TRIBUNJATIM.COM - Acara pengajian Maulid Nabi yang berlangsung di dekat rel kereta api di Pekalongan, Jawa Tengah, menjadi sorotan viral di media sosial.
Bagaimana tidak, meski kereta api melintas di tengah acara pengajian, para tamu hadirin tetap melanjutkan acara.
Lantas bagaimana tanggapan PT KAI atas kejadian ini?
Baca juga: Jualan Terasi Cuma Dapat Untung Rp3 Ribu, Mbah Gani Tetap Semangat Cari Nafkah Meski Usia Sudah 83
Diketahui, video tersebut salah satunya dibagikan oleh akun X @BosPurwa pada Selasa (15/10/2024).
Dalam video tersebut, nampak para jajaran jemaah yang berdiri begitu dekat dengan rel kereta api.
Kemudian terlihat kereta api melintas tepat di antara para jemaah.
Jarak antara para jemaah dengan kereta api yang melaju kencang itupun hanya beberapa jengkal saja.
Unggahan tersebut kemudian viral karena banyak netizen yang menyayangkan aksi berbahaya ini.
Hingga artikel ini ditulis, Rabu (16/10/2024) malam, video viral tersebut telah dilihat sebanyak 218 ribu kali.
Manajer Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo mengatakan, peristiwa terjadi di petak jalan antara stasiun Pekalongan dan Stasiun Batang, Jawa Tengah, pada Minggu (13/10/2024).
Rombongan jemaah yang terlihat dalam video sedang memperingati acara Maulid Nabi Muhammad SAW.
Franoto menjelaskan, PT KAI telah menurunkan petugas keamanan untuk berjaga di sepanjang jalur rel kereta api selama kegiatan pengajian berlangsung.
"Petugas Keamanan KAI sudah ditempatkan di setiap titik lokasi yang rawan kerumunan, khususnya di sepanjang jalur kereta api," kata dia, Rabu (16/10/2024), dikutip dari Kompas.com.
Ketika kereta api yang akan melintasi rombongan jemaah tersebut, kata Franoto, petugas keamanan PT KAi akan melakukan penyisiran.
Petugas memastikan agar para jemaah pengajian yang hadir tidak menghalangi laju kereta api di jalur rel.
Selain oleh PT KAI, pengamanan juga dibantu aparat gabungan dari Kepolisian dan TNI setempat.
Lebih lanjut Franoto memastikan, tidak ada rombongan jemaah pengajian yang cedera atau terluka saat perjalanan kereta.
PT KAI juga melakukan penurunan kecepatan menjadi 40 km/jam saat melintasi para jemaah pengajian untuk mengantisipasi terjadinya hal berbahaya.
Adapun penurunan kecepatan dilakukan di sepanjang 500 meter jalur kereta api.
Pihaknya juga menegaskan bahwa dalam dalam Pasal 38 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian disebutkan bahwa ruang manfaat jalur kereta api diperuntukkan bagi pengoperasian kereta api dan merupakan daerah tertutup untuk umum.
Sementara dalam Pasal 181 ayat 1, disebutkan bahwa setiap orang dilarang berada di ruang manfaat jalur kereta api.
Seperti menyeret, menggerakkan, meletakkan, atau memindahkan barang di atas rel atau melintasi jalur kereta api, atau menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain selain untuk angkutan kereta api.
Baca juga: Kesal Jalan Rusak 6 Bulan Tak Diperbaiki Pemerintah, Aan Beraksi Mancing Ikan Lele di Kubangan
Sementara itu di tempat lain, dua orang lanjut usia (lansia) di Blora, Jawa Tengah, melakukan aksi heroik memberhentikan KA Dharmawangsa karena ada rel patah.
Peristiwa tersebut terjadi di petak antara Stasiun Doplang dan Stasiun Randublatung, Blora, Jawa Tengah.
Aksi keduanya tersebut diunggah akun Instagram @cintakeretaapiindonesia pada Senin (7/10/2024).
Pengunggah menulis, dua lansia tersebut warga Dukuh Pengkol, Desa Pengkoljagong, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
"Aksi heroik, lansia memberhentikan KA Dharmawangsa karena ada rel patah," bunyi keterangan dalam video di unggahan.
Hingga Selasa (8/10/2024), unggahan video tersebut sudah mendapat 3.824 likes dan ratusan komentar netizen.
Manajer Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, membenarkan aksi Mbah Jamin (62) dan Mbah Sarmo (66) yang memberhentikan KA Dharmawangsa.
Ia juga mengkonfirmasi peristiwa terjadi di jalur hulu KM 57+1, petak jalan antara Stasiun Doplang dan Randublatung.
Sementara KA Dharmawangsa yang diberhentikan memiliki rute Pasar Senen-Surabaya Pasar Turi via Semarang Tawang.
"Peristiwa ini terjadi pada Minggu (6/10/2024) pukul 17.08 WIB," kata Franoto kepada Kompas.com, Selasa.
Berperan aktif dalam menjaga keselamatan perjalanan kereta api, Mbah Jamin dan Mbah Sarmo kini mendapat ganjarannya.
Mbah Jamin dan Mbah Sarmo mendapatkan uang tali asih masing-masing Rp10 juta.
Selain uang tali asih, dua warga Blora tersebut juga mendapat ponsel, voucher tiket kelas luxury dan eksekutif untuk perjalanan di seluruh wilayah Indonesia.
Kepala Daerah Operasi 4 Semarang, Daniel Johannes Hutabarat berterima kasih kepada Mbah Jamin dan Mbah Sarno atas kepeduliannya kepada lalu lintas kereta api.
"KAI sangat mengapresiasi peran serta warga yang turut menjaga keselamatan perjalanan kereta api."
"Kepedulian mereka sangat berharga dalam mencegah potensi bahaya yang dapat mengganggu perjalanan kereta api," kata Daniel saat ditemui di Stasiun Tawang Semarang, Jumat (11/10/2024).
Untuk itu, dia mengajak seluruh masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam menjaga keselamatan jalur kereta api serta perlintasan sebidang kereta api dengan jalan raya.
"Mari bersama-sama kita tingkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan perjalanan kereta api," ucap dia.
Daniel juga meminta masyarakat agar segera melaporkan setiap gangguan atau potensi bahaya yang ditemukan kepada petugas KAI.
"Selama ini KAI Daop 4 Semarang telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk turut serta menjaga keamanan di sekitar jalur rel kereta api maupun di perlintasan sebidang kereta," kata dia.
Menurut dia, dengan kerja sama antara KAI dan warga masyarakat, keselamatan perjalanan kereta api diharapkan dapat terus terjaga.
"Ini demi kelancaran transportasi dan kenyamanan penumpang," imbuh Daniel.