Berita Surabaya

Pulang Jalan Kaki dari Stasiun Pasar Turi, Warga Surabaya Dilempar ke Sungai Usai Handphone Dirampas

Penulis: Tony Hermawan
Editor: Ndaru Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suli, korban jambret di Surabaya kesakitan kaki kirinya nyeri seperti terkilir usai dilempar ke sungai Undaan oleh komplotan jambret, Minggu (12/1/2025)

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan
 
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Nasib pilu dialami oleh Suli (55), warga Jalan Kanginan Surabaya usai dijabret saat pulang jalan kaki dari Stasion Pasar Turi Surabaya, Minggu (12/1/2025) dini hari.

Insiden penjambretan disertai kekerasan itu terjadi di Jalan Undaan Kulon, Genteng, Surabaya. Mirisnya, korbannya dilempar ke Sungai kawasan Undaan Kulon setelah handphonenya dirampas.

Ditemui di rumahnya, Suli cerita baru tiba di Stasiun Pasar Turi sekitar pukul 23.30 WIB dari Blora, sulit menghubungi anaknya. Pesan ojek online pun tidak bisa caranya. Karena itu, Suli memutuskan untuk pulang jalan kaki.
 
Suli dari stasiun berjalan ke arah Jalan Pahlawan, lalu Jalan Jagalan, dan kemudian Jalan Undaan Kulon. Namun, di depan Gang III Jalan Undaan Kulon, tiba-tiba, Suli dipukul dari belakang oleh tiga laki-laki yang datang dengan dua sepeda motor.
 
“Satu pelaku membekap mulut saya, pelaku lainnya memegang tangan dan mengambil handphone saya. Lalu saya diangkat dan dilempar ke Kali Undaan,” kata Suli.

Baca juga: Tendang Korbannya Sampai Jatuh, Jambret Spesialis Perhiasan Ibu-ibu di Tulungagung Tertangkap

Pelaku kemudian kabur. Suli dengan kondisi sebenarnya mencoba sendiri keluar dari sungai. Namun, karena kesakitan ia hanya bisa teriak-teriak meminta tolong dari sungai.

"Warga banyak yang datang terus ditolongi. Sekarang kaki kiri kayak keseleo dan punggung belakang bekas dipukul itu rasanya nyeri sekali," ujarnya.

Maman, warga Jalan Undaan Kulon III, sempat ikut menolong Suli keluar dari kali.  

Petugas Satpol PP dan BPBD Surabaya juga turut serta dalam proses evakuasi tersebut. Setelah dievakuasi, Suli kemudian diantar pulang oleh Maman. Rencananya Suli akan membuat laporan polisi jika kondisinya sudah membaik

Tergiur Kerja 'Like' Video Malah Uang 11,8 Juta Ludes Dua Hari

Nasib pilu juga dialami mahasiswa di Surabaya. harapannya yang masih kuliah bisa dapat penghasilan sirna.

Uang tabungan miliknya senilai Rp11.800.000 justru raib hanya dalam waktu dua hari.

Semua bermula pada 13 November 2024, ketika Riehan menerima telepon dari nomor 082211737016.  

Seorang perempuan menawarkan pekerjaan daring yang bisa dikerjakan lewat gawai.

Reihan menunjukkan setelah ditipu sudah melapor ke Polrestabes Surabaya, Minggu (12/1/2025) (TRIBUNJATIM.COM/TONY HERMAWAN)

Tugasnya gampang yaitu like 6-7 video dan mendapat bayaran Rp100.000. Komisi dikirim setelah mengirimkan screenshot bukti.

"Saya lupa namanya, tapi suaranya cewek. Saya langsung dimasukkan ke grup Telegram dengan sekitar 100 anggota.  Di sana, saya diberi link video tentang strategi marketing affiliate. Saya kerjakan dan memang mendapat Rp100.000," kata Riehan.

Baca juga: Pulang Jalan Kaki dari Stasiun Pasar Turi, Warga Surabaya Dilempar ke Sungai Usai Handpone Dirampas

Setelah selesai mengerjakan tugas pertama, Riehan diajak join di grup WhatsApp yang lebih privat. 

Di grup itu ada hanya ada 5 anggota. Admin grup, yang mengaku bernama Intan Permatasari dengan nomor 082211737016, menawarkan pekerjaan serupa dengan komisi lebih besar tapi disertai investasi awal Rp500.000 di rekening atas nama Asep Maulana.

"Uang modal dan komisi mulanya balik, bisa ditarik. Jadi saya dapat Rp 200 ribu. Saya saat itu yakin kalau kerjaan ini aman dan real," ucapnya.

Namun, jebakan mulai terpasang. Riehan diberi misi baru dengan investasi yang lebih besar, Rp3.000.000.

Beberapa tugas yang dikerjakan dinyatakan gagal, Riehan pun diancam uang tidak bisa menarik uang dan komisi.

Agar uang bisa kembali, Riehan diminta mengulang tugas. Dengan syarat harus menyetorkan dana sebesar Rp8 juta.

Uang tabungan sejak SMA pun dipakai. Namun, setelah menyelesaikan tugas, admin kembali meminta transfer Rp8.000.000 lagi agar semua uangnya bisa ditarik.

"Saya saat itu masih percaya, berusaha pinjam uang ke mama. Tapi mama sudah curiga, setelah riwayat chat diperiksa saya baru sadar itu penipuan. Total uang yang hilang Rp11.800.000," ungkap Riehan.

Riehan melapor ke Polrestabes Surabaya. Ia juga sempat ke bank untuk mengecek pemilik nomor-nomor rekening yang ditransfer dana.

"Pihak bank tidak memberi informasi di mana tempat tinggalnya. Pihak bank bilang biasanya komplotan penipu memang sengaja menyuruh orang bikin rekening. Setelah jadi ATM dan buku rekening dibawa untuk dipakai untuk menipu," ungkapnya

Berita Terkini