Berita Surabaya

Masuk Cuaca Ekstrem, Surabaya Mulai Waspadai Cikungunya dan DBD

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Nanik Sukristina, Jumat (10/1/2025)

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemkot Surabaya mengantisipasi penyebaran wabah Chikungunya dan Demam Berdarah Dengue (DBD). Saat ini, kedua wabah ini telah melanda sebagian wilayah di Jawa Timur.

Di antaranya dengan mengantisipasi nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebar DBD dan Aedes albopictus sebagai penyebar Cikungunya. Pemkot tak sendiri, melainkan juga menggandeng sejumlah pihak.

"Melalui promosi kesehatan di tempat-tempat yang mudah dijangkau masyarakat, kami mengajak masyarakat ikut mengantispasi Chikungunya dan DBD," kata Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina, Jumat (10/1/2025).

Pihaknya turut melibatkan perguruan tinggi. UNAIR ikut melakukan survei penangkapan nyamuk dan pemeriksaan jentik dalam penelitian pola temporal dan spasial penyebaran virus Den-V (Dengue Virus) di Kota Surabaya.

"Kami juga bekerjasama melakukan Pengabdian Masyarakat dengan sasaran Kader Surabaya Hebat untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas kader dalam identifikasi jentik," ujar Nanik.

Baca juga: Pemkot Surabaya Gelar Istighosah Agar Bebas dari Wabah Virus HMPV, Sudah Masuk Indonesia

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) melakukan survei perilaku nyamuk. Tujuannya, mengetahui pergeseran perilaku nyamuk Aedes aegypti.

Selanjutnya, Dinkes juga melakukan konsultasi dengan pakar ilmu Penyakit Tropik RSUD Dr Soetomo. Optimalisasi tatalaksana kasus chikungunya dan DBD diharap semakin memudahkan pasien.

Masyarakat bisa turut dalam gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus. "Masyarakat bisa ikut mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti di saat musim penghujan," katanya.

Nanik menjelaskan, hingga kini masih belum dilaporkan adanya kasus Chikungunya di Kota Surabaya. Sedangkan untuk kasus DBD pada awal tahun 2025 menunjukkan kondisi yang masih stabil, terkendali dan terpantau.

Baca juga: Kawasan Jembatan Suramadu Jadi Sarang Peredaran Miras, Pemkot Surabaya Gencarkan Razia

Monitoring dan evaluasi mingguan terus dilakukan secara konsisten dan rutin. Hal ini sebagai langkah antisipasi terhadap pencegahan dan pengendalian kasus Chikungunya dan DBD.

Gejala penyakit Chikungunya hampir sama dengan infeksi DBD. Pasien akan mengalami demam, nyeri sendi, sakit kepala, nyeri otot serta mual dan muntah.

Pada beberapa kasus Chikungunya ditemui adanya nyeri sendi yang dirasakan hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. "Masyarakat yang mengalami gejala-gejala tersebut memeriksakan diri ke Fasyankes terdekat. Namun, diharap tidak panik dan terus menerapkan gaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)," katanya. 

 

Berita Terkini