berkomunikasi dengan orang si pemilik khodam itu mereka akan segan kemudian mereka akan tunduk,” tambahnya.
Namun, saat ini khodam telah mengalami perubahan makna. Dulu Khodam masyarakat anggap sebagai magis, kini hanya sebagai media hiburan melalui cek khodam online.
Perubahan makna khodam di masyarakat saat ini membuat rasa takut atau kekhawatiran terhadap hal ghaib hilang dan malah menjadi media hiburan.
Adapun dampak negatif yang dapat muncul bagi anak-anak hingga remaja adalah over self confidence atau terlalu percaya diri dengan khodam yang mereka miliki.
"Ketika khodam mereka ‘bagus’ atau ‘keren’, orang-orang malah merasa bisa melakukan segala hal seenaknya sendiri,"tuturnya.
Hal itu juga dapat memunculkan perspektif mengganggu bagi masyarakat yang benar-benar percaya terkait khodam
“Silakan untuk ber-euforia dengan adanya fenomena ini, namun jangan sampai menjadikan hal ini sebagai satu acuan untuk mereka percaya dalam melakukan sesuatu hal. Karena sekali lagi ini adalah sifatnya hiburan dan keabsahan terkait dengan data empirik maupun historis itu masih perlu dipertanyakan,” pungkasnya.
Berita Jatim dan Berita Viral lainnya