Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nurka Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pada perayaan Festival Kue Bulan, kue bulan menjadi salah satu makanan yang wajib hadir.
Sesuai namanya, makanan khas dari perayaan ini adalah kue bulan.
Menyantap kue bulan ini terus berlangsung hingga saat ini. Keluarga besar yang jauh akan berkumpul dan makan bersama.
“Banyak peminatnya di Surabaya, soalnya ini tradisi dan biasanya penyukanya memesan kue bulan klasik,” ujar Executive Chef Ciputra World Surabaya Dale Darryl Laoh ditemui Tribun Jatim, belum lama ini.
Festival ini dirayakan oleh masyarakat Tionghoa setiap tanggal 15 bulan 8 dalam penanggalan Imlek.
Baca juga: Cita Rasa Unik Kue Bulan Eksklusif Vasa Hotel Surabaya, Ada Sarang Burung Walet hingga Jamur Truffle
Secara tradisional kue bulan berbentuk bulat. Kue tipis yang agak manis ini dibentuk dengan isian berbagai macam varian.
Yang paling klasik disebut pasta lotus. Pada varian tertentu, kuning telur asin utuh ditambahkan sebagai lambang bulan.
Saat ini di Surabaya, kue bulan hadir dengan bervariasi karena restoran atau hotel berlomba menghadirkan versi-versi baru.
Seperti yang dihadirkan oleh Hotel Ciputra World Surabaya dengan varian lotus, pandan, red bean, kacang hijau, greentea, cokelat, keju, wijen.
“Kami ada isian yang pakai telur itu permintaan. Yang paling banyak dicari sejauh ini lotus karena itu khas,” ungkap Chef Darryl.
Kue bulan atau mooncake umumnya memiliki tekstur lembut pada kulit dan isiannya.
Chef Darryl menyebut, hal itu menjadi tantangan dalam membuat kue bulan. Kulit kue bulan musti rapat, tekstur yang pas artinya tidak keras dan tidak terlalu lembek, dan melalui proses waktu istirahat semetara (resting time).
“Itu untuk mendapatkan warna, proses resting satu hari setelah dibakar pertama kemudian warna keluar atau belum, jika belum resting lagi satu atau dua hari,” ungkapnya.
Sedangkan membuat kue bulan dengan isian telur asin, disebut, membutuhkan waktu yang lebih lama.
Baca juga: Jadwal dan Harga Tiket Pameran Instalasi Baloon Art Festival di Ciputra World Surabaya
Sebab, isian dibuat terlebih dahulu kemudian membuat adonan kulit dan dicetak pada cetakan dengan lekukan bentuk motif khas Tionghoa kemudian kue dibakar.
“Kalau telur asin, pertama pembuatan telur. sampai jadi dua tiga hari. Kalau telur asin bisa dibilang klasik premium,” ungkapnya.
Kue bulan, disebut, sangat cocok dinikmati dengan teh hijau.
Dengan meminum teh maka akan menetralisir rasa manis dari kue bulan. Dengan begitu, perpaduan kue bulan dan teh terasa lebih sempurna.
Sementara itu, Marketing Communication Hotel Ciputra World Surabaya Stephanie Caroline menyebut varian kue bulan tersedia dalam hampers.
Dalam satu box terdiri dari empat varian yang dapat dipilih sesuai selera.
“Ini sebuah tradisi yang mana pesanan dari individual maupun klien korporasi yang masih mengikuti tradisi,” sebutnya.