Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Angka UMKM di Surabaya tumbuh positif selama 10 tahun terakhir. Program digitalisasi yang digagas pemerintah pusat ikut memberikan dampak signifikan terhadap sektor tersebut.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan Palapa Ring sebagai pembangunan jaringan serat optik nasional yang menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Proyek ini bertujuan untuk mewujudkan konektivitas digital yang merata di seluruh negeri.
Di Surabaya, program tersebut telah sukses meningkatkan akses telekomunikasi-informasi, membuka peluang usaha, dan lapangan pekerjaan. Khususnya, di sektor UMKM.
"Digitalisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap UMKM di Surabaya, di antaranya dalam jangkauan pemasaran. Akses pasar lebih luas, karena platform online UMKM dapat menjangkau pelanggan di luar daerah mereka, bahkan internasional," kata Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dikopumdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati, saat dikonfirmasi di Surabaya, Senin (14/10/2024).
Digitalisasi yang digagas Presiden Jokowi berhasil membuka pasar baru. Tak hanya melalui platform marketplace, UMKM dapat menggunakan media sosial untuk promosi.
Mereka bisa berinteraksi langsung dengan konsumen, meningkatkan pengenalan produk secara menyeluruh, serta menarik lebih banyak pelanggan.
"UMKM yang menggunakan sarana e-commerce lebih mudah untuk menjual produk tanpa harus memiliki toko fisik," kata Dewi.
Digitalisasi juga berdampak pada kemudahan perizinan. Pengajuan izin bisa secara online sehingga mengurangi waktu dan biaya, sekaligus lebih transparan.
Baca juga: 5 Sosok dan Harta Kekayaan Menteri Presiden Jokowi yang Menjabat Selama Dua Periode
"Dampaknya juga pada omzet. Tentu, pemasaran secara online menjadikan kegiatan pemasaran lebih efektif dan akses yang lebih luas," katanya.
"Banyak UMKM mengalami peningkatan omzet, terutama di masa pandemi Covid-19 ketika banyak konsumen beralih ke belanja online. Di samping itu, dengan digitalisasi mendorong UMKM untuk menawarkan berbagai produk baru (diversifikasi produk)," tandasnya.
Untuk memastikan produk yang dijual layak, proses sertifikasi juga dilakukan secara masif. Melalui digitalisasi, kegiatan sertifikasi ini berjalan kian mudah.
"Digitalisasi memberikan kemudahan akses informasi mengenai sertifikasi yang diperlukan, sehingga UMKM lebih memahami langkah-langkah yang harus diambil. Pendaftaran lebih cepat, bisa dilakukan secara online, proses cepat, dan mengurangi biaya," katanya.
Dampak positif lainnya, kemudian UMKM dalam mengakses bantuan permodalan. Misalnya melalui platform pinjaman online, UMKM lebih mudah mendapatkan akses pembiayaan.
"Mereka dapat mengajukan pinjaman secara online dengan proses yang lebih cepat. Serta, program pelatihan digital yang ditawarkan secara online, membantu UMKM meningkatkan kemampuan digital mereka, mulai dari pemasaran hingga manajemen keuangan," katanya.
Di Surabaya, pertumbuhan UMKM sebagai dampak digitalisasi menunjukkan tren yang sangat positif. Sebelum digitalisasi, Banyak UMKM bergantung pada penjualan secara langsung/offline dan pemasaran tradisional.
"Apabila offline, pertumbuhan mereka biasanya lebih lambat karena terbatasnya akses pasar, jangkauan pemasaran dan informasi. Data menunjukkan bahwa UMKM yang terlibat dalam e-commerce mengalami peningkatan penjualan yang signifikan," katanya.
Hampir semua jenis UMKM banyak mendapatkan dampak digitalisasi. Di antaranya, produk makanan dan minuman (mamin), terutama pada saat pandemi Covid-19
"Usaha makanan dan minuman, termasuk katering dan restoran, banyak memanfaatkan aplikasi pengantaran dan media sosial untuk pemasaran dan penjualan. Pun dengan fashion dan aksesori, para pengrajin lokal memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produk unik mereka, seperti kerajinan tangan, produk berbasis budaya, dan barang-barang seni," katanya.
Berdasarkan catatan pihaknya, tantangan UMKM ada pada kekurangan memahami teknologi digital. Sehingga, sulit untuk memanfaatkan platform online secara efektif.
Digitalisasi juga memaksa pelaku UMKM untuk cepat melakukan penyesuaian terhadap pasar. Sebab, akses ke pasar yang lebih luas sekaligus berpotensi meningkatkan persaingan sehingga mereka harus berjuang untuk menonjol di antara banyak pesaing.
Selain itu, besarnya modal awal untuk mengakses teknologi turut menjadi tantangan bagi UMKM. Pengadaan teknologi, platform e-commerce, dan pelatihan sering kali menjadi kendala, terutama bagi UMKM yang memiliki keterbatasan modal.
"Tidak sedikit pula UMKM yang khawatir tentang keamanan data dan privasi konsumen. Terutama, bagi UMKM yang belum familiar dengan praktik keamanan siber," katanya.
Menjawab berbagai tantangan ini, Pemkot Surabaya melakukan berbagai upaya untuk mendukung digitalisasi UMKM. Di antaranya, menggelar pelatihan bersama.
Pelatihan tersebut mencakup penguasaan platform marketplace. Sehingga, mereka bisa mengetahui cara mendaftar, mengelola, pelatihan foto produk, sekaligus mempromosikan produk di platform e-commerce.
Dengan kemudahan teknologi dan transformasi digital, Pemkot Surabaya mendorong UMKM meningkatkan kapasitas dan keterampilan. UMKM harus berinovasi dan mendiversifikasi produk mereka agar lebih kompetitif di pasar lokal dan internasional.
"Pemkot juga berupaya meningkatkan jumlah UMKM yang berpotensi ekspor serta UMKM yang mampu menembus pasar ekspor dengan memberikan dukungan informasi, regulasi, dan pelatihan yang diperlukan, sehingga omzet pelaku usaha meningkat," tuturnya.