Berita Viral

Warga Ngamuk Ada Bandar Narkoba Ditangkap, Kantor Polsek Hancur Dirusak, Kapolres: Masyarakat Tenang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar video viral warga serang Polsek hingga hancur.

TRIBUNJATIM.COM - Media sosial dihebohkan dengan kantor Polsek di Sumatera Selatan hancur karena dirusak oleh warga.

Para warga tak terima ada bandar narkoba yang ditangkap.

Padahal polisi membantah pihaknya salah tangkap orang.

Warga lantas mengepung kantor Polsek Pangkalan hingga aksinya viral di media sosial.

Peristiwa ini terjadi tepatnya di Desa Pangkalan Lampam, Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Kemering Ilir, Sumatera Selatan, Kamis (12/12/2024) malam.

Video aksi penyerangan itu dibagikan oleh akun Instagram @palembangkaget, dikutip dari Tribun Jambi.

Baca juga: Curhat Warga Bayar Pajak Cek Aplikasi Cuma Rp 7 Juta di Samsat Berubah Rp 9 Juta, Bapenda: Otomatis

Tampak warga sedang berlarian, diduga mereka hendak memasuki halaman kantor polisi.

Dari video itu terdengar teriakan dari puluhan massa terlihat adanya kerusakan dan pecahan kaca yang terjadi di kantor Polsek Pangkalan Lampam.

Sementara itu dari akun Instagram, @polres_oki mengomentari postingan video penyerangan tersebut.

Diungkapkan oleh akun tersebut jika tak ada terjadi salah tangkap pada kejadian tersebut.

"Terkait video tersebut, kami dari polres OKI menyampaikan bahwa tidak ada salah tangkap. Yang terjadi adalah sat narkoba polres OKI telah menangkap 2 orang terduga penyalahgunaan narkoba," tulisnya.

Dalam penggerebekan tersebut ditemukan barang bukti antara lain, senpira beserta amunisi, bong, pirek kaca dan Sajam.

Tangkapan layar video viral warga serang Polsek hingga hancur. (via Tribun Jambi)

Kemudian terduga diamankan di polsek, sementara anggota Polsek lainnya untuk pengembangan ke TKP lainnya.

Dalam pengembangan mendapatkan terduga lainnya beserta barang bukti satu paket sabu, dan langsung dibawa ke Polres untuk pemeriksaan lanjutan

Kemudian ada beberapa pihak yang tidak terima sehingga melakukan pengerusakan terhadap Polsek pangkalan lampam.

Saat ini kejadian tersebut sedang ditindaklanjuti oleh Polres OKI.

"Polres OKI sangat menyayangkan perbuatan pengerusakan tersebut dan tetap akan menegakkan hukum atas peristiwa tersebut," tulis Admin tersebut.

Saat dikonfirmasi awak wartawan, Kapolres OKI AKBP Hendrawan Susanto membenarkan adanya kejadian tersebut. 

Baca juga: Viral Aksi Heroik Petani Magetan Usir Puting Beliung dengan Sabit dan Takbir, Warga Panik Berlarian

Dijelaskan dia, kerusuhan bermula pasca adanya penangkapan seorang bandar narkoba di Desa Sunggutan Air Besar oleh pihak Polsek Pangkalan Lampam. 

"Kejadian ini sudah kami ketahui sejak sebelum magrib kemarin dan memang sebelumnya ada penangkapan pelaku narkoba di sana," katanya.

Dengan adanya kejadian tersebut, pihaknya melakukan pendalaman terkait motif dan pelaku utama dalam perusakan tersebut. 

"Situasi di sekitar lokasi kejadian masih dipantau untuk mencegah potensi konflik lanjutan. Namun sekarang  keadaannya sudah kondusif," ungkapnya.

Menurutnya, kerusuhan ini menjadi perhatian serius karena mencerminkan keresahan warga yang meluap hingga menyerang institusi penegak hukum. 

"Kami mengimbau masyarakat tetap tenang dan menyerahkan proses hukum sepenuhnya kepada pihak berwenang," pesannya.

Baca juga: Perkara Celana Dalam, Bocah 12 Tahun Dikeroyok Warga & Pak RT, Ayah Pasrah Melindungi Malah Dianiaya

Sebelumnya, kasus serupa keluarga tersangka narkoba ngamuk saat mendatangi Polsek.

