Kebaikan Driver Ojol Bersihkan Jalanan dari Ranjau Paku Oknum, Berjuang Sendirian Setiap Malam

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Driver ojol Papang, membersihkan besi ranjau di Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Selasa (27/8/2024).

TRIBUNJATIM.COM - Setiap malam seorang driver ojol berjuang membersihkan jalanan dari ranjau paku yang sengaja disebar oknum.

Tiap malam, pengemudi ojek online ini menyusuri Jalan Gatot Soebroto, tepat di depan Gerbang Tol Pejompongan, Jakarta Pusat.

Ia berinisiatif membersihkan potongan besi atau ranjau paku berbahaya yang tersebar di jalan tersebut. 

Pria tersebut adalah Papang, seorang driver ojol berusia 42 tahun.

Pada Selasa (27/8/2024) malam, Papang sibuk memegang tali pada magnet yang ia ulurkan ke jalan untuk mengumpulkan potongan besi tajam.

Sesekali, ia menyetop kendaraan yang melintas, mengingatkan mereka untuk berhati-hati.

Di tangan satunya, ia membawa lightstick, memberitahu para pengendara bahwa ia sedang menjalankan 'patroli ranjau'.

Papang menyadari betapa berbahayanya potongan-potongan besi ini di jalanan.

Potongan yang ia kumpulkan berasal dari rangka payung, tersebar di beberapa titik di sepanjang Jalan Gatot Soebroto.

"Ini potongan rangka payung, banyak sekali, secara logika sudah pasti sengaja disebar," ujar Papang.

Kepedulian Papang bermula ketika ia sendiri menjadi korban dari ranjau besi tersebut.

Ban motornya bocor akibat terkena potongan besi.

Saat itu, ia dipaksa menambalnya dengan harga yang tak masuk akal oleh tukang tambal ban di sekitar jalan tersebut. 

"Harga tambal ban Rp50.000 sampai Rp100.000 kalau malam hari. Lucu kan harganya setinggi itu," katanya.

Baca juga: Sosok Darwin Driver Ojol yang Meninggal saat Menunggu Antrean Pesanan, Sempat Ditegur Rekannya

Sejak saat itu, Papang curiga bahwa ranjau besi ini disebar dengan sengaja untuk mencari keuntungan.

Tidak hanya memikirkan biaya yang tinggi, Papang juga khawatir tentang potensi kecelakaan lalu lintas yang bisa terjadi akibat besi-besi tersebut.

"Lihat ini ada rongga udara di besinya. Yang saya takut kan kecelakaan. Makanya saya setiap malam selalu cari besi-besi ini," jelasnya.

Dengan hanya bermodalkan lightstick untuk menjaga keselamatannya, Papang tetap berpatroli, berharap agar tidak ada pengendara yang celaka.

"Ini untuk meminimalisir kendaraan yang lewat dari kecepatan tinggi lah."

"Makanya saya nekat bawa ini takutnya enggak kelihatan terus saya ketabrak," papar Papang.

Papang, usai membersihkan besi ranjau di Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Selasa (27/8/2024). (KOMPAS.com/RIZKY SYAHRIAL)

Papang berharap ada bantuan dari pemerintah setempat untuk mengatasi masalah ini.

Ia telah melaporkan temuan ini ke aplikasi Jaki dan Kelurahan Bendungan Hilir, namun hingga kini belum ada tindak lanjut.

"Apalagi kan tukang tambal ban ini pakai trotoar untuk jualan. Sampai saat ini belum ada tindak lanjut," katanya dengan nada kecewa.

Dengan keteguhan hati dan keberanian, Papang terus menjalankan patroli ranjau setiap malam, menjaga keselamatan pengendara lain di jalan yang penuh bahaya tersembunyi ini. 

Baca juga: Fakta Sosok Darwin Driver Ojol Meninggal saat Antre Orderan, Derita Penyakit, Hidup Sebatang Kara

Sebelumnya, aksi pasukan driver ojol yang menggeruduk tukang tambal ban, beredar viral di media sosial.

Peristiwa ini terjadi di Jalan Letjen MT Haryono, Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur.

Tepatnya pada Sabtu (11/5/2024), sekitar pukul 16.00 WIB.

Salah satu videonya yang viral dibagikan oleh akun Instagram @jakarta.terkini.

Tampak dalam videonya, seorang driver ojol menunjukkan beberapa ranjau paku yang terbungkus plastik.

Sejumlah driver ojol berjaket hijau pun berada di lokasi.

"Diusir sama temen-temen ojol, bapak tambal ban. Ditemukan barang bukti di sekitar lapak tambal ban yang arah ke rumah susun," kata sosok perekam video.

