Berita Viral

Sosok Leonard Madai, Mahasiswa yang Kuliah Bahasa Indonesia karena di Kampungnya Tak Ada Guru Lagi

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Leonard Madai, Mahasiswa yang Kuliah Bahasa Indonesia karena di Kampungnya Tak Ada Guru Lagi

TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial sosok mahasiswa baru bernama Leonard Madai.

Leonard Madai adalah mahasiswa baru Universitas Pendidikan Muhammadiyah Unimuda Sorong, Papua Barat Daya.

Ia mengambil jurusan Bahasa Indonesia di Fakultas Pendidikan Bahasa Sosial dan Olahraga.

Ia berasal dari Distrik Paniai Barat, Kabupaten Paniai, Kelurahan Obano, Kampung Tipakotu.

Video perkenalan pemuda yang akrab disapa Ambulewi ini menjadi viral.

Video kisah mahasiswa baru tersebut viral dibagikan akun Instagram @undercover.id, dikutip TribunJatim.com dari TribunJabar.

Dalam video tersebut, Leonard mengaku lulusan SMAN 1 Paniai Timur.

Leonard Madai saat ini sedang menjadi mahasiswa baru di 

Karena ingin menjadi guru, Leonard mengambil jurusan

Kemudian, Leonard mengungkap alasan dan motivasinya belajar di perguruan tinggi dan kuliah di jurusan Bahasa Indonesia.

Leonard mengaku alasan karena ia ingin menjadi seorang guru karena di kampungnya sudah tidak ada lagi sosok guru.

"Alasannya sa ingin jadi guru karena di kampung tidak ada guru jadi sa daftar guru, alasannya ini,” ujar Leonard Madai.

Baca juga: Ada Ribuan Mahasiswa asal Sidoarjo Dapat Beasiswa, Plt Bupati Subandi: Bakal Digandakan Tahun Depan

Meski singkat, video perkenalan dan motivasi Leonard itu menjadi sorotan publik.

Hal itu lantaran mengingat keterbatasan sumber daya manusia yang terjadi di Papua.

Hingga kini wilayah Papua masih dianggap sebagai wilayah terpencil dan tertinggal di Indonesia.

Baik dari segi infrastruktur dan segi akses pendidikan di Papua dinilai harus menjadi perhatian.

Demikian hal itulah pula yang disoroti sejumlah warganet.

Sejumlah warganet terenyuh karena motivasi  Leonard untuk kuliah itu karena alasan mulia.

Baca juga: Sosok Mahasiswa ITS Manfaatkan Limbah Filter Rokok, Jadi Bahan Komposisi Aspal Agar Tak Cepat Rusak

“Salut Kaka raja Papua menyala Kaka, bukan kaya raja apa gtu lupa”

“Keren banget, gak kayak Fufufafa dan Sang Pisang. Dicariin kerjaan sama Bapaknya sampe ngrubah UU”

“Pilihan bagus jadi guru dari pada jadi polisi”

“Masya Alloh, Muhammadiyah sudah menjangkau Papua, berkah terus pemuda Papua, semoga menjadi penerang bagi masyarakat di sana”

“Semoga Alloh Subhana Wata'ala memudahkan melancarkan semua niat baikmu Dek”

“Muhammadiyah memajukan bangsa”

“Katanya yg 10 tahun sudah membangun papua”

“Kelak,.kau berhak tuntut mereka jika sekarang kau diperlakukan tak adil sodaraku”

Mahasiswi PCU Rancang Desain Busana untuk Bumil

Tak sedikit perempuan yang tetap memperhatikan penampilan saat sedang hamil. 

Hal ini melatarbelakangi Aileana Ariyanti Iskandar, mahasiswi Program Desain Fashion dan Tekstil (DFT) Petra Christian University (PCU) dalam merancang busana tugas akhirnya.

 Aileana memfokuskan pada tampilan gaya busana yang dapat dikenakan oleh ibu hamil.

“Saya juga mengusung zero waste jadi bahan yang digunakan tidak ada yang terbuang. Ini awalnya dari problem tempat magang yang limbah textilenya banyak dan saya lihat bisa dipakai untuk market bumil,” ungkapnya dikonfirmasi, belum lama ini.

Selama menyiapkan karya desain busana tugas akhirnya ini, Aileana melakukan riset pada sejumlah ibu hamil untuk mengetahui kebutuhan busana yang nyaman dikenakan.

 

Ia memilih bahan tencel dengan teksture mirip dengan rayon. Bahan ini memiliki sirkulasi yang baik dan terasa adem sehingga dinilai menjadi pilihan yang baik bagi bumil yang sering kegerahan.

Bahan tencel dipadu dengan lace yang adem dan lembut. Perpaduan bahan ini menampilkan busana dominan pink dan putih.

“Pokoknya busana bumil itu pasti nomor satu bahan yang adem, karena bumil sering keringetan. Sempat tanya-tanya ke mama, dosen, saudara dan beberapa dari tempat magang juga apasih yang mereka inginkan,” ungkapnya.

Detail busana sleeveless dress panjang tanpa lengan, dengan cuttingan longgar tampilan tetap feminim dan bebas bergerak.

Selain dress, Aileana juga membuat setelan atau one set busana bumil. Pasangan celana dan atasan beraksen tali yang bisa diatur panjang pendeknya.

Detail bagian dada menggunakan karet sehingga bisa menyesuaikan bentuk tubuh seiring perkembangan kehamilan.

Baca juga: Nasib Oknum Mahasiswa Surabaya Comot 50 Foto Wanita, Unggah di X dan Beri Tulisan Tak Senonoh

Modelnya beraneka ragam, tetapi mayoritas memiliki kesan yang cute dan timeless. Dikatakan Aileana, agar pemakaian baju bumil tetap bisa digunakan meski setelah melahirkan.

“Soalnya banyak juga yang habis hamil bajunya tidak bisa dipakai,” ungkapnya.

Lima look busana hamil ini didominasi warna pink yang dimaknai sebagai rasa sayang.

Ia mengaku selama enam bulan merancang busana tersebut, harus memperhatikan pemakaian kain tanpa sisa dan menyesuaikan desain model.

Aileana berharap busana ini dapat diminati para ibu hamil dan mempercantik tampilan sehari-hari.

Karya busana ini diperagakan oleh lima model pada event Surabaya Fashion Parade yang digelar pekan lalu di Convention Hall Tunjungan Plaza.

“Semoga dengan busana ini bisa melambangkan banyak cinta dan sayang untuk buah hati, dan nyaman untuk ibu hamil,” ungkapnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini