Berita Surabaya

Beda Nasib Bus Listrik Trans Semanggi dengan Suroboyo Bus Listrik yang Jadi Primadona Warga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Antusias penumpang Suroboyo Bus Listrik (SBL) cukup tinggi sejak transportasi umum (transum) ini diluncurkan November lalu. Ribuan penumpang telah mencoba moda yang saat ini melayani jalur R4 (rute Terminal Purabaya - Kampus C Universitas Airlangga (Unair) via Jemursari) ini

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Antusias penumpang Suroboyo Bus Listrik (SBL) cukup tinggi sejak transportasi umum (transum) ini diluncurkan November lalu. 

Ribuan penumpang telah mencoba moda yang saat ini melayani jalur R4 (rute Terminal Purabaya - Kampus C Universitas Airlangga (Unair) via Jemursari) ini.

Data Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya pada November, bus ini telah melayani 15.033 penumpang. Kemudian, pada Desember, meningkatkan menjadi 53.263 penumpang.

"Sejak bus ini diluncurkan pada akhir November 2024, animo masyarakat untuk naik transportasi umum semakin meningkat," kata Kepala UPTD Pengelolaan Transportasi Umum (PTU) Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Eni Sugiharti Fajarsari dikonfirmasi di Surabaya, Minggu (19/1/2025).

Masuk ke 2025, jumlah penumpang telah mencapai 29.249 penumpang hingga pertengahan Januari (Jumat, 17/1/2025). "Jumlah ini relatif meningkat dibanding bulan sebelumnya untuk periode yang sama," kata Eni.

Baca juga: Bus Listrik Surabaya Resmi Berhenti Beroperasi, Beralih ke Bus Konvensional, Mulai Pekan Ini

Mempertimbangkan aspek teknis seperti operasional bus yang ada di rute baru, Eni menilai capaian jumlah penumpang ini cukup baik. "Kami masih optimistis, jumlah tersebut masih akan meningkat," kata Eni.

Seperti halnya dengan Suroboyo Bus diesel di rute lainnya, 11 unit SBL mulai beroperasi sejak pukul 05.30 WIB hingga 22.00 WIB. Tiap unitnya, jumlah penumpang masing-masing bus bisa mencapai 31 orang.

Bus juga dilengkapi sejumlah fasilitas pendukung. Di antaranya, bangku khusus disabilitas, pendingin ruangan, hingga pembayaran secara non-tunai (cash-less).

Baca juga: Bus Trans Semanggi Koridor 3 Surabaya Hentikan Operasional Selama 3 Minggu, Ini Alasannya

Tarif umum yang berlaku Rp5 ribu untuk umum dan Rp2.500 untuk pelajar/mahasiswa. Rute baru juga akan memberlakukan tarif integrasi (pindah koridor lain dengan sekali bayar selama tiket berlaku).

Sedangkan bagi penumpang penyandang disabilitas atau penumpang berusia di bawah 5 tahun dan 60 tahun ke atas juga tidak dikenakan biaya. "Selama Januari, jumlah penumpang untuk lansia mencapai 2.941 orang, untuk penumpang disabilitas sebanyak 164 orang, sedangkan untuk QRIS pelajar sebanyak 6.975 orang," katanya.

Selain itu, Dishub Surabaya juga telah menyiapkan beberapa halte dan bus stop yang tersebar di beberapa titik. Di antaranya, berada di titik strategis, seperti RSI Jemursari, Taman Flora, Unair Kampus A, RS Unair, serta halte integrasi.

Baca juga: Alasan Meningkatnya Jumlah Penumpang Suroboyo Bus pada 2024, Ada Tarif Integrasi Sampai Rute Baru

Rute ini juga akan melewati Terminal Bratang, RSUD dr Soetomo, dan beberapa titik lainnya. Ke depan, Dishub Surabaya masih berpeluang untuk menambah titik pemberhentian.

Sekretaris Dishub Kota Surabaya, Trio Wahyu Bowo menjelaskan bahwa penambahan rute baru menjadi salah satu faktor pertumbuhan penumpang pada 2024 lalu. Diharapkan, fenomena serupa dapat menarik antusias penumpang lebih banyak di 2025.

"Kami mengembangkan layanan dengan membuka beberapa rute baru," kata Trio ketika dikonfirmasi terpisah.

Selain itu, integrasi tarif Suroboyo Bus dengan Trans Semanggi Surabaya (TSS) dan Wira Wiri Surabaya sebagai kendaraan feeder semakin memudahkan penumpang. Adanya penerapan tarif integrasi (tiket terusan) membuat harga tiket semakin terjangkau.

Menggunakan tarif integrasi, tiket Suroboyo Bus bisa digunakan untuk naik lagi secara gratis dalam jangka waktu dua jam. "Selama 2024, kami juga menambah titik integrasi antara Suroboyo Bus, Suroboyo Bus Listrik, Feeder, dan Trans Semanggi," kata Trio.

Nasib SBL tersebut lebih baik dibandingkan Bus Listrik Trans Semanggi Surabaya (TSS) yang dikelola Kementerian Perhubungan. Sebelumnya, Kemenhub secara resmi menghentikan permanen operasional bus listrik Trans Semanggi Suroboyo (TSS) di Kota Surabaya.

Sebagai gantinya, bus listrik TSS yang biasa melayani rute Terminal Purabaya-Kenpark via Kampus ITS tersebut akan diganti bus diesel. Padahal, Bus listrik tersebut merupakan bantuan dari Kemenhub yang bekerja sama dengan PT INKA selaku penyedia sekaligus pembuat unit bus listrik di era Presiden Joko Widodo. 

Berita Terkini