"Hasil nemuin barang bukti nih, rangka payung di lapak tambal ban. Minta tolong temen-temen komunitas ojol merapat," tambahnya.

Hingga artikel ini ditulis, Selasa (14/5/2024), video tersebut telah dilihat sebanyak 50 ribu lebih kali.

Lantas seperti apa peristiwa selengkapnya?

Seorang warga setempat yang menjadi saksi mata di lokasi, Christofer Taliwongso, mengungkapkan kronologi peristiwa.

Kejadian bermula ketika ada driver ojol yang ban sepeda motornya bocor.

Driver ojol tersebut mendorong kendaraannya dari depan Indomobil Hino MT Haryono.

Ia mendorong motornya sampai bertemu tukang tambal ban.

"Nah, dia (ojek online) ini cek-cek. Pas disusuri, 'Nah, ini apa nih?'," kata Christofer, dikutip dari Kompas.com, Senin.

"Barang bukti ketemu (ranjau paku di dalam bungkus plastik)," tambahnya.

Setelah menemukan ranjau paku tersebut, driver ojol ini memanggil teman-temannya.

Lalu peristiwa penggerudukan tukang tambal ban itu pun terjadi.

"Karena ada pengancaman kan, ancamannya itu pas mau ambil barang bukti itu, cekcok," ujar Christofer.

"Habis itu (saat penggerudukan), adiknya tukang tambal ban dipukul," lanjutnya.

Sebuah video memperlihatkan pasukan driver ojek online (ojol) menggeruduk tukang tambal ban beredar viral di media sosial (Instagram/jakarta.terkini)

Karena ramai-ramai, ojek online dan warga setempat membawa tukang tambal ban ini ke Polsek Jatinegara.

"Sampai hari Sabtu sore, orangnya (tukang tambal ban) tidak bersalah."

"Karena enggak ada barang bukti video saat dia (tukang tambal ban) tebar (ranjau)," bebernya.

"Terus enggak ada korban yang mengakui kalau itu pelakunya," imbuhnya.

"Ya sudah, usai dari Polsek ini, dibawa ke Pos RW, biar diusir, biar enggak mangkal di situ lagi, disuruh pindah."

"Nah, barang-barang tambal ban ditaruh sini (dekat Rusun Bidara Cina)," pungkas Christofer.

Sejak kasus ini viral, tukang tambal ban sudah tidak ada lagi di lokasi.

Barang-barang terduga pelaku juga tak terlihat.

Sementara dua pria berkemeja putih yang salah satunya bertuliskan 'polisi' di punggungnya tampak berbincang dengan seorang driver ojol di sekitar TKP.

Diketahui, tukang tambal tersebut berinisial R.

R dan saudaranya dicurigai menebar ranjau paku di Jalan Letjen MT Haryono dari arah Pancoran menuju Cawang.

R sendiri telah enam tahun terakhir membuka usaha di pinggir Jalan Letjen MT Haryono.

Adapun selama periode waktu tersebut, ia juga disebut kerap mematok tinggi harga tambal ban.

Ia mematok harga Rp20.000 terhadap para pengendara yang kendaraannya terkena ranjau di Jalan Letjen MT Haryono.

Pihak kepolisian pun buka suara atas kejadian yang bikin geger warga tersebut.

Kapolsek Jatinegara, Kompol Chitya Intania Kusnita mengungkap alasan Polsek Jatinegara tidak menangkap R setelah peristiwa penggerudukan ini.

Chitya mengatakan, barang bukti berupa ranjau tidak ditemukan dari tangan R dan saudaranya.

Sementara itu, saat sejumlah sopir ojol mendatangi TKP, R bersama saudaranya baru tiba untuk memulai pekerjaannya.

"Selama ini tidak pernah ada orang datang, melapor ke Polsek terkait menjadi korban (ranjau berupa) potongan besi payung, mur, ataupun paku yang kena pada kendaraan roda dua ataupun kendaraan roda empat," ungkap Chitya.

Meski begitu, Chitya memastikan bahwa R bersama saudaranya sudah tidak lagi membuka usaha di pinggir Jalan Letjen MT Haryono.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Jatinegara, Iptu Ibnu Chairul mengatakan bahwa informasi yang diterima kepolisian dari komunitas driver ojol ini kurang tepat.

"Karena tidak ada korban dan tidak ada laporan polisi dan sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Tidak ada pelaku, komunitas, ojol, serta tukang tambal ban membuat (surat) pernyataan bersama," pungkas Ibnu.

Berita Terkini