Berita Viral

Air Mata Ibu Temukan Saeful Anaknya yang Hilang 17 Tahun, Tiap Hari Makan Sampah dan Minum Comberan

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Air Mata Ibu Temukan Saeful Anaknya yang Hilang 17 Tahun, Tiap Hari Makan Sampah dan Minum Comberan

TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah Saeful, anak yang hilang 17 tahun dan bertemu ibu pada akhirnya.

Kisah pria Indramayu asal Jawa Barat ini viral di media sosial.

Sosok yang akrab disapa Pak Saeful ini diviralkan seorang konten kreator bernama Rian.

Rian mengunggah video saat bertemu langsung dengan Pak Saeful melalui akun TikToknya pada Agustus 2024 lalu.

Rian juga mengunggah videonya melalui akun YouTube.

Video yang kini telah ditonton lebih dari 11,8 juta kali itu menunjukkan kondisi pilu Pak Saeful.

Penampilan Pak Saeful terlihat tidak terurus, rambutnya pun sudah mulai menggimbal.

Pakaian yang dikenakan oleh Pak Saeful pun sangat kotor.

Ia juga terlihat tidak menggunakan alas kaki.

Rian mendapatkan informasi dari warga kalau Pak Saeful berada di daerah Cijerah, Kota Bandung selama tiga tahun.

"Perkenalkan ini Pak Saeful, kata warga setempat dia udah berada di tempat ini tiga tahun," kata Rian dalam video tersebut, dikutip dari TribunJabar, Rabu (4/9/2024).

Baca juga: 9 Tahun Cari Anaknya yang Hilang, Ibu Kini Meninggal karena Kanker: Maaf Tidak akan Menemuimu Lagi

Yang paling memilukan, setiap harinya Pak Saeful minum air dari comberan dan makan dari tong sampah.

"Sering minum air comberan dan cari makan di tempat sampah," lanjutnya.

Rian pun membersihkan Pak Saeful, mulai dari mencukur rambutnya.

Hal itu dilakukannya agar ada keluarga yang mengenali Pak Saeful.

Ternyata benar, setelah video Pak Saeful di YouTube diunggah keluarganya pun ada yang mengenalinya.

"Kita bersihin badannya agar ada yang mengenali keluarganya. Setelah ditayangin di YouTube Alhamdulillah ada yang mengenali," sambungnya.

Ternyata Pak Saeful telah hilang selama 17 tahun.

Baca juga: Mbah Anik Jadi Pemulung Sambil Cari Anaknya yang Hilang 20 Tahun, Dulu Kabur dari Rumah Sakit Jiwa

Awal kejadiannya saat Pak Saeful bekerja mencari ikan di laut.

"Dulu cari ikan di laut, terus ada perompak. Karena ketakutan Pak Saeful pun lompat ke tengah laut dan disitu Pak Saeful gak ada kabar selama 17 tahun," ujar Rian.

Rian mengantarkan Pak Saeful ke rumah keluarganya yang berada di Indrayamu, Jawa Barat.

Momen keluarga bertemu kembali dengan Pak Saeful pun penuh dengan tangisan bahagia.

 Bahkan, ibu Pak Saeful pun langsung memeluk erat Rian berterima kasih telah menemukan anaknya yang hilang.

Tangis nya begitu kencang bahkan sampai pingsan.

Dalam video itu juga terlihat penampilan baru Pak Saeful.

Ia sudah terlihat bersih, rambutnya pun telah dicukur lantaran kotor dan gimbal.

Sebelumnya juga viral kisah ibu yang meninggal dunia setelah 9 tahun cari anaknya yang hilang.

Ibu di China itu bernama Li Xuemei (41).

Keinginan Li bertemu anaknya takkan terwujud.

Pasalnya, Li kini telah tiada setelah berjuang melawat penyakit kanker paru-paru.

Anak Li diculik saat bermain pada tahun 2015.