Mereka hendak protes soal penangkapan pelaku narkoba.

Namun gerbang Polsek justru dikunci oleh polisi.

Mereka ngamuk berteriak agar mendapat pelayanan.

Adapun peristiwa ini terjadi di Polsek Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Dalam video yang viral di media sosial, keluarga tersangka narkoba mendapati pintu gerbang Polsek Kelapa Gading dikunci.

Karena pintu dikunci, warga tersebut berteriak-teriak di luar gerbang agar mendapatkan perhatian dari petugas kepolisian.

Mereka menganggap polisi tidak mau menerima laporan warga dan hanya duduk saja tanpa melakukan apapun.

"Halo, halo, tolong dibuka dong minta pelayanan. Pangkat-pangkat di pundakmu hanya untuk pura-pura tidak mendengar ya?" ujar pria dalam video tersebut.

Disebut warga tersebut marah karena polisi tidak memberikan mereka kesempatan untuk protes soal keluarganya yang ditangkap.

Baca juga: 3 Hari Terjebak di Sumur, Pria Lemas Tanpa Makan dan Minum, Warga Takut Ngira Suara Tangisan Hantu

Pria itu juga memanggil nama Kanit Reskrim Polsek Kelapa Gading.

"Woi Emir, bisa enggak kita bicara yang baik? Polisi-polisi cuma duduk di kantin," teriak pria itu lagi.

Kapolsek Kelapa Gading, Kompol Maulana Makarom membenarkan peristiwa penutupan gerbang tersebut.

Dia mengatakan pihaknya mengunci gerbang untuk menjaga kondusivitas.

"Di sini kami melakukan keputusan bahwa untuk menjaga kondusivitas, karena ada rangkaian kejadian sebelumnya sempat terjadi keributan di dalam polsek sehingga mengganggu anggota Polsek Kelapa Gading untuk melayani masyarakat," ujar Maulana saat dikonfirmasi, Selasa (26/11/2024), dikutip dari Kompas.com.

Namun, keluarga tersangka merasa tidak terima dan akhirnya membuat konten di TikTok.

Dalam video itu, pihak keluarga salah satu tersangka berteriak-teriak di depan Polsek Kelapa Gading.

"Halo, halo, tolong dibuka dong minta pelayanan. Pangkat-pangkat di pundakmu hanya untuk pura-pura tidak mendengar ya?" ujar pria dalam video tersebut.

Pria itu juga memanggil nama Kanit Reskrim Polsek Kelapa Gading.

"Woi Emir, bisa enggak kita bicara yang baik? Polisi-polisi cuma duduk di kantin," teriak pria itu lagi.

Beredarnya video itu membuat Polsek Kelapa Gading merasa begitu dirugikan.

"Di sini kami merasa menyayangkan ada narasi-narasi yang dibangun dari beberapa pihak sehingga kami merasa dirugikan di sini," ujar Maulana.

Untuk diketahui, video tersebut berawal saat Polsek Kelapa Gading menangkap dua pembeli narkoba jenis sabu.

Saat ditangkap dan diinterogasi, kedua pelaku tersebut mengaku membeli sabu karena disuruh rekannya.

Akhirnya, Polsek Kelapa Gading melakukan pengembangan dan kembali menangkap satu orang pria dan wanita di kamar Hotel Mangga Besar, Jakarta Barat.

Saat ditangkap, ditemukan pula alat isap sabu di kamar hotel tersebut.

Namun, pria itu tak mengaku bahwa alat isap tersebut milik dirinya.

Tapi, karena adanya keterangan dari dua tersangka yang lebih dulu ditangkap dan bukti transferan uang untuk membeli sabu, maka pria itu juga ditahan.

Selama ini, polisi tengah menyiapkan berkas perkara para tersangka untuk diserahkan ke kejaksaan.

Rangkaian proses penyelidikan ini juga sudah dijelaskan ke salah satu anggota keluarga tersangka.

Namun, anggota keluarga tersangka yang ditangkap di Hotel Mangga Besar merasa tak terima dan protes ke Polsek Kelapa Gading.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkini