Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Blitar menyiapkan sekitar 21 tandon air untuk mengantisipasi bencana kekeringan dampak kemarau pada tahun 2024 ini.
Sejumlah tandon air itu akan diletakkan di wilayah yang mengalami krisis air bersih karena kekeringan pada kemarau.
Kepala BPBD Kota Blitar, Agus Suherli mengatakan, sampai sekarang belum ada laporan kekeringan dampak kemarau pada 2024.
Namun, BPBD Kota Blitar sudah mengantisipasi dengan menyiapkan personel dan sarana prasarana (sarpras) untuk menghadapi kemarau panjang tahun ini.
"Kemarau tahun ini datangnya memang lebih awal, tapi sampai saat ini belum ada laporan warga yang mengalami krisis air bersih di Kota Blitar. Tapi kami sudah mengantisipasi menyiapkan personel dan sarpras," kata Agus, Rabu (21/8/2024).
Dikatakannya, berdasarkan peristiwa kekeringan di Kota Blitar pada 2023, BPBD kekurangan tandon untuk menampung air hasil dropping di masyarakat.
Untuk itu, saat ini, BPBD Kota Blitar sudah menyiapkan sebanyak 21 tandon air yang akan digunakan menampung dropping air di masyarakat yang mengalami krisis air bersih.
"Berdasarkan evaluasi kekeringan tahun lalu, kami akhirnya mengusulkan bantuan tandon air ke provinsi. Tahun ini, kami mendapat bantuan 15 unit tandon air. Sedangkan BPBD sudah memiliki enam tandon air. Jadi total kami punya 21 tandon air," ujarnya.
Baca juga: Imbas Kemarau, 93 Desa di Lamongan Terancam Kekeringan dan Krisis Air Bersih, ini Langkah BPBD
Satu tandon air memiliki kapasitas 1.200 liter.
Tandon air itu akan disebar di wilayah yang mengalami krisis air bersih.
"Tahun lalu, jumlah tandon kami terbatas. Akhirnya kami membuat tempat penampungan air dari terpal," katanya.
Menurutnya, pada 2023, krisis air terjadi di 21 titik di tujuh kelurahan yang tersebar di tiga kecamatan di Kota Blitar.
Ada sekitar lima fasilitas umum dan 514 kepala keluarga (KK) atau lebih 1.500 jiwa yang yang terdampak krisis air bersih di Kota Blitar pada 2023.
"Krisis air bersih paling parah di wilayah Kota Blitar bagian utara. Mudah-mudahan tahun ini tidak terjadi krisis air bersih," ujarnya.