Li pun membuat akun Douyin dalam usaha memudahkan pencarian anaknya yang hilang ini.

Sayangnya Li meninggal dunia pada 19 Agustus 2024 lalu sebelum keinginan terakhir untuk bertemu putranya tekabul.

Wanita asal provinsi Guangdong, Tiongkok Selatan ini meninggal karena kanker paru-paru.

Dikutip dari scmp.com pada Jumat (30/8/2024) via TribunTrends, Li sempat mengunggah video di akun Douyin sebulan sebelum meninggal.

Video tersebut berjudul “Mencari Liu Jiazhu”, yakni nama anaknya.

Baca juga: Kisah Wanita Berhasil Selamat usai 3 Hari Hilang Tercebur Sumur 8 Meter, Bertahan Hidup Pakai Pipa

Li kemudian mengumumkan bahwa kankernya telah berkembang dan menyebar ke tulang-tulangnya.

“Jiazhu, ibu tidak akan menemuimu lagi. Maaf,” tulisnya di postingan tersebut.

Putra Li diculik pada usia lima tahun bersama temannya saat bermain di lapangan dekat rumah pedesaannya, satu hari sebelum Festival Pertengahan Musim Gugur tahun 2015.

Li bekerja di kota Guangdong lainnya untuk menafkahi keluarga.

Ia juga harus membiayai pengobatan putri bungsunya yang didiagnosis autisme pada tahun 2016.

Li lantas menelepon suaminya untuk menanyakan apakah putranya telah memakan kue bulan, camilan tradisional untuk merayakan festival reuni.

Saat itulah ia mengetahui berita memilukan bahwa putra mereka hilang.

Sejak hari itu, Li dan suami, Liu Dongping tidak berhenti mencarinya.

Orang tua Liu Jiazhu telah membagikan ratusan ribu poster orang hilang.

Mereka juga memperluas pencariannya hingga ke wilayah timur laut China.

Selain itu, pasangan ini juga mendaftarkan data DNA mereka ke polisi.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan peluang menemukan putra mereka.

Baca juga: Hilang Seminggu, Pak Camat Tergantung di Pohon Cemara Belakang Sekolah TK, Istri Sejak Awal Curiga

Sebagai informasi, polisi China membuat sistem DNA antipenculikan pada tahun 2009.

Pada tahun 2021, mereka meluncurkan Kampanye Reuni, yang mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk mencari anak-anak hilang.

Basis data ini juga merupakan tempat bagi orang-orang yang ragu tentang identitas mereka untuk menyerahkan informasi DNA mereka dan pencarian di seluruh negara dapat dilakukan untuk menemukan kecocokan potensial.

Sistem ini telah membantu banyak anak Tiongkok yang telah lama hilang untuk menemukan orang tua kandung mereka.

Beberapa orang nyatanya pernah terbantu dan akhirnya bisa bertemu dengan keluarganya lagi setelah bertahun-tahun terpisah.

Orangtua Liu Jiazhu mengatakan harapan mereka meningkat setiap kali orang tua lain dipertemukan kembali dengan anak-anak mereka.

Namun sayang, Li didiagnosis kanker paru-paru di tahun 2022.

Waktu pencarian pun terasa makin menyempit karena penyakit yang diderita Li.

Li menceraikan suaminya setelah diagnosis kanker karena khawatir ia akan menjadi beban tambahan baginya.

Sang suami sudah merawat ayahnya yang lumpuh dan ibunya yang memiliki masalah pendengaran.

Namun sang suami tetap merawat Li dan membiayai sekolah khusus putri mereka yang biayanya Rp5,4 juta per bulan.

Suami Li bekerja di supermarket dan dapat gaji Rp8,6 juta per bulan.

Setelah Li meninggal, sang suami mengatakan dia akan terus mencari putra mereka untuk memenuhi keinginan terakhir sang istri.

Semoga Li bisa beristirahat dengan tenang dan anak mereka bisa segera ditemukan.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini