TRIBUNJATIM.COM - Pemkab memberikan pesan khusus untuk warga yang sengaja viralkan kasus salah hitung yang menimpa sebuah warung sate di kawasan Alun-alun Lama Ungaran Kabupaten Semarang.
Pemkab Semarang yang diwakili Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang minta semua pihak menjaga kerukunan.
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang meminta masyarakat yang merasa dirugikan pedagang, tak segan melapor.
Sebelumnya, di media sosial TikTok beredar video pedagang sate di Alun-alun Lama Ungaran yang ngepruk harga.
"Laporan bisa disampaikan ke medsos dinas terkait, bisa melalui Instagram Diskumperindag, pasti langsung ditindaklanjuti petugas," kata Kepala (Diskumperindag) Kabupaten Semarang Heru Subroto, Kamis (1/8/2024), seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Jumat (2/7/2024).
Heru mengungkapkan bahwa Pemkab Semarang menjamin kenyamanan warga, termasuk pengunjung atau konsumen, yang berkunjung ke Kabupaten Semarang.
"Apalagi kalau kunjungan itu untuk berwisata, pasti yang utama mendapat layanan yang prima," ungkap dia.
Heru menegaskan, untuk para pedagang kaki lima, Diskumperindag juga telah mengeluarkan surat imbauan.
Di antaranya, harus memberikan layanan terbaik, menyediakan daftar menu disertai daftar harga, dan penjual bertenda menjaga kebersihan serta ketertiban.
"Selain itu, juga memantau saluran dan instalasi listrik untuk mencegah kebakaran, tempat mencuci peralatan harus terjaga kebersihannya, dan terpenting menjaga kerukunan serta keharmonisan antar pedagang, tukang parkir, tenaga kebersihan," kata Heru.
Baca juga: Terimbas Warung Sate Viral Tagih Rp534 Ribu, 28 Penjual Minta Maaf ke Pemkab, Nasib Dipastikan Jumat
Sebelumnya memang viral curhatan seorang pelanggan sate dan tongseng yang emosi karena diminta bayar tarif capai Rp 500 ribu.
Peristiwa ini terjadi di warung sate dan tongseng pinggir jalan yang berada di sekitar alun-alun Lama Ungaran, Kabupaten Semarang.
Pelanggan itu mengunjungi warung tersebut pada Kamis (25/7/2024).
"Dia ini penipu semua ini. Lain kali lebih hati-hati jangan pernah makan di sini," ucap perekam video yang merupakan pelanggan tersebut, dilansir dari postingan di akun Instagram @memomedsos.
Perekam video pun masuk ke dalam warung tongseng itu sambil memperlihatkan para penjual.
Ia juga menunjukkan nota pemesanannya yang harus ia bayar sebesar Rp535.000.
Dalam pesanannya, perekam video membeli tiga porsi sate dengan harga Rp60.000 per porsi, tujuh porsi tongseng dengan harga Rp60.000 per porsi, 6 nasi dengan harga Rp6.000 per porsi, 1 es jeruk seharga Rp6.000, dan 2 teh dengan harga Rp4.000 per gelas.
Perekam video merasa bahwa penjual tongseng itu menaikkan harga karena dirinya adalah pendatang.
Baca juga: Sosok Anak Penjual Sate Lolos Masuk Akademi Angkatan Laut, Pernah Gagal pada Seleksi Pertamanya
Dilansir dari Kompas.com, video viral itu awalnya diunggah oleh korban melalui akun TikTok miliknya @aries.girl.
Warganet itu bercerita bahwa awalnya ia bersama keluarga tengah mampir ke Alun-alun Lama Ungaran, Kabupaten Semarang.
Rombongannya yang terdiri dari tiga mobil pelat luar Kabupaten Semarang berisikan 11 orang dewasa dan 3 anak.
"Tapi yang makan cuma enam orang, sisanya jalan-jalan keliling alun-alun sama jajan sosis bakar sama cappucino cincau," ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Senin (29/7/2024).
Sesampainya di Alun-alun Lama Ungaran, rombongannya sempat memilih tempat makan sambil berkeliling.
Hingga akhirnya, mereka pun menjatuhkan pilihannya pada warung tenda "Gotong Royong" dengan pertimbangan dekat dengan tempat parkir mobil.
Pihak pemilik warung sate akhirnya juga mengurai klarifikasi terkait viralnya kasus ini.
Hal itu seperti dilansir TribunJatim.com dari penelusuran di akun resmi Instagram Dinas Kominfo Kabupaten Semarang, Rabu (31/7/2024).
Dalam sebuah video dan foto, Diskominfo menyampaikan agenda pertemuan antara Pemerintah Kabupaten Semarang dengan para pelaku UMKM di kawasan Alun-alun Lama Ungaran Kabupaten Semarang.
Pemilik warung sate dan tongseng 'gotong royong' yang viral lantaran curhatan seorang pengunjung yang kaget ditagih tarif makan sampai Rp 534 ribu akhirnya berikan pengakuan.
Pemilik warung bernama Indarso (70), yang dituduh "ngepruk" harga kepada pelanggan dan membedakan pelanggan akhirnyamemastikan harga jual sate dan tongseng di warungnya masih wajar.
Indarso mengaku bahwa tak ada niat dirinya membeda-bedakan pelanggan baik dari luar kota maupun warga lokal.
Dalam pengakuannya, Indarso menyampaikan bahwa harga yang ia patok selama ini tak pernah berubah.
Apalagi, ia sudah berjualan selama 50 tahun.
Indarso mengaku banyak pelanggannya dari Jakarta dan kota lainnya yang tidak komplain soal harga.
Namun, kondisi berbeda ia dapatkan ketika bertemu dengan penyebar video yang kemudian menjadi viral curhatannya usai diungkap ke media sosial.
Lebih jauh, Indarso menyampaikan permintaan maaf di hadapan Pemerintah Kabupaten Semarang dalam acara Pembinaan yang dipimpin langsung oleh Kepala Diskumperindag Heru Subroto didampingi Kabid Pasar dan PKL Edy Purwanta digelar di lantai 2 Pujasera "Sari Warna", Rabu (31/7/2024) siang.
Dalam keterangan caption akun @diskominfosemarangkab, dijelaskan duduk perkara yang membuat perbedaan pendapat antara Indarso selaku pemilik warung dan pelanggan yang merasa dirugikan tersebut.
"Dia mengakui terjadi kesalahan hitung harga oleh anaknya yang menjaga warung sebesar Rp50 ribu. Yakni Rp534 ribu dari seharusnya bayar Rp476 ribu."
"Namun sudah dikembalikan tapi tetap saja pembeli itu marah-marah."
"Menurutnya harga seporsi sate kambing campur Rp 50 ribu dan daging polos Rp60 ribu masih wajar." seperti dikutip TribunJatim.com dari akun Instagram resmi @diskominfosemarangkab, Rabu (31/7/2024).
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com