Berita Viral

Apip Guru Honorer Pasrah Dibayar Cuma Rp 300 Ribu, Kini Sudah Tak Bisa Jalan, Malu Daftar CPNS

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Apip guru honorer yang dapat gaji cuma Rp 300 ribu ternyata enggan mendaftar sebagai CPNS.

TRIBUNJATIM.COM - Seorang guru honorer bernama Pak Apip belakangan jadi sorotan setelah menceritakan nasibnya.

Apip guru honorer itu ternyata selama ini hanya dibayar Rp 300 ribu.

Bekerja sebagai tenaga pendidik honorer, Pak Apip enggan mendaftarkan diri sebagai pegawai negeri.

Hal tersebut lantaran dirinya merasa malu terhadap para saingannya yang punya status sekolah lebih tinggi.

Beberapa dari mereka bahkan berhasil mendapatkan gelar sarjana.

Akhirnya Apipudin, seorang guru honorer, kini telah memutuskan untuk pensiun dari pengabdiannya sebagai pendidik di sekolah dasar.

Dikenal akrab dengan sapaan Pak Apip, ia tinggal di Kampung Nyenang RT 4 RW 1, Desa Kalaparea, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Pria berusia 67 tahun ini memulai kariernya di SDN Anggarudin pada 2005 dan memutuskan pensiun pada pertengahan 2024 karena alasan kesehatan.

“Saya pensiun karena keinginan saya sendiri. Sekarang di rumah saja karena tidak bisa berjalan tanpa bantuan. Kaki sudah lemas,” kata Apip saat ditemui awak media di rumahnya pada Selasa (16/7/2024) sore, seperti dikutip TribunJatim.com via Kompas.com, Kamis (18/7/2024).

Baca juga: Rela Keliling Jualan Kerupuk sebelum Ngajar, Guru Honorer Pilu Gajinya Tak Mampu Sekolahkan Anak

Bapak dari lima anak ini awalnya menerima gaji hanya Rp 300.000 per bulan.

Namun, seiring berjalannya waktu, penghasilannya meningkat meskipun tetap relatif kecil. Beberapa bulan sebelum pensiun, gajinya mencapai Rp 1,2 juta per bulan.

Meskipun penghasilan tidak besar, Apip tetap menyisihkan uangnya untuk merenovasi rumah.

“Dari uang hasil mengajar dikumpulkan untuk membangun rumah. Ada juga tambahan dari pinjaman,” ujar Pak Apip.

Selama 19 tahun menjadi guru, Apip tidak pernah mendaftar atau mengikuti tes seleksi CPNS dan PPPK.

Apip guru honorer yang malu mendaftar CPNS dan pasrah hanya mendapatkan gaji Rp 300 ribu. (Kompas.com)

Bukan tanpa alasan, Apip merasa minder karena hanya lulusan SMA sederajat, sementara banyak orang lain yang memiliki gelar sarjana.

“Belum pernah ikut seleksi CPNS dan PPPK karena minder dengan lulusan yang cuma SMA, sedangkan orang lain sarjana. Kalau keinginan mah ada, ingin jadi pegawai negeri,” ungkap Apip.

Kini, Pak Apip menghabiskan masa tuanya bersama sang istri di rumahnya.

Empat dari lima anaknya sudah berkeluarga, sementara putra bungsunya belum menikah.

Baca juga: 2 Tahun Lagi Pensiun, Oma Hontong Sang Guru Honorer Baru Diangkat Jadi ASN usai 30 Tahun: Luar Biasa

Kisah inspiratif lainnya dialami oleh seorang penjual gorengan di Sidoarjo, Jawa Timur.

Penjual gorengan di Sidoarjo begitu bangga dengan sosok anaknya yang berhasil mengubah drastis hidup keluarga.

Nasib keluarga di Sidoarjo ini setelah ayah meninggal dunia ternyata terselamatkan berkat sang anak.

Kisah seorang anak penjual gorengan di Sidoarjo berhasil mengangkat derajat serta rejeki keluarganya inipun viral di media sosial.

Pemuda bernama Azward Achmad Badawi itu sukses mengubah nasib keluarga setelah menyelesaikan kuliah di Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat.

Kesaksian disampaikan oleh seorang dosen ITB yang bak punya firasat bahwa anak didiknya itu akan menjadi sukses.

"Gara-gara kuliah, anak penjual gorengan di Sidoarjo kini berubah drastis hidupnya," tulis Dosen ITB, Imam Santoso dalam unggahan Instagram-nya, seperti dikutip TribunJatim.com, Selasa (16/7/2024) via Surya.

Badawi-sapaan akrab Azward Achmad Badawi, berkesempatan mengunjungi rumah dosen Imam Santoso.

Anak guru mengaji di Sidoarjo, Jawa Timur itu ternyata sangat berprestasi.

Ia menceritakan bahwa sang ayah meninggal saat dirinya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). 

Demi menyambung hidup, Badawi dan ibunya berjualan gorengan.

Baca juga: Tak Diakui Orangtua karena Difabel, Penjual Gorengan Haru Dapat Uang Donasi, Berjuang Nafkahi Nenek

"Sejak SMP ia (Badawi) dan ibunya jualan gorengan untuk menyambut hidup," tulis Imam.

Selain jualan gorengan, ibu Badawi juga seorang guru ngaji.

Imam Santoso bercerita, dirinya sempat mendatangi rumah Badawi pada 2009. Firasatnya terbukti setelah melihat Badawi memiliki potensi jadi anak berprestasi.

"Waktu itu aku jadi relawan beasiswa ITB untuk semua (BIUS) dimana semua penerima beasiswa harus di survey satu-satu ke rumah agar tepat sasaran, dari Bandung aku naik kereta dan bus nyambung-nyambung ke beberapa kota karena harus mensurvey banyak rumah," lanjut Imam.

Penjual gorengan bangga anaknya lulus (Instagram)

Badawi pun kuliah di jurusan Teknik Sipil ITB dengan beasiswa tersebut.

Setelah menyelsaikan pendidikannya, Badawi pun berhasil tembus bekerja di Pertamina.

Ia menjabat sebagai Procurement Excellence Center di PT Pertamina (Persero).

Selain kariernya yang mentereng, kini Badawi menjadi tulang punggung keluarga.

"Kini ia telah sukses, ia juga telah berhasil menguliahkan adik-adiknya. Badawi jadi penerang di keluarganya," sambung Imam.

Unggahan itu pun viral di media sosial dan menuai respons positif dari warganet.

Ada juga warganet yang memuji sosok Imam Santoso karena memiliki mahasiswa-mahasiswi yang telah sukses.